31 Januari 2011

Yang Terlupa (2)

bagian 2:  Siswa Fokus Belajar

Yang ingin saya sampaikan pada bagian kedua ini adalah hal penting yang sering saya lihat di dalam kelas. Karena sering, kemudian menjadi biasa, kemudian menjadi tradisi, bahkan mendapat “legitimasi”, yaitu siswa tidak fokus pada belajarnya sendiri.

Siswa sibuk membandingkan dirinya dengan siswa lain. Siswa belajar hanya untuk kepentingan nilai atau skor. Siswa sibuk dengan pikiran bagaimana siswa lain melihat dirinya. Mereka belajar demi sebuah “penghargaan” bukan belajar demi kepentingan hidupnya. Hasilnya adalah perasaan khawatir yang berlebihan terhadap hasil ujian, perasaan dikalahkan oleh saingan bahkan seringkali hasil belajar itu tidak membekas sedikitpun ketika mereka telah dinyatakan selesai oleh suatu peristiwa bernama ujian.

“Wah, itu kan pelajaran kelas satu, bu.”
"Sudah lupa , pak."

Jika siswa fokus pada belajar, siswa akan memilki ketertarikan untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh dari sekolah. Siswa akan berupaya mencapai kemampuan maksimalnya, akan berusaha memahami apa yang telah dipelajari dan siswa akan menunjukkan perhatian yang terus meningkat terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh guru.

Bagaimana meningkatkan fokus belajar siswa? Tiga hal berikut ini semoga menginspirasi:

1. Kemampuan prima
Salah satu tugas guru adalah melatih siswa mencapai kemampuan prima. Yakinlah, pada setiap diri siswa telah dibekali kemampuan belajar secara alamiah. Guru seperti pelatih atlit, menyiapkan dan mengantarkan siswa berada dalam kemampuan prima setiap hari. Bedanya, jika olahragawan bersaing dengan atlit lain, siswa berlomba dengan dirinya sendiri.

Setiap siswa dapat mencapai kemampuan prima jika dia fokus kepada apa yang telah dia pelajari, pengetahuan apa yang telah dia miliki, keterampilan apa yang telah dia kuasai setelah dia belajar dengan gurunya di sekolah. Kesadaran-kesadaran seperti ini harus bisa diinventarisasi sendiri oleh siswa.

Saya mengusulkan  semacam jurnal belajar personal atau apalah namanya yang berisi rekaman kemajuan siswa yang bisa diperiksa oleh guru  setiap saat.  Berikan kebebasan kepada siswa sendiri untuk mengekpresikan hasil belajarnya pada halaman jurnal agar guru juga mendapatkan feedback yang lebih jujur untuk peningkatan penampilan mengajarnya.

2. Kurangi perhatian mereka yang membandingkan hasil belajarnya dengan siswa lain.
Setiap siswa harus bisa melihat peningkatan kemampuan dirinya dari hari ke hari. Siswa harus mencapai keadaan bahwa mereka belajar atas alasan personal bukan semata-mata persaingan kelas atau sekedar sebuah nilai di dalam rapor, ijazah atau peringkat kelas.

Hal kecil yang sering dianggap bukan masalah adalah cara guru memberi motivasi yang kurang tepat.
“Ayo dong, kalian harus bisa seperti Yeri”.
“Ayo Budi, bisa kan kamu seperti Romli.”
“Wah, pak guru berat ngajar kelas ini, seandainya kalian seperti kelas sebelah, saya akan sangat salut terhadap kalian, ayo tunjukkan kamu bisa lebih baik dari mereka,”

Boleh jadi Yeri, Romli dan kelas sebelah semakin termotivasi, semakin percaya diri. Tetapi hal yang harus disadari juga oleh guru bahwa semangat tiga puluh delapan anak yang lainnya di kelas itu, terjun bebas sampai ke dasar jurang. Semakin sibuk siswa membandingkan dirinya dengan siswa lain semakin berkurang perhatiannya terhadap tugas belajarnya. Siswa akan kehilangan kepercayaan pada kemampuannya sendiri dan menetapkan standar kemampuannya pada kemampuan siswa lain. Lebih baik atau lebih buruk dari siswa lain.

Kenali setiap potensi diri siswa. Berikan kepercayaan kepada setiap siswa bahwa mereka dapat mencapai kemampuan primanya dengan cara fokus kepada tugas-tugas yang diberikan kepadanya, fokus pada feedback  nilaii yang diberikan guru, bandingkan dengan feedback  nilai sebelumya dan dorong siswa menemukan cara terbaiknya sendiri untuk meningkatkan hasil belajar pada sesi berikutnya.

3. Berikan pemahaman kepada siswa bahwa proses belajar sama penting dengan hasilnya.
Prestasi belajar seringkali dipandang secara sempit, yaitu nilai atau skor yang di peroleh siswa. Maka tidak heran, mengapa hasil pembelajaran tidak begitu banyak membawa perubahan pada cara berfikir siswa, logika, gagasan, tingkah laku walau telah belasan tahun duduk di bangku sekolah.  Saya tentu tidak ingin mengatakan bahwa nilai atau skor itu tidak penting, tetapi siswa harus dapat memahami bahwa proses untuk mencapai hasil itu juga tak kalah penting. Dan di dalam prosesnya itu sendiri, telah ada pencapaian-pencapaian (prestasi), seperti kemampuan siswa menyerap  keterampilan dan pengetahun baru dan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.

kisah-kisah di beberapa media seperti berikut, tentu sangat lucu bila kita cermati:
- sekolah mengadakan try out  untuk mengukur kesiapan siswa dalam menghadapi ujian nasional. Skor yang di capai akan menjadi bahan masukan bagi sekolah dan bagi siswa itu sendiri. lucunya, siswa berusaha  'nyontek' mati-matian.
- siswa bunuh diri karena tidak lulus ujian nasional
- guru 'membantu' siswa dengan memberi jawaban di hari ujian nasional
- orang tua siswa datang ngluruk guru ke sekolah karena merasa putrinya tidak mendapat nilai yang mestinya lebih tinggi dari si A, si B,dan si C.
- siswa tidak naik kelas, karena ada dua nilai yang kurang dari KKM. (duh, yang ini bukan kisah lucu,tapi biadab)


Semoga menginspirasi.


Mumbulsari, 30 Januari 2011
Menunggu hujan reda

27 Januari 2011

Yang Terlupa (1)

Seringkali karena alasan target kurikulum, atau merasa hal ini bukan bagian dari kompetensi yang di ajarkan, kita lupa bahwa salah satu peran guru adalah Sang Motivator. Catatan saya berikut ini, semoga menginspirasi para guru, para siswa juga para orang tua dalam menemani putra-putrinya belajar.

Bagian 1: kepercayaan diri dari siswa dalam proses belajarnya.

PDS (Percaya Diri Siswa) adalah kepercayaan atau keyakinan siswa pada kemampuannya untuk dapat memahami atau mengerti pelajaran yang akan diberikan guru, kepercayaan untuk dapat mengerjakan tugas-tugas dari  guru, kebersediaan menghadapi tantangan, juga kebersediaan siswa untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya. Siswa yang mempunyai kepercayaan diri positif, cenderung akan mendapatkan hasil yang lebih baik. Mereka akan lebih antusias, berusaha keras, optimis, dan menikmati kehidupan sekolahnya.

Oleh karena itu PDS merupakan hal mendasar yang dapat menentukan keberhasilan belajarnya. Berikut ini adalah  tiga tip meningkatkan PDS. 

1. Jangan biarkan siswa terperangkap dalam pikiran negatif pada dirinya sendiri.
Seringkali, ketidakpercayaan siswa terhadap kemampuan dirinya dikarenakan mereka terjebak atau jatuh ke dalam “perangkap” pikiran-pikiran negatif tentang diri mereka sendiri.

Perangkap itu antara lain:
  • Selalu melihat sisi negatif dari pada sisi positif dari diri mereka sendiri. 
Siswa yang tidak mampu melihat sisi positifnya, akan terus memunculkan pikiran-pikiran negatif dalam menghadapi proses belajarnya. Contoh: Ketika mereka mendapatkan nilai bagus, mereka berpikir, “ Ah, ini cuma guruku saja yang kasihan padaku”.  “Ah, ini mungkin karena di rata-rata saja oleh guru.”  Jika tidak dihentikan, perasaan-perasaan negatif ini akan terus berkembang, sampai anak ini tidak akan pernah mampu lagi mengenali potensi dalam hidupnya.
  • Itu tidak mungkin, mustahil.
Seringkali saya temukan, bahwa lebih dari separuh siswa di dalam kelas adalah siswa-siswa tanpa kepercayaan diri dapat mencapai seperti yang didapat oleh oleh siswa berlabel “pandai”. Sebagaian besar mereka menganggap bahwa pencapaian sebagian siswa yang lain adalah seperti gunung yang tak mungkin terlewati. Cara pandang seperti ini yang terus menerus, akan membuat siswa melabel dirinya bahwa dia adalah siswa yang tidak pandai, atau dengan malu-malu siswa mengatakan, “ ya, kalo saya gak bisa bu, seperti Evi.”, “saya rata-rata saja, pak. Nggak goblok, ya nggak pinter.”   

2. Dorong kepercayaan diri siswa dengan membagi tugas-tugas sekolah kedalam beberapa bagian kompetensi.

Hal ini saya anggap adalah bagian penting dari cara-cara meningkatkan motivasi belajar di dalam kelas. Siapapun siswa itu, masing-masing siswa harus pernah melewati pengalaman berhasil. Pengalaman berhasil inilah yang akan mendorong siswa mencapai keberhasilan berikutnya. Pengalaman ini akan menumbuhkembangkan kepercayaan terhadap dirinya. Pengalamam berhasil ini akan memberikan rasa antusias untuk menghadapi pengalaman belajar selanjutnya. Apa yang bisa dilakukan guru?
  • Membagi satu kompetensi kedalam beberapa sub kompetensi. Jika dirasa perlu, bagilah sub kompetensi menjadi beberapa sub-sub kompetensi.
  • Hargailah setiap potongan-potongan keberhasilan itu sebagai keberhasilan siswa. Pujilah dengan tidak berlebihan, ucapkan kata salut agar siswa terdorong mendapat tugas yang lebih menatang.
3. Perluas wawasan siswa dalam memandang keberhasilan.

Hal  lain yang sering saya lihat di dalam kelas adalah cara pandang siswa terhadap apa itu keberhasilan, apa itu kesuksesan belajar. Tidak jarang saya mendapat jawaban bahwa mereka tekurung dalam terminologi, keberhasilan belajar itu adalah menjadi yang ‘ the best’ di dalam kelas, peringkat satu di dalam kelas ‘best of the best’, meninggalkan atau mengalahkan siswa lainnya.

Guru harus memberikan pemahaman kepada mereka, bahwa keberhasilan belajar bukan sekedar seperti itu tetapi jauh.. jauh.. jauh.. jauh... lebih luas dari itu. Apa itu? Tunjukkan kepada siswa bahwa keberhasilan itu juga termasuk kemampuan siswa berproses, meningkatnya skill  (keterampilan), meningkatnya kemampuan diri dari sebelumnya, keberhasilan mengetahui atau memahami sesuatu yang baru, terampil dalam dalam memecahkan masalah, kerberhasilan bersosialisasi dalam kelompok , keberhasilan menemukan cara belajarnya yang efektif. Cekatan, cepat tanggap, rasa peduli, perhatian juga adalah keberhasilan.

Dan hal penting, ingin saya tulis dengan huruf kapital  dan tebal: MOTIVASI DAPAT DI PELAJARI DAN DAPAT BERUBAH. JANGAN SEKALI-KALI MELABEL,  ANI ANAK YANG TERHEBAT, ALI YANG TERMALAS, LAINNYA TERGANTUNG ANGIN.

Semoga menginspirasi.

Jember, 27 Januari 2011
Di Pasar Loak Gebang, sambil menunggu jahitan sepatu.

23 Januari 2011

Selamat Datang Fujiyama

Ketika hidup kurang bergairah, jenuh dengan yang begitu-begitu saja, bosan dengan apa yang telah saya dapat juga apa yang telah hilang, biasanya saya menonton film dokumenter karya national geography, BBC dan yang paling sering adalah membaca buku dengan genre catatan perjalanan.

Buku catatan perjalanan sesorang cukup memberikan inspirasi dan  motivasi  kepada saya dalam menjalani rutinitas yang semakin komplek. Membaca lembar demi lembar buku-buku perjalanan, seolah-olah  saya terlibat langsung di dalamnya. Di pesawat, di kereta, di tempat-tempat yang mereka kunjungi, pertunjukan yang mereka ikuti, peristiwa yang mereka alami di antrian tiket, di ruang tunggu, di restoran juga di penginapan. Mereka meyuguhkan fakta dan informasi aktual yang mereka lihat secara langsung dan seringkali dibandingkan dengan daerah asal sang penulis. Terkadang lucu, terkadang haru. Semua itu begitu berkesan bagi saya.

Namun catatan perjalanan yang dibukukan tidaklah banyak. Diantara deretan ratusan buku di rumah saya, ada satu buku yang berisi kumpulan catatan perjalanan yang ditulis oleh Sigit Susanto, di sunting oleh Puthut EA, berjudul ‘Menyususuri Lorong-lorong Dunia’. Buku ini berkisah tentang perjalanan penulis di beberapa negara bersama istrinya claudia beck, seorang perempuan berkebangsaan Swiss (Switzerland).
.
Buku kedua yang saya miliki lebih spesial, ditulis oleh Sunyoto, berjudul 'Fujiyama, Catatan Perjalanan I'. Yang membuat saya kaget adalah buku karya sunyoto ini, berada di deretan buku-buku motivasi di sebuah toko buku diskon. Persis seperti minat saya, membaca buku catatan perjalanan untuk memotivasi semangat hidup. Sungguh ini baru yang pertama dari puluhan toko buku yang sudah saya kunjungi.  Sebuah buku catatan perjalanan seseorang yang dimaksudkan untuk memberikan motivasi kepada pembacanya.

Buku ini bukan bercerita tentang pendakian gunung fujiyama.  Buku ini berkisah tentang perjalanan Sunyoto di negeri matahari terbit. Negeri yang pernah berlabel penjajah di negeri penulis buku. Detail-detail tentang Jepang dia uraikan, dia suguhkan kepada para pembaca sambil merefleksikan nilai-nilai hidup, keteladanan dan semangat juang.

Kehadiran buku ini menjadi penting untuk di baca oleh siapa saja. Buku ini unik, karena tidak hanya menuturkan catatan perjalanan, tetapi banyak sekali pesan moral yang disampaikan. Melakukan perjalanan sambil membaca kebesaran Tuhan, mensyukuri nikmat yang telah kita terima, mendorong kita pada kata arif dan bijaksana, “ hari ini harus lebih baik dari  hari kemarin”. Seperti puisinya yang terinspirasi ketika melihat Fuji Yama,

Alhamdulillah
Atas ijin-Mu kusaksikan dengan mataku
Hamparan putih salju
Bertebar di kiri kanan jalanku
dingin raga kepulkan asap lewat mulutku
Membuka keyakinan akan kebesaran-MU

Subhanallah
Kau perkenankan aku hadir di situ
Di puncak fujiyama aku terharu
betapa kecilnya aku
kotor dan lemah di hadap-Mu

Pintaku jangan halangiku
Tuk mendekat-Mu

Selamat datang Fujiyama di perbukuan nasional. Selamat datang penulis baru.

22 Januari 2011

Untuk Sahabat Saya Yang Sering "Menghina" Saya Agar Kelak Jadi Mendiknas (maaf..pak m.nuh)

kesempatan itu terjadi tahun 1998. saat mahasiswa menduduki gedung DPR dan menurunkan Soeharto. kita tak pandai mengambil momentum itu untuk melesat menuju cita-cita para pendiri republik ini.
apa yang terjadi?
Pada saat ruang reformasi itu tidak dimanfaatkan secara maksimal, para pemegang satus quo berhasil melakukan konsilidasi dan mengatur strategi yang lebih solid. akibatnya, sekarang pungutan liar (pungli) dilakukan secara lebih terbuka mengarah kepada semi legal.

ini lingkaran setan. kemiskinan, kebodohan dilestarikan penguasa dengan cara memberi UANG TUNAI kepada rakyat miskin, memberi dana BOS untuk sekolah, memberi uang tunai kepada siswa miskin(BKSM) dll, yang jika kita tahu itu, tujuannya adalah mengabadikan kursi empuk alias kekuasaan. maaf.

apa yang lebih baik versi saya:
1. bantu rakyat miskin, dengan menutup pabrik rokok, atau minimal mengurangi dengan cara yang bukan main-main, misalnya:
  • siswa miskin tidak akan pernah mendapat beasiswa, jika bapaknya seorang perokok.
  • rokok eceran dijual di tempat terbatas dan berijin, dengan harga minimal kisaran Rp. 5.000 perbatang.
(jangan bicara meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejateraan rakyat dengan mengabaikan komsumsi rokok terutama bagi orang miskin secara nasional. faktanya, orang miskinlah yang paling banyak mengkonsumsi rokok, termasuk saya. analisis ekonominya, jika orang miskin membeli 1 pak rokok 'jelek' dengan harga rp.3.500 saja per hari, satu bulan rata-rata akan mengeluarkan Rp. 105.000, atau sekitar 630.000 dalam enam bulan setara dengan SPP per semester pascasarjana universitas negeri malang. masih kembali rp.30.000.

2. bantu rakyat miskin dengan menciptakan kesadaran baru bahwa kebutuhan mereka setelah perut adalah menyekolahkan anak. (panggil ke kelurahan atau balai desa bagi orang tua yang coba-coba tidak menyekolahkan anaknya)

3. bantuan layanan kesehatan juga tabung gas (konversi mitan ke gas) hanya akan diberikan kepada orang miskin yang punya anak sekolah atau kepada mereka yang memang miskin tidak punya anak


4. batasi penjualan sepada motor dengan cara tidak ada uang muka rendah. minimal separuh harga, sekitar 6 juta.

5. tegaslah pada bentuk tayangan televisi yang hanya mendorong nafsu konsumtif. alihkan mereka agar naluri 'kewirausahaan' bangkit.

6. berikan beasiswa bagi anak miskin yang berprestasi, jangan pukul rata. jangan yang muluk-muluk, hargai prestasi mereka walau hanya juara renang, menang lomba gasing tingkat RT harus diakui sebagai prestasi.

7. murahkan buku-buku dengan cara subsidi kertas dan penerbit. percetakan negara harus diberi tugas ini.

8. dorong orang-orang di universitas, di sekolah-sekolah untuk menterjemahkan buku-buku internasional.

9. perkuat HANSIP (bukan tentara), dorong ibu-ibu PKK untuk memahamai apa itu kemiskinan, pendidikan, dan bekal teknis pekerjaan sebagai relawan.

10. budayakan ”berbagi” sesama. misalkan, guru atau dosen berstatus pegawai negeri, merelakan rp. 10.000 setiap bulan untuk mendukung program pendidikan.

ilustrasi untuk kabupaten jember: ada sekitar 11.000 guru PNS, jika mereka rela menyerahkan rp.10.000 saja, akan ada uang setiap bulan rp.110.000.000  atau rp.1 milyar 320 juta setahun atau akan ada 27 taman baca layak bagi orang miskin dan anak-anaknya atau 81 unit dalam tiga tahun meyebar di 31 kecamatan. taman-taman baca ini akan dikelola oleh para sukarelawan yang bisa di comot dari sahabat, rekan-rekan saya para mahasiswa FKIP universitas jember (semoga mau).

11. Pentung pake spidol orang-orang yang coba-coba ngakali fakir miskin dan anak terlantar, karena dia menyakiti negara.

"saya tulis catatan ini, saat berkunjung ke TKBM (tempat kegiatan belajar mandiri) SMP terbuka yang menginduk ke SMP negeri 9 jember sekitar 4 minggu yang lalu. saya lupa menulis tanggalnya."

Andai Kau Jadi Pacarku

aku ingin mengajakmu berkeliling, menyaksikan dan mengetahui adat isitiadat dan budaya orang lain, mengunjungi tempat-tempat terkenal seperti borobudur, machu pichu, taj mahal, eiffel  dll.

kelak kita akan terlibat di acara bullfight di mexico dan spanyol, memotret acara oktoberfest di munich. suatu saat nanti ketika kau bersamaku, kita akan menghabiskan waktu sabtu minggu memancing di irlandia, atau kita akan meluangkan waktu tiga sampai empat hari, camping di alam terbuka. dan kita akan berada di kapal pesiar selama seminggu menuju miami yang romantis.

papuma (pasir putih malikan) jember, east java, indonesia
aku dan kamu juga di senggigi. di bali kita tak henti bercerita tentang sunset  kuta, ngaben, pura dan kita memakai sarung bali dan bunga cempaka di salah satu festival di sana.

aku juga akan mengajakmu mengunjungi kerabat dan keluargaku, tempat orang tuaku dimana mereka dilahirkan, kita akan minum teh di rumah teman-teman lamaku di seluruh dunia, teman-teman waktu aku di sekolah. kita akan mengunjungi makkah, madinah, mesir juga yerusalem, dan kita akan selalu bergandengan tangan di sepanjang malamnya, dibawah sinar bulan.

pada bulan juli agustus (karena bulan-bulan ini waktu yang tepat) kita akan bersantai di pantai pantai italia dan spanyol. kita juga akan melakukan perjalanan untuk tujuan kesehatan ke singapore, china dan tibet.

dan pada suatu saat nanti, kita terlalu sulit melupakan kenangan kita bersepeda di eropa, juga saat-saat kita menikmati arung jeram di colorado, penssylvania dan arizona.

dan buku harian kita penuh dengan cerita bahagia.


(catatan ini di adaptasi dari makalah saya berjudul" multi efek industri pariwisata" yang saya presentasikan pada kegiatan "pembinaan pramuwisata muda tahun 2002", tanggal 25 juni 2002 di aula hotel jember indah. kegiatan ini di selenggarakan dan di danai oleh dinas pariwisata dan kesenian kabupaten jember)

(membaca catatan saya diatas, saya bermaksud meyebutkan alasan-alasan orang melakukan perjalanan wisata, sebagai dasar para pengambil kebijakan pariwisata membagun daerah tujuan wisata)

21 Januari 2011

Media Belajar Mengajar Di Kelas Super Inspiratif

catatan berikut adalah untuk rekan-rekan saya, sahabat-sahabat saya yang tidak seberuntung saya dapat mengajar di kelas-kelas super canggih dengan fasilitas, laptop, audio-vidio visual, powerpoint, flash, layar sentuh, interactive board, boardmarker, whiteboard, LAN (local area network), WIFI, unlimeted internet access, flat / LCD TV, air condition, lantai berkarpet, remote control dll, di setiap ruangnya (rintisan sekolah bertaraf international).

kalian mengajar dengan lesehan, membawa jatah dua batang kapur tulis, seringkali tanpa meja, cendela tanpa kaca, saya melihat dengan mata kepala sendiri. kelas kalian kalah canggih, tetapi kelas saya kalah spirit dengan kelas kalian. memang kelasmu tanpa powerpoint, tanpa laptop, tetapi kelas saya kalah humanis dengan kelasmu.

begitu yang ingin saya tulis untuk kalian, dan untuk saya sendiri.

tehnologi seringkali di artikan dengan peralatan baru dan canggih, komputer, LCD, dan wireless (tanpa kabel). seringkali guru terlena, sekolah seringkali hanya tertarik memikirkan hal-hal  besar, melupakan hal-hal sederhana yang justru sangat diperlukan bagi warga sekolah (baca:siswa).

guru seringkali berfikir bahwa tehnologi itu adalah komputer canggih dan nirkabel, sopan santun dan moral selalu wilayah agama, kelas unggulan adalah kelas bertaraf internasional, pembelajaran menarik kalau pakai LCD, powerpoint, dll. melupakan bahwa selembar bungkus kosong bekas sampho shacet dapat menjadi media belajar yang dahsyat, media paling dekat dengan kehidupan siswa utuk belajar (murah seringkali gratis untuk mendapatkannya).

ada bahasa inggris disana, ada logo korporasi lengkap dengan 'tag line'nya, ada desain grafis, ada harga (nilai), ada poin-poin 'marketing', nomor telp layanan konsumen (free toll: saya pernah iseng nanya ke 2 siswa sma tentang ' what do you know about 'free toll?, jawabannya 'i dont know' tuh), ada barcode (what is it?),  bahan (apaan nih: water, sodium,  laureth, dodecylbensenesulfonate, sulfat, cocamydopropyl, betaine dll) ada kampanye lingkungan sehat (cara penanganan sampah), apa netto (ml/ukuran)?, ada cara penulisan alamat lengkap yang tepat dan benar dan banyak lagi di selembar bungkus kosong itu.

selanjutnya, adalah tugas guru menghubungkan semua informasi dan pengetahuan itu dengan kurikulum kemudian mengemas kegiatan kelas menjadi interaktif dan menarik. dengan demikian, siswa merasa belajar sesuatu yang berhubungan dengan hidupnya, siswa akan merasa bahwa belajar adalah sesuatu yang berarti untuk dirinya, untuk masa depannya.

itu baru dari satu lembar bekas sampho sachet. informatif dan tentu up to date.

(minggu lalu saya melihat kawan saya koreksi soal try out ujian nasional (mungkin bahasa inggris) di mejanya yang memakai jadwal dan tarif penerbangan 'sempati air', sebagai ilustrasi soal.  entah karena guru itu tidak tahu atau malas bikin soal baru, yang nyata-nyata 'sempati air' itu sudah tidak beroperasi sejak 5 Juni 1998. (12 tahun yang lalu). perusahaan itu dinyatakan pailit alias bangkrut oleh pengadilan niaga jakarta pusat tanggal 5 Juli 1999).

semoga menginspirasi.

Bagi Saja Menjadi Dua (bagian 2)

dia bukan orang jawa, tetapi dialah orang yang di catat dalam nagarakretagama, beberapa serat dan prasasti menentukan sejarah jawa.

begini ceritanya:

kira-kira berumur 17 tahun, pemuda ini berangkat dari bali untuk menikahi dua putri sekaligus, sri dan laksmi, putri pamannya, raja medang, dharmawangsa. Pemuda itu adalah putra raja udayana, raja bali, dari permaisuri mahendratta, adik dharmawangsa.

namun, malam pernikahan itu tak seindah yang dibayangkan. malam itu adalah malam petaka. saat orang-orang menikmati kerasnya arak, gamelan yang menghentak, aneka warna kue istana dan wanita-wanita yang mempesona, kerajaan sriwijaya meyerang keindahan malam pertamanya. malam itu dilukiskan dalam beberapa serat, tanah jawa berubah menjadi lautan darah. sang raja, dharmawangsa dan  hampir semua pejabat istana termasuk patih, menteri-menteri dan permaisuri, tewas. pralaya (malapetaka) ini terjadi pada 928 tahun saka atau sekitar tahun 1006.

pemuda itu dan kedua istrinya memang tak sempat lagi memikirkan malam pertamanya. namun atas bantuan mpu narotama dan beberapa pengawal, pasangan pengantin itu lolos dari sergapan tentara sriwijaya dan sekutunya. mereka bersembunyi di sekitar gunung prawitra (penanggungan) dan untuk bertahun-tahun lamanya mereka menyusun kekuatan untuk merebut kembali kerajaan mertuanya.

di sekitar gunung ini, pemuda itu membuktikan kehebatannya dengan membangun kota baru bernama: watan mas. dibangunnya kota itu dalam hanya sekitar tiga tahun. rakyat mendukungnya dan memintanya untuk kembali membangun kerajaan dharmawangsa. seiring dengan melemahnya kerajaan sriwijaya, dia semakin leluasa menaklukkan musuh-musuhnya dan dengan sendirinya ingin menaklukkan seluruh jawa.

kemudian kota dan kekuasaan dipindahkannya ke kahuripan (sekitar sidoarjo), kemudian dia dikenal sebagai raja kahuripan dengan gelar Sri Maharaja Rakai Halu Sri Dharmawangsa Airlangga Anantawikramottunggadewa, atau raja airlangga, yang bertahta sejak tahun 1009. 

airlangga begitu dicintai rakyatnya. raja ini mengajarkan toleransi kehidupan beragama (hindu syiwa dan buddha). dia membangun sri wijaya asrama pada tahun 1036, dan setahun kemudian  membagun bendungan waringin sapta untuk mencegah banjir, memperbaiki akses jalan, membangun tempat-tempat peribadatan dan memperbaiki pelabuhan hujung galuh di hulu kali brantas (dekat surabaya sekarang). pada tahun ini juga, mpu kanwa menulis arjuna wiwaha yang di adaptasi dari epos mahabharata, yang merupakan kiasan kisah airlangga dalam menaklukkan musuh-musuhnya. 

dan malam petaka itu terkenang dalam prasasti pucangan (calcutta stone), sebagai malam pesta perkawinan berdarah. pengantin yang lolos dari terkaman musuh kemudian berhasil menjadi raja yang di cintai rakyatnya. pemuda itu, airlangga, yang namanya mempunyai arti 'air yang melompat', lahir pada tahun 990, akan segera berhadapan dengan masalah klasik kekuasaan: suksesi.

permaisuri melahirkan seorang putri, sanggramawijaya tunggadewi, sebagai pewaris tahta kerajaan kahuripan. namun, sejarah mencatat, sang putri mahkota tidak tertarik dengan kehidupan politik istana dan lebih memilih untuk menjadi seorang pertapa yang kelak di kenal dalam legenda 'dewi kili suci dan gunung kelud'.

airlangga bingung, berjalan berputar-putar di taman istana dari pagi sampai pagi lagi. dipegangnya kepala berkali-kali, melamun, menerawang lagit dan berjalan lagi, dipegangnya kepalanya lagi. pewaris syah kerajaan menolak bertahta. sedang kedua putra yang di dapatkan dari para selir bersaing berebut singgasana. airlangga memanggil penasehat kerajaan, mpu bharada, mengutusnya ke bali untuk mengabarkan bahwa salah satu putrnya akan berkuasa di pulau itu, mengingat airlangga adalah keturunan raja bali. namun, bali menolah mentah-mentah.

tak ada pilihan lagi. pada suatu sore yang mendung di ahir bulan november tahun 1042, airlangga mengatakan dengan tidak lembek, "bagi saja menjadi dua". dipanggilnya mpu bharada untuk menetapkan perbatasan antara bagian barat dan timur. peristiwa ini di kabarkan dalam Serat Calon Arang  dan Nagarakretagama. terbentuklah dua kerajaan baru. kerajaan barat disebut kerajaan panjalu atau kadiri atau kediri yang berpusat di kota baru, Daha, diperintah oleh sri samarawijaya. sedangkan kerajaan timur disebut kerajaan jenggala berpusat di kota lama, kahuripan, diperintah oleh mapanji garasakan.

kemudian airlangga meninggalkan semua yang telah dibangunnya. dia menjalankan kewajiban suci untuk mengahiri hidupnya. dia bertapa menjadi pendeta, kemudian menghilang tak diketahui pasti tahun wafatnya, kemudian perang saudara mengancam pecahan kerajaannya.

catatan:
dalam prasasti pamwatan (bertahun 1042), sesungguhnya kota daha sudah ada sebelum kerajaan kadiri berdiri. Daha merupakan singkatan dari dahanapura, yang berarti kota api. sehingga ada kemungkinan bahwa kerajaan kahuripan telah berpindah ke daha sebulan peristiwa pembagian.


17 januari 2011
ruang pokja PSG smk negeri 1 jember

Bagi Saja Menjadi Dua (bagian 1)

dia kebingungan karena dia harus segera menjalankan kewajiban, meninggalkan semua yang telah dibangunnya.

maka diutuslah seseorang menyeberangi selat bali. sungguh dia orang hebat karena menurut cerita, utusan itu berkendara di atas daun nangka menyeberangi selat. utusan itu menyampaikan bahwa seseorang akan bertahta di pulau itu. bali menolak mentah-mentah.

maka dia yang kebingungan, membaginya saja menjadi dua: bagian timur untuk yang sulung dan bagian barat untuk yang bungsu.

bagian barat semakin berkembang, bagian timur semakin susut dan akhirnya barat menyerang timur. lama kelamaan barat juga runtuh. dan yang terakhir ken arok berhasil memindahkan kerajaan ke Singosari.

Prestasi terbesar yang di catat singosari pada saat di pimpin oleh kertanegara adalah keberhasilan mempersatukan nusantara dan visinya membangun negara maritim. namun, keturunan penguasa yang di tumpas arok, berhasil merebut kembali kerajaan dan memindahkannya lagi ke asalnya (kerajaan kadiri atau kediri) dalam sebuah petempuran dahsyat yang menewaskan kertanegara dan sang putra mahkota berhasil melarikan diri, menyeberangi selat, menuju pulau madura dan mendapat perlindungan dari adipati songgennep (sumenep, saat ini). kelak dia dikenal dengan sang ahli siasat, raden wijaya (dalam buku-buku sejarah SD), raden harsawijaya (dalam pararaton atau kitab raja-raja), dyah wijaya (dalam nagarakretagama atau negara dan tradisi) sebagai pendiri kerajaan majapahit, bertahta sejak tanggal 12 november 1293 (dalam kidung harsa wijaya).

dia yang kebingungan saat itu, adalah raja agung nan bijak, raja yang dicintai rakyatnya, ahli pertanian dan irigasi, ahli hubungan internasional dan taat beragama. dialah CRIMAHARAJA RAKELAHU CRILO-KESWARA DHARMAWANGSA AIRLANGGA ANANTA WIKRAMA-TUNGGADEWA atau raja airlangga.

namanya diabadikan menjadi nama sebuah universitas di surabaya, sebuah lembaga pendidikan tinggi pertama di kawasan timur indonesia sekaligus universitas 'biaya termahal' di beberapa kawasan belahan dunia. universitas airlangga.

di rumah simbokku, glantangan, minggu 16 januari 2011

(background: lama tidak berkegiatan dengan anakku, syahdan, saya berencana akan camping di sekitar lapangan golf glantangan bersamanya. sabtu sampai minggu. kami menyiapkan dua tenda, ikan laut, jagung, ketela pohon, lampu badai, jaket, sleeping bag, senter, tali, autan, parafin, sereal, kopi, gula, roti sisir, aroma therapy, dan tentu survey lokasi. nah, kira-kira sabtu jam setengah lima sore, saya menelepon syahdan, jawabannya," pa, campingnya gak jadi, aku ke kediri, ini sudah sampe malang." cerita di atas mungkin bisa menemani perjalanan anakku menuju kediri, kota tahu. tapi aku lebih suka menyebutnya kota api.)

Lima Puluh Lima Tahun

Setahun yang lalu, di rumah kontrakan malang, saya menulis catatan di facebook tentang pentingnya merayakan hari ulang tahun sekolah. Catatan itu berjudul “Ulang Tahun Sekolah Kita - Surat Terbuka untuk Rizal dan Basori, Siswa Sekaligus Sahabat Saya". Hari ini (23 Desember 2010) - setahun kemudian - telah terselenggara kegiatan peringatan hari kelahiran SMK NEGERI 1 JEMBER yang begitu meriah dan mendapat respon dan antusias yang cukup tinggi dari seluruh warga sekolah. Peringatan hari ulang tahun sekolah yang pertama setelah sekolah berumur 55 tahun. Catatan saya itu mendapat respon beragam dari guru-guru termasuk yang diungkapkan secara lisan kepada saya, apakah gak takut mengkritik kepala sekolah? Saya jawab tidak. Bahkan saya men‘tag’ (menandai) catatan itu ke akun facebook kepala sekolah. Karena bagi saya, berpikir kritis tidak sama dengan berpikir sinis. Dalam catatan itu saya mengkritisi sekaligus menawarkan solusi. Dan bukan hanya sekolah ini satu-satunya yang kurang perhatian terhadap hari jadinya, terlalu banyak.

Tentu ada kerja keras yang luar biasa dari manajemen sekolah, kepala sekolah, kesiswaan, OSIS, unit-unit ekskul untuk mewujudkan acara sehebat itu. Ada acara pelepasan balon, demo beragam kegiatan ekskul, kue tar, tenda, baliho, sound system, sponsor, undangan, konsumsi dan tentu pasukan paskib yang mengibarkan bendera merah putih sebagai tanda di mulainya acara.

Kepala sekolah sangat antusias, datang pagi sekali dan telah rapi dengan baju batik warna maron, lengkap dengan nama dada dan pidato yang mendapat tepuk tangan luar bisa dari siswa dan seluruh hadirin di areal lapangan tengah. Isi pidato antara lain, ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berusaha mewujudkan acara, pentingnya acara perayaan sekolah dan sejarah sekolah yang berawal dari sebuah lembaga kursus hingga menjadi sekolah dengan status, sekolah RSBI ( sekolah rintisan bertaraf internasional). Pada kesempatan itu, kepala sekolah memberi nama salah satu unit gedung (aula) dengan nama kepala sekolah yang pertama memimpin sekolah itu. Sekarang gedung itu punya nama setelah kira-kira dua puluh tahun lebih tanpa nama. Gedung Darmodjo Hardjowikarto

Rizal telah bestatus alumni sejak tahun lalu, sementara saya melihat Basori berada diantara rombongan pengisi acara, berbaju hitam-hitam, sepertinya dia akan bermain band.

Selamat dan sukses, terutama kepada OSIS, pengurus dan pembinanya.
Harpan saya, tahun depan perayaan ulang tahun sekolah akan terselenggara lagi dengan lebih kreatif, lebih menginspirasi.

22 Desember 2010

dan aku ingin kau tidak bergantung berlebihan pada siapapun, punya kesempatan yang lebih daripada aku dan menghadapi sedikit saja kesulitan. Aku senantiasa membantu mewujudkan impianmu, mengajarimu berlari, mengikat tali pancing dan mewarnai layang-layang, memberikan tempat terbaik di pundakku agar kau dapat jelas melihat rombongan sirkus. Aku tidak memanjakanmu diwaktu sakit agar kau belajar bertahan, melupakan apa yg kuinginkan agar dapat memberi apa yang kau butuhkan. Aku ayahmu, sering tak tampak di fotomu, karena aku yg memotretmu. aku memang sering tak tampak di rumah sakit, karena ayah tahu kau tak cukup hanya ditunggui.

dan aku sering tak ada dalam pikiranmu.

SELAMAT HARI IBU, 22 Desember 2010

TKBM - SMP Terbuka

Saya mengunjungi beberapa TKBM (tempat kegiatan belajar mandiri) SMP TERBUKA, atas inisiatif pribadi untuk melihat langsung proses kegiatan belajar mengajar bagi anak-anak yang kebetulan kurang beruntung secara ekonomi. Saya melihat kegiatan siswa dan aktifitas guru, fasilitas, dan kurikulum yang di selenggarakan di TKBM.

Saya kaget, ternyata ada ribuan anak yang tersebar di TKBM. "sungguh tidak masuk akal", begitu saya melihat jumlah itu. saya tidak punya pengetahuan sama sekali pada area ini. Setahu saya, beberapa SMP negeri di kecamatan mengeluh kekurangan siswa, konon katanya karena keberhasilan progam keluarga berencana. ternyata tidak begitu adanya.

Siswa TKBM-SMP Terbuka tidak mendapatkan fasilitas pendidikan semestinya. Mereka belajar di ruang-ruang darurat, "lesehan" di emper masjid, musholla, di bawah pohon, dan beberapa lagi terlalu dekat dengan kandang ayam atau kandang kambing. Kebanyakan mereka adalah siswa perempuan dari keluarga miskin dan berpendidikan rendah (baca: buta huruf). mereka menggunakan seragam SMP hasil iuran honorarium guru-guru mereka yang tak lebih dari  Rp.150.000 sebulan. Mereka menggunakan pakaian olah raga dari dana  permerintah (BOS) yang dirupakan kaos olah raga dan bola volley oleh SMP induknya (SMP Negeri). Hampir sama sekali tidak ada program pembinaan dari pihak manapun, walupun secara aturan lembaga mereka harus mendapat pembinaan dari kordinator daerah melalui SMP induk.

Saya melakukan sharing dengan beberapa guru, pengelola, pengurus dan beberapa siswanya. Saya mendapat hidangan teh hangat. kami membicarakan gagasan sederhana berjam-jam sampai saya lupa pulang. berikut adalah catatan saya dalam diskusi itu:

1. Posisi Strategis
Pegelolaan TKBM-SMP terbuka di kabupaten Jember, banyak diselenggarakan di pondok-pondok pesantren dengan latar belakang pendirian yang beragam. Saya melihat peran pesantren yang signifikan untuk mensukseskan wajib belajar 9 tahun. TKBM-SMP TERBUKA di pesantren memiliki peran strategis agar anak masih besedia melanjutkan sekolah setelah SD. Saya belum melihat data statistik kabupaten jember, berapa jumlah lulusan SD yang tidak melanjutkan sekolah ke jenjang SMP. Tetapi jika melihat dari jumlah siswa yang tersebar di TKBM-SMP TERBUKA, angka putus wajib belajar ini tidak akan kecil.

2. Mayoritas Perempuan
dugaan saya adalah, masih banyak orang tua di Jember yang memandang bahwa pendidikan lebih penting bagi anak laki-laki. orang tua menitipkan anak perempuannya ke pondok pesantren dengan maksud mereka belajar ilmu agama atau kerumahtaggaan dan berharap tak lama kemudian mendapat lamaran dari calon suami (menikah). kehadiran TKBM-SMP TERBUKA di pondok pesantren akan sangat menolong untuk mengurangi praktik kawin muda, setidaknya siswa sampai lulus SMP.

3. SMP Induk
beberapa SMP induk (SMP negeri) yang di tunjuk, kurang melakukan pembinaan (bahkan di beberapa lembaga tidak pernah datang sama sekali). Guru-guru mereka adalah mirip sukarelawan-sukarelawati yang berjuang mengajar muridnya menurut keyakinan mereka masing-masing.

4. Sosialisasi.
banyak masyarakat tidak tahu, apa TKBM- SMP TERBUKA itu,  bahkan siswa sendiri banyak yang tidak tahu. Tidak ada rasa percaya diri dari siswa, guru atau pengelola. mereka seperti mengalir saja sampai mereka bosan sekolah atau sampai ada seseorang lelaki melamarnya.

kondisi diatas tentu tidak bisa di generalisasi atau semua TKBM- SMP TERBUKA bisa disebut seperti itu. Sekali lagi saya hanya melihat beberapa.

kemudian kami membicarakan gagasan paling krusial tentang TKBM yang ingin kami 'follow up' awal tahun nanti.

Masalah Apa Kasus?

Catatan berikut adalah menjawab pertanyaan beberapa kawan saya di Komunitas Sosial “GKSR" (GURU KITA SEORANG RELAWAN), tentang apa yang beda dari  strategi belajar “Case Study” dan “Poblem Solving"

"Problem solving” (Belajar Berbasis Masalah)

Belajar Berbasis Masalah merupakan strategi proses belajar mengajar yang secara simultan mengembangkan daya berfikir dengan menempatkan siswa sebagai praktisi atau orang yang dapat memecahkan masalah (Cruickshank, 2002).

Tahap pemilihan masalah menjadi hal yang paling krusial dari strategi ini. Masalah yang dipilih seharusnya cukup menantang kreatifitas siswa dan masalah tersebut dapat dicari jalan keluarnya serta terbuka dengan beberapa alternatif pemecahan masalah. Tetapi, masalah yang dipilih seharusnya bukan masalah yang dapat membuat siswa berfikir terlalu jauh dari hasil akhir belajar yang diharapkan.

Strategi Belajar Berbasis Masalah ini dimaksudkan untuk menciptakan dialog dalam kelompok, tentang pengetahuan yang dapat dibawa siswa kedalam masalah itu. Siswa  dapat menemukan informasi apa yang masih kurang dan dimana dapat menemukan informasi tersebut. Siswa dapat memberikan masukan yang berharga dalam usaha kelompok untuk memecahkan masalah. Beberapa siswa mungkin mempunyai informasi atau pengetahuan yang lebih dibanding yang lain dalam satu kelompok.

Beberapa siswa akan berusaha menjelaskan gagasannya, sementara yang lain dapat memberikan sudut pandang yang berbeda dengan bertanya atau menyimpulkan yang nantinya akan menuju pada kesimpulan kelompok.

Hasil yang penting dari strategi ini selain masalah dijadikan sebagai alat untuk menemukan apa yang dipelajari, juga mengembangkan kemampuan siswa menyadari bagaimana sesuatu dapat dipelajari.  Strategi ini akan sangat membantu siswa dalam belajar di sekolah dan membantu mereka kelak ketika berkarir setelah lulus dari sekolah.


"Case Study" Studi Kasus

Studi Kasus berbeda dengan Belajar Berbasis Masalah. Studi Kasus adalah strategi pembelajaran dengan memberikan deskripsi atau cerita yang lengkap dengan informasi dan pertanyaan-pertanyaan. Kasus yang diangkat biasanya adalah hal-hal yang berhubungan atau keterkaitan antara hal-hal yang dipelajari siswa disekolah dengan hal-hal yang terjadi dimasyarakat (King, 2006). Studi Kasus yang bagus seharusnya menarik, cocok dengan yang terjadi di masyarakat saat ini, membangkitkan motivasi siswa dan mengintegrasikan beberapa disiplin ilmu.

Strategi ini memungkinkan siswa  untuk memahami aplikasi pengetahuan yang dimilikinya di masyarakat. Peran guru adalah membimbing siswa pada persoalan atau diskusi kasus dengan bertanya, demonstrasi, menunjukkan poin-poin penting atau isu yang sedang terjadi. Siswa diberikan materi dasar yang terkait untuk dibaca, untuk difikirkan dan didiskusikan. Setelah itu siswa dapat mengurai kasus  yang terjadi dan berusaha menentukan metode apa yang dapat digunakan untuk memecahkan kasus tersebut. Saat ada kesempatan, guru melemparkan beberapa pertanyaan yang relevan, yang dapat menstimulasi fikiran siswa dalam menemukan solusi dari kasus tersebut. Strategi ini adalah cara yang sangat berguna untuk melatih siswa belajar secara akademik dan melatih kemampuan berfikir kritis.

Di rumah ibuku,
Glantangan, 15 Desember 2010

Semoga menginspirasi.

Guru VS Siswa

Belajar adalah suatu kegiatan yang sangat komplek. Siswa ingin menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk karir mereka di masa depan. Guru ingin menyampaikan pengetahuannya dan meningkatkan kemampuan belajar siswanya. Pendekatan belajar yang paling efektif  adalah pendekatan bagaimana membawa isiswa lebih aktif, lebih bertanggung jawa, lebih mandiri untuk dapat menemukan cara belajarnya sendiri.

Di masyarakat barat, ada beberapa trend baru di dunia pendidikan, termasuk pergerakan dari model pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) ke model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered), yang terbukti dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih mendalam bagi siswa. Di Indonesia, model pembelajaran yang berpusat pada guru, masih mendominasi di sekolah-sekolah atau di kampus-kampus. Guru memberikan ceramah untuk mentransformasikan pengetahuannya sedangkan siswa menerima semua itu dengan pasif. Kemudian siswa diharapkan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan ujian dengan akurat. Model pembelajaran seperti ini biasanya hanya berhasil ditingkat permukaan dan menimbulkan ketergantungan yang berlebihan kepada guru.

Pendekatan pembelajaran berbasis siswa ini telah banyak diterapkan di universitas-universitas besar, di sekolah-sekolah di seluruh dunia dan hasilnya terbukti efektif. Pendekatan belajar  yang berpusat pada siswa memungkingkan siswa dapat belajar lebih luas dan lebih mandiri. Dengan pendekatan ini peserta dididik dan dibimbing untuk dapat membaca lebih luas, berfikir lebih dalam, dapat menganalisa lebih menyeluruh, lebih termotivasi, dan lebih inovatif. 

‘Chalk and Talk’ – ‘ Kapur dan Bicara’  itulah gaya mengajar yang paling dominan di sekolah-sekolah kita. Gaya ini berpola pada pembelajaran berpusat pada guru yang menyampaikan pengetahuan melalui ceramah dan siswa menerima secara pasif. Siswa menjadi sangat tergantung kepada guru dan informasi yang diterima mahasiswa terbatas hanya yang disampaikan oleh guru. Guru bertindak sebagai pembatas ilmu pengetahuan dan guru kurang memberikan akses terhadap informasi lain. Siswa mendengarkan dalam waktu yang cukup lama dan menyerap informasi itu dengan sangat minim. Berdasarkan survei, cara tradisional ini, hanya menghasilkan daya serap 26% dari yang disampikan guru (King, 2006) dan membuat motivasi siswa menjadi rendah. 

‘Bagaimana membuat siswa saya dapat berfikir?’ itulah pertanyaan banyak guru dari berbagai disiplin ilmu di seluruh dunia. Siswa merupakan kunci dari proses belajar mengajar. Guru seharusnya bertindak sebagai fasilitator untuk membantu siswa mengakses dan memproses informasi. Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa tidak hanya berfokus pada apa yang diajarkan tetapi juga seberapa efektif proses belajar berlangsung. Jika motivasi siswa dapat terbangun, siswa dengan sendirinya akan lebih banyak mencurahkan waktu dan energi untuk belajar. Keuntungan yang dapat diperoleh dari model pendekatan ini antara lain:
  • Dapat mumbuhkembangkan keinginan siswa untuk terus belajar secara alamiah.
  • Dapat membantu siswa mencapai sesuatu yang mereka anggap penting dan berharga sehingga hal itu  dapat membangun keyakinan dan rasa percaya diri.
  • Menjadikan siswa sebagai manusia pembelajar (lifelong learners) dan
  • Dapat memperbaiki kesan guru yang berhasil menciptakan fasilitas pembelajaran yang efektif (keberhasilan pembelajaran harus dapat dipandang sebagai keberhasilan bersama di dalam kelas, bukan semata-mata karena guru)
Semoga menginspirasi.

Erin Gruwell

Saya membaca di internet, tentang kehebatan perempuan ini, Erin Gruwell, setelah Dr. Dhani Handarini (dosen saya) memutar film 'freedom writers' di gedung Pascasarjana Universitas Negeri Malang, sekitar bulan April 2009 (selang beberapa minggu dari itu, diputar di TV HBO, saya menontonnya lagi. Dua hari setelah tayang di TV, saya ke ultradisc, Jalan Panjaitan, Jember, dan mengcopy-nya secara ilegal dan membagi-bagikannya ke teman-teman di SMK Negeri 1 Jember). Perempuan ini adalah salah satu dari beberapa orang yang  paling banyak dibicarakan di seluruh dunia bila bicara tentang metodologi pembelajaran. Banyak orang menyebut bahwa dia mengajar 'dengan hati'.(sering diplesetkan oleh teman saya dengan, "mengajar kog dengan hati, bukannya pake spidol, atau kapur tulis?")

Siapa dia?

Dia seorang guru di Wilson High School di long beach California, (setingkat SMA di Indonesia) di ruang 203 yang menyita perhatian dunia. Pada hari pertama dia memasuki kelas – semester pertama pada tahun 1994 -  dia tidak membawa cukup persiapan mengajar. Dia akan mengajar anak-anak usia belasan yang dipinggirkan oleh sebuah system. Anak-anak yang terlibat dalam konflik, kekerasan, ketegangan rasial, kelompok geng dan narkoba.

Dengan menerapkan prisip-prinsip dasar tentang filisofi pendidikan dia mengenalkan tentang arti dan nilai-nilai keberagaman, dia mengubah cara pandang siswanya untuk hidup lebih baik  - hidup yang saling menghormati - mengambil keputusan dalam hidup dan mengajarkan bagaimana melihat harapan dan masa depan. Dia memulai kelasnya, dia mengenal siswanya, merasakan penderitaan siswanya, dan kemudian menemukan jalan keluarnya secara bersama-sama.  

Terinspirasi oleh Anne Frank dan Zlata Filipovic yang hidup di kota perang Sarajevo, dia dan siswa-siswanya menulis buku The Freedom Writers Diary – How a Teacher and 150 Teens Used Writing to Change Themselves and the World Around Them. Buku ini merupakan kumpulan catatan harian siswa-siswanya  dan narasinya dibuat oleh Erinn Gruwell sendiri.

Saat ini, Erin menjadi direktur yayasan the Freedom Writers. Cara mengajarnya bukan hanya luar biasa di ruang itu, tetapi telah menginspirasi banyak orang di seluruh dunia. Erin dan siswa-siswanya tampil di acara-acara TV paling terkenal, termasuk Oprah, The Rosie O’Donnell Show, Prime Time Live with Connie Chung, Barbara Walters’ The View, Good Morning America, dan CSPAN’s Book TV. Kegiatan kelasnya diberitakan di National Public Radio, koran-koran dan People magazine. Paramount Pictures merilis film "Freedom Writers" pada bulan Januari 2007, sebuah film  yang  didasarkan pada kebeberhasilan Erin dan siswa-siswanya di ruang 203  (diperankan oleh Hilary Swank sebagai  Erin).

Metode mengajar Freedom Writer ini, kemudian diterapkan dikurikulum pendidikan dimana-mana. Sekarang tidak hanya di California tetapi telah juga diterapkan di Boston, New York, sampai Toronto. Erin dan siswa-siswanya menghadiri banyak undangan ke seluruh dunia, dan dia menerima Lauds and Laurels Distinguished Alumni Award, Penghargaan yang diberikan kepada alumni the University of California yang berprestasi dan penghargaan-penghargaan lainnya.


Semoga menginspirasi.

Pembelajaran Bilingual

Secara internasional, banyak negara telah menyelenggarakan konsep pembelajaran bilingual, yaitu pembelajaran dengan strategi penyampaian minimal dua bahasa. Beberapa pelajaran inti diberikan dengan menggunakan bahasa ibu – first language dan beberapa pelajaran diberikan dalam bahasa kedua – second languange (biasanya bahasa inggris).

Di Jepang, telah banyak guru-guru yang menyampaikan materi seperti Matematika dalam Bahasa Inggris, sementara pelajaran lain seperti Sejarah diberikan dalam Bahasa Jepang. Di beberapa negara Asia Tenggara seperti di Thailand dan Malaysia, sejak pertengahan tahun 90-an terus dikembangkan model pembelajaran bilingual. Model ini diharapkan dapat mempercepat akses siswa terhadap sumber-sumber materi bacaan yang sebagaian besar berbahasa inggris, dan mempersiapkan siswa untuk dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya agar sukses dimasa depannya.

Di China, siswa belajar bahasa inggris sejak sekolah dasar. Akan tetapi banyak sekali ditemukan permasalahan, bahwa lulusan sarjana disana tidak mampu membaca artikel-artikel akademik yang ditulis dalam bahasa inggris, yang diakibatkan miskinnya pengetahuan tentang istilah-istilah dalam bahasa kedua. Agar para mahasiswa di sana, dimasa depannya dapat melakukan penelitian secara internasional, maka beberapa universitas disana mengadopsi model kurikulum pembelajaran bilingual untuk mata kuliah inti seperti matematika, biologi, fisika, dan mata kuliah tehnologi informasi.

Untuk dapat melaksanakan pembelajaran bilingual, Pertama-tama, guru  atau dosen mencari dan memilih sumber-sumber belajar seperti buku tek berbahasa inggris, Kemudian menyiapkan slide-slide presentasi berbahasa inggris dalam kegiatan belajar mengajarnya dan memberikan informasi sumber-sumber bacaan dalam bahasa inggris kepada siswanya. Namun, untuk mata pelajaran yang banyak ditemukan konsep-konsep abstrak tetap disampaikan dalam bahasa pertama (bahasa ibu).

Di Malang, sahabatku mengajar olah raga dengan bahasa inggris. aku love Indonesia, maju terus my country.
Kegiatan pelajaran olah raga itu didokumentasikan dengan video recorder, untuk kepentingan pelaporan bahwa sekolah telah melaksanakan pembelajaran bilingual sebagai bagian dari 12 janji kinerja sekolah RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional).