8 April 2013

100 Madura

Ini bukan baik buruk Madura. Ini bukan soal identitas Madura, agama, suku apalagi sebuah 'takdir' Madura. Sebagaian mungkin sudah tinggal cerita atau menguat disisi lain. Ini soal kita bisa belajar dari apa yang terjadi, kearifan, kekayaan lokal Indonesia. Melalui ini, saya berharap kita menjadi tahu atau ingin mengetahui lebih jauh siapa Madura, apa Madura dan mungkin kita bisa belajar tentang siapa dirikita

01. Tujuan hidup orang Madura adalah "dhadhi oreng' atau menjadi manusia sesungguhnya. Dahulu yang di maksud adalah menjadi kyai, pimpinan atau haji. sekarang telah bergeser pada keberhasilan materi dan kemudian haji.

02. Orang Madura yang sudah "daddhi oreng" harus sanggup menaungi dan membantu orang yang tak mampu/miskin/lemah. tercermin dalam ungkapan terkenalnya: rampa' naong beringin korong.

03. Orang Madura sangat menjunjung tinggi hal adab sopan santun, ramah tamah, kaya tak kikir.
tercermin dari ungkapan terkenal: mon soghi pasogha', mon kerras pa kerres, mon bhagus pabheghes.

04. Kesopanan adalah hal utama di Madura. Anak atau sesorang yang tidak tau sopan santun biasanya di ungkapkan dengan seperti ini: tak tao bethonah langger.

05. Tata krama sangat dijungjung tinggi: pa tao jhalan, pa tao neng-eneng, pa tao acaca, yang artinya kurang lebih gini: ketahuilah jalan yang benar, ketahuilah kapan kau harus diam, ketahuilah kapan kau harus bicara.

06. Seseorang atau anak madura mendapat ajaran " aeng dalam genthong" dari orang tuanya. Maksudnya adalah, seseorang harus bisa menjaga atau menghormati adat isitiadat/nilai-nilai lokal yang berlaku dan tidak melanggarnya supaya tidak mencemarkan nama keluarga.

07. Ungkapan terkenal juga di Madura: mong oreng reya benni bhagusse, tape tatakramana, ma' cellep ka ate'. sanadjan baghus tape tatakramana jube'. maksudnya, bukan rupa, ganteng atau cantik, tapi yang utama adalah tata krama membuat dingin hati.

08. Jika tuan rumah tidak ada dan yang ada dirumah adalah wanita maka tamu lelaki harus pulang. Jika yang ada di rumah adalah lelaki dan menawarkan tamunya untuk menunggu, sang tamu dibenarkan untuk menunggu.

09. Orang Madura harus mengembalikan setiap kebaikan dari siapapun, apalagi dai orang tua mereka. Mereka menyebutnya 'mabali dada' artinya mengembalikan atau membalas kebaikan.

10. Urutan pengabdian dalam masyarakat Madura adalah seperti ini: bappa' - bhabhu' - guru - rato. (bapak ibu - guru termasuk kyai - pemerintah).

11. Orang mengucapkan salam 'pangapora' atau 'sapora' saat bertamu (Madura bagian timur), 'ghelenon' (Madura bagian barat) kadang 'assallamualaikum'.

 12. Saling membantu dan hidup rukun adalah juga hal utama. Ungkapan terkenalnya adalah: namen maghi tombu sokon, tabing kerrep bannya' karanah. Pompong je' kerrep parokon ma' salamet. (selama masih hidup, tolong menolonglah, saling membantu dan hidup rukun, agar selamat hidupnya)

13. Orang Madura sangat menghormati perempuan. Dahulu (sebagian daerah masih berlaku sampai sekarang), tamu lelaki di temui di 'langgar' atau di teras rumah, sedang yang perempuan diterima masuk kedalam rumah.

 14. Tamu lelaki harus di temui lelaki, wanita oleh wanita. Tidak pantas wanita menerima tamu lelaki atau lelaki menerima tamu wanita

15. Sebelum mengenal kursi, bertamu tidak duduk di kursi, mereka bersila di lantai, di atas tikar atau 'payan'. Cara bersila mengikuti aturan seperti ini : letakkan tangan kanan terlebih dahulu, kemudian lipat kaki kanan dan kemudian kaki kiri.

 16. Orang Madura memberikan penghormatan luar biasa kepada tamu, memberikan makanan/suguhan terbaik yang seringkali lebih mahal dari makanan mereka sehari-hari walau mereka mengatakan 'nyek-onyek ghunong' yang berarti seadanya saja.

17. Tamu jauh selalu ditawari menginap. Selama tiga hari, tamu akan dihormati sebagai tamu, bila lebih dari itu akan dianggap keluarga sendiri.

18. Landasan interaksi sosial orang Madura adalah kerjasama. Dalam istilah mereka 'song osong lombhung song-osong kandhang atau sokoraba.

19. Berjalan membusungkan dada atau menegakkan kepala dianggap sombong. Orang Madura mengatakan: mon adjalan ja' adanga ma' le ta' tatanding mon bada bato. Mon bada mattowa nondhuk ja' ngar-salengaran, ma' le ta' e kocae oreng, yang artinya bila berjalan menunduklah agar tak tersadung bila ada batu, menunduklah di depan mertua jangan pakai tampang seram biar tidak jadi pembicaraan orang.

20. Adalah tabu terdengar bunyi atau bau kentut, dapat dianggap penghinaan. Yang ingin kentut harus minta ijin atau menjauh meninggalkan tempat. Meludah dihadapan orang dapat berarti menantang berkelahi.

21. Berjalan melewati orang yang sedang duduk atau diam atau mendahului, orang Madura mengucapkan 'ghelenon' (Madura barat), 'pangaporah' atau 'saporah' (Madura timur). Dahulu, yang sedang naik sepeda atau kuda harus turun atau melepas sandalnya dalam situasi seperti itu.

22. Orang Madura bangga menggunakan pakaian yang sekarang disebut pakaian tradisinal Madura. Pakaian lelaki terdiri atas 'gombor' dan 'pesak', kaos bergaris merah putih (Madura barat) dan penutup kepala yang disebut 'odeng', kain persegi tiga yang diikatkan di kepala.

23. Wanita Madura memakai sarung, kebaya, serta selendang yang dililitkan di kepala. Perlengkapan lain adalah peniti emas berantai sebagai kancing kebaya. Pada kaki mereka ada perhiasan emas atau perak yang disebut 'binggel' (gelang kaki).

 24. Orang lelaki yang bepergian atau makan bersama harus mengenakan sarung dan songkok, saat sholat, juga saat ke makam.

25. Ajaran yang dipegang kuat dalam hubungan sesama manusia adalah: jha' nobi' oreng mon aba'na dhibi e-tobi' sake' (jangan menyakiti orang jika kamu sendiri merasa sakit jika disakiti."

26. Akar dari hal yang disebut harga diri adalah perasaan malu ('malo' atau 'todus'). Orang Madura mengatakan: tambhana todus mate, artinya: obatnya malu adalah mati.

27. Ungkapan populer, lebbi bhagus pote tolang etembhang pote mata adalah juga terkait harga diri atau kehormatan yang artinya, lebih baik putih tulang daripada putih mata, maknanya, lebih baik mati daripada malu tidak bisa membela harga diri dan kehormatan.

 28. Jika orang Madura berhadapan dengan orang yang bersahaja, tidak sombong, merendah, dan menghargai orang lain, orang Madura akan bersikap lebih rendah lagi, lebih horamt lagi dari orang itu. Dan sebaliknya.

29. Kalo wanita pesisir atau wanita pegunungan bepergian ke kota untuk belanja atau mengunjungi sanak saudara, selendang penutup kepala sering diganti dengan handuk, praktis untuk menyeka keringat atau untuk membawa barang di atas kepala juga persiapan seandainya ia terpaksa harus menginap.

30. Bila suatu masalah tak terlesaikan, diwariskan kepada anak. Seorang anak lelaki diajar harus membalas dendam orang tuanya. Kepada anak diceritakan latar belakang masalahnya, barangbarang bukti seperti pakaian berdarah dll. Barangbarang itu disimpan sampai masalah itu selesai.

 31. Orang Madura merasa terhina bila di olok-olok dengan nama binatang terutama 'pate' (anjing), penuh dengan najis, dan 'moseng' (musang), senang mencuri.

32. Di Madura, moralitas wanita dihargai tinggi, sangat tinggi. Lelaki menjaga, membela kehormatan para wanita keluarganya. Moralitas wanita adalah harga diri lelaki, kekuasaan, keagungan dan kekuatan lakilaki. Dan itu salah satu alasan mengapa dapur mereka ada di depan rumah: agar wanitanya mudah diawasi.

33. Kehormatan wanita juga berhubungan dengan bab keperawanan. Para gadis yang sudah tidak perawan atau wanita yang telah bersuami tetapi tidak bisa menjaga kehormatannya adalah aib dalam keluarga. Hal ini dikisahkan dalam legenda 'Dompu Awang' yang mengendari perahu terbang dari Cina hendak memperkosa gadisgadis Madura melawan 'Joko Tole', sang pahlawan yang mengendarai kuda terbang.

34. Puncak penghinaan kepada orang Madura dan dapat dipastikan akan terjadi kekerasan, 'carok' atau perkelahian adalah jika orang menghina ibu. Orang Madura menganggap dosa kepada Ibu adalah dosa yang hampir tidak bisa di ampuni oleh Tuhan, seringkali orang Madura mengatkan bahwa ibu adalah segalanya, jangan pernah berani kepada ibu.

 35. Agama bagi orang Madura adalah Islam. Islam merupakan salah satu sifat yang mendefinisikan bahwa semua orang Madura pasti beragama Islam. Begitulah di pikiran mereka

36. Ungkapan orang Madura tentang Agama Islam: abantal syahadat, asapo' iman, apajung Allah, yang kurang lebih bermakna bahwa Orang Madura itu berjiwa raga Islam.

37. Simbolsimbol agama sering digunakan untuk meningkatkan status sosial seseorang. Simbol tertinggi yang dipakai sebagai patokan adalah kyai dan kemudian haji. Ia dipatuhi dan dihormati lebih tinggi daripada orang lain, karena dianggap lebih dekat dengan Tuhan.

 38. Kebiasaan menjodohkan anak antarkeluarga yang masih dibawah umur atau masih didalam kandungan dimaksudkan/bermakna, Orang Madura tidak menghendaki seorang perempuan hidup sendiri tanpa pendamping lelaki yang bisa menjaga kehormatannya.

39. Inisiatif menjodohkan anak biasanya muncul dari pihak perempuan. Ingat! ini bukan di jodohkan dengan kakek-kakek ya! tapi seumuran dan biasanya dalam lingkungan keluarga, istilah Madura: mapolong tolang (mengumpulkan tulang yang tercerai berai). Dalam keluarga kaya juga ada motif ekonomi, agar harta tak jatuh ke 'oreng lowar' (orang bukan saudara)

 40. Dalam Babad Sumenep, dikisahkan, Pangeran Secadiningrat, Raja Sumenep kawin dengan sepupu ibunya, Dewi Sarini. dari perkawinan inilah putri cantik berjuluk, Raden Ayu Potre Koneng (Putri Kuning) di lahirkan.

41. Juga dikisahkan dalam Babad Sumenep: Raden Ayu Potre Koneng hamil di luar nikah. Ini aib dan malu luar biasa di keluarga Madura. Raja hendak menghukum mati sang putri, namun permaisuri dan para hamba istana memohon untuk tidak dibunuh. Kemudian sang putri dibuang ke hutan, dan lahirlah anak laki-laki yang tersohor di Madura: Jokotole.

42. Kyai adalah pemimpim informal dalam masyarakat Madura. Orang yang di hormati, di agungkan setelah orang tua. kata-katanya dianggap penuh makna, petuah dan nasihat. Semua masalah keluarga dan masyarakat yang sulit dipecahkan diserahkan kepadanya untuk diselesaikan.

43. Bhindara adalah orang yang telah menamatkan pendidikan pesantren. Baik kyai atau bhindara juga sama-sama menerima kunjungan orang-orang (nyabis) baik dari lingkungan desa, kabupaten lain juga termasuk dari luar pulau Madura.

44. Di Madura ada tiga pondok pesantren yang paling disenangi: Pondok Pesantren Kyai Cholil Bangkalan, Pondok Pesantran Al-Amien Parenduan, Sumenep dan Pondok Pesantren Luk Guluk. Sedangkan Pondok Pesantren di Jawa yang disenangi adalah: Pondok Pesantren Gontor, Tebuireng dan Sukorejo.

45. Orang Madura cenderung masuk Nahdatul Ulama (NU), Uniknya, anggota Muhammadiyah sering di anggap sebagai Muslim 'onggu' (muslim sungguhan), kusumah (2003).

46. Dag-ondagga basa (tingkatan bahasa) ada lima, diurutkan dari yang tertinggi: bahasa keraton, bahasa tinggi, bahasa halus, bahasa menengah, dan bahasa kasar atau 'mapas'.

47. Bahasa bukan hanya masalah linguistik tetapi juga masalah sosial, erat sekali kaitannya dengan status seseorang dalam stratifikasi dan hirarki sosial, utamanya adalah umur. Kesalahan berbahasa bisa juga berarti kesalahan sosial.

 48. Sistem kekerabatan Madura bersifat patriarkal yang dalam kehidupan rumah tangga tercermin dari posisi superordinasi suami terhadap istri. Salah satu implikasinya, suami menggunakan bahasa 'mapas' terhadap istri dan istri senantiasa 'abasa' (bahasa halus) kepada suami.

49. Adat menetap setelah perkawinan adalah matrilokal, artinya keluarga pihak perempuan (istri) membangun rumah untuk calon menantunya. Karena biasanya rumah yang disediakan itu masih kosong, maka suamilah yang membawa perabotan seperti ranjang, bantal kasur, lemari dll. Adat inilah yang melahirkan konsep 'taniyan lanjang' (konsep satuan-satuan rumah memanjang dalam satu area).

50. Rumah Madura menghadap ke selatan, umumnya tidak berpintu belakang. Dapur dan kandang sapi ada di depan rumah, sehingga mudah mengawasi aktivitas yang terjadi disana.

51. Bapak mengerjakan tugastugas luar. Ibu dominan mengurus rumah dan anakanak. Peran perempuan (ibu) Menjadi sangat penting, ia juga tempat pulang saudaranya yang bercerai atau pulang dari rantau ketika orang tua mereka sudah tidak ada. Sadar akan hal ini, perempuan Madura mendapat perlindungan luar biasa dari suami dan sanak saudara.

52. Walaupun rasa hormat kepada suami adalah hal keutamaan, istri dapat menentukan keputusan keluarga. Istri dapat mengatakan 'tidak' kepada apa yang dianggapnya kurang baik, atau setidaknya diam sebagai aksi protes.

53. Istilah anak laki-laki adalah 'kacong', 'jhebbing' untuk anak perempuan. Anak pertama disebut ana' sareyang dan anak terakhir disebut ana' bungso.

54. Kakek di sebut "kae", nenek "nyae", saudara dari bapak ibu yang lebih tua, "oba'" yang lebih muda disebut "anom", "bu' ni'", "pa' ni'" dan keponakan disebut "panakan".

55. Umumnya anakanak menghormati/menganggap saudara kandung bapak ibu seperti bapakibu sendiri dan anakanak lebih dekat ke kerabat ibu daripada kerabat bapak.

56. Antara saudara saling membantu / saling menyumbang pada acara selamatan, perkawinan, bangun rumah, kelahiran, dll. Dan jika ada saudara yang tidak membantu, maka sangsi sosial dari keluarga biasanya: ia tidak akan dibantu, ia tidak akan disapa. dll.

57. Majhadi' adalah saudara dari bapakibu, anakanak seringkali lebih hormat daripada ke bapakibu sendiri karena jarang bertemu. Bila bertemu di jalan atau di pasar atau dimana, anakanak menyapa terlebih dahulu dan tak segan menawarkan bantuan, misalkan membawakan barang bawaannya.

58. Seorang kakek biasanya sangat cinta kepada 'kompoy' (cucu). Karena cintanya seringkali kakek 'taloccor oca'' (berjanji yang kurang baik) kepada cucu. Misalkan seorang cucu yang sakit-sakitan, terkena musibah dll, mereka sampai mengatakan 'pokok ba' na baras, ta' pa-apa bangal da' kasengko' (asal kamu sembuh, tidak apa-apa kamu berani sama aku).

59. Dalam menentukan perjodohan anak, "babhateg" (watak) dan "sepat" (sifat) orang tuanya yang menjadi patokan. Sebagian orang tua juga melakukan sholat istihoroh selama 3 hari berturut-turut antara jam 01-03 pagi yang dilanjutkan dengan berpuasa.

60. Orang Madura percaya bahwa ketika manusia lahir ia tidak sendirian melainkan ia hadir bersama taretan pa' empa' (empat saudara kembarnya). Mereka adalah totop (tutup ketuban), tontonan (tali pusar), areh (plasenta), tamone (ari-ari).

 61. Saudara gaib di sebelah kanan setiap manusia adalah 'keramang', di wakili warna hijau, simbol watak kebaikan dan berasosiasi dengan Malaikat Jibril dan Sahabat Abu Bakar.

62. Saudara gaib di sebelah kiri setiap manusia adalah 'katibing', di wakili warna hitam, simbol watak manusia tentang kegelapan dan berasosiasi dengan Malaikat Mikail dan Sahabat Umar.

 63. Di depan, Orang Madura punya saudara gaib bernama 'kapala', di wakili warna kuning yang menggambarkan watak manusia yang penuh pertimbangan, keteguhan dalam memegang prinsip-prinsip hidup. Ketika Islam masuk dalam tradisi ini, saudara gaibnya yang di muka/di depan bernama Malaikat Isroil atau Sahabat Utsman.

 64. Di belakang, Orang Madura punya saudara gaib bernama 'katubuh', atau 'katuba' di wakili warna merah yang menggambarkan nafsu atau keinginan manusia. Ketika Islam masuk dalam tradisi ini, saudara gaibnya yang berada di arah belakang bernama Malaikat Isrofil atau Sahabat Ali.

 65. Dan di tengah, adalah ia sendiri, aba' an dhibi', tanpa warna, yang digerakkan oleh 'hatinya hati' yang sebut dengan 'swarsi', ialah Allah SWT dan Nur Muhammad SAW.

66. Anak disapih (berhenti ASI), sekitar umur 2 tahun dengan cara mengoleskan 'pahit-pahit' disekitar puting susu ibu, bisa juga dengan menitipkan anak ke saudara dekat untuk beberapa waktu, atau dengan "e sobu'" (memberi makanan/minuman yang sudah di doai).

67. Orang yang meninggal mendapatkan 'tahlil', doa keselamatan kubur, selama 7 hari berturut-turut. Hari ke-3 dan ke-7 acara dibuat lebih besar.

68. Kemudian, peringatan diadakan pada hari ke-40, ke-100, setahun, dan hari ke-1000. Saudara dekat dan tetangga di undang di harihari itu dengan maksud mendoakan almarhum/almarhumah.

69. Leluhur disebut juju', makamnya di sebut buju'.

70. Gugut adalah mahluk sejenis manusia berkaki dua tetapi berjalan seperti kuda, jahat dan larinya melesat cepat. Ia perwujudan dari manusia yang bertapa ingin menjadi kaya. Anakanak kecil takut dengan mitos ini.

71. Dalam menentukan harihari baik atau buruk, Madura menggunakan gabungan antara hari dalam seminggu (minggu, senin, selasa, rabu, kamis, jumat, sabtu) dan hari pasaran atau panca bara' (kalebun, manis, paeng, pon, bagi).

72. Setiap harihari dalam tradisi Madura mempunyai nilainilai spiritual dan berkorelasi dengan letak, warna dan wujud. Kalebun, nilai 8, warna hijau, letak timur, wujud daun.

73. Hari pasaran Manis, nilai 5, warna putih, letak timur, wujud perak.

74. Hari pasaran paeng, nilai 9, warna merah, letak selatan, wujud tembaga. Pon, nilai 7, warna kuning, letak barat, wujud emas. Sedangkan bagi, nilai 4, warna hitam, letak utara, wujud besi.

75. Bhetton (hari kelahiran) anak/orang, diperingati dengan membuat sesaji. Damar kambang (lampu sumbu kecil), adalah simbol penerangan dalam hidup. Nasi kerucut atau bundar, telur dan jarum, adalah simbol dari badan, ruh, ketajaman berfikir dan kemampuan memecahkan masalah.

76. Walaupun Orang Madura memeluk Agama Islam, pembagian harta warisan kebanyakan tetap menggunakan hukum adat, yaitu meletakkan posisi perempuan sebagai orang penting dan utama. Anak perempuan mendapat bagian lebih besar daripada anak lakilaki, terutama anak perempuan pertama.

77. Garis Keturunan (keluarga) Orang madura biasanya menganut 4 keatas, 4 ke bawah, 4 ke kanan 4 ke kiri. Di atas saya adalah bapak, di atas bapak adalah kae, di atas kae adalah emba, diatas emba adalah juju'. Di bawah saya adalah anak, di bawah anak adalah kompoy, di bawah kompoy adalah peyo' dibawah peyo' adalah kreppe'. Yang ke samping saya, sa popo (satu) du popo (dua) tello popo (tiga), pa' popo (empat). Mereka berkumpul dalam acara-acara selamatan, perkawinan dll.

78. Sorop are atau compet are adalah saat pergantian siang dengan malam, diyakini sebagai waktu keluarnya semua roh halus termasuk roh-roh jahat. Anakanak tidak boleh keluar rumah terutama anakanak kecil yang giginya belum pernah ganti.

79. Saudara kandung memiliki satu ari-ari, sebab ari-ari yag ditanan/dikubur pada saat anak dilahirkan diyakini kembali ke rahim sang ibu.

80. Sesaji tajin sanapora (bubur 5 warna) biasanya dibuat untuk keselamatan diri, rumah, harta benda dll. Warnanya tetap mengacu kepada taretan empa': hijau, hitam, kuning, merah dan putih.

81. Rambut dan kuku bayi dipotong, diiringi dengan diba' (pembacaan kitab al-barzanji) saat mencapai atau sebelum usia 40 hari. Acara ini dikenal dengan molong are.

82. Untuk mengingatkan bahwa setiap manusia berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah, pada usia bayi 7 bulan, diadakan upacara toron tana (turun tanah).

83. Tajhin (bubur) tiga warna, putih, hijau dan hitam, juga air kopi dan dupa, diperlukan dalam upacara penggalian sumur. Putih, melambangkan kesucian niat yang punya sumur, hijau melambangkan air (Nabi Khidir, penguasa air), hitam penolak bala (celaka,sial), air kopi dan dupa untuk roh nenek moyang penjaga tanah yang akan di gali.

84. Sebelum tanah digali, yang punya hajat mebaca doa dan membakar dupa. Urutan doanya: Membaca Surah Yasin, Surah Assyabab, Surah Syajadah, dilanjutkan permohonan pada Nabi Muhammad SAW, kepada Allah SWT, juga pada roh leluhur dan Nabi Khidir. Doa ini dimaksudkan mendapat air jernih dan keselamatan kepada yang menggali sumur dan pemiliknya. Sesendok air yang keluar pertama kali harus diminum oleh penggali sebagai tanda hormat dan rasa syukur kepada semua yang telah tersebut dalam doa.

85. Sedangkan dalam upacara pendirian rumah, doa dimulai dengan membaca Surah Yasin dan Surah Taubat. Hari baik untuk mendirikan rumah biasanya dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Kyai.

86. Menjelang Maghrib, Kamis Sore (malam Jumat), pintu rumah dibiarkan terbuka. Karena pada waktu ini, diyakini roh leluhur mereka pulang (datang berkunjung).

87. Sapi adalah hewan peliharaan sekaligus kekayaan penting di Madura. Kandangnya tidak pernah menghadap ke Barat, karena sapi akan binal dan suka menanduk yang punya. Hari baik untuk mendirikan kandangnya adalah Ahad Paeng dan Ahad Bhagi.

88. Di sebelah barat adalah langgar/surau. Rumah menghadap keselatan, diawali dengan rumah orang tua, kemudian rumah anak perempuan tertua, rumah anak perempuan kedua dan seterusnya. Kandang sapi dan dapur menghadap ke rumah/ke utara. Komplek rumah seperti ini disebut tanean lanjheng (halaman panjang) dan dikelilingi pagar hidup (tanaman).

89. Naas Nabi adalah tanggal-tanggal yang diyakini sebagai hari kurang baik untuk melaksanakan selamatan, tasyakuran, mendirikan rumah, kandang, tempat usaha dll. Pada tanggal-tanggal ini, Nabi Muhammad SAW bersedih dalam perang-perang di Hijaz dulu. Tanggalnya adalah: 3, 5, 16, 24, 25 dalam penanggalan Jawa/Madura/Islam.

90. Jika kombinasi hari dan pasaran berjumlah 13, maka hari itu di yakini juga sebagai hari naas kene' (sial/celaka kecil). Anda bisa menghitung sendiri, hari apa itu, jika : ahad (5), sennen (4), selasa (3), rebbu (7), kemmis (8), jumaat 6), satto (9) dan pon (7), baghi (4), klebun (8), manes (5), paeng (9).

91. Umumnya anak laki tidak mendapatkan kamar di dalam rumah. Anak laki tidur di teras (bagian depan rumah) atau di langgar. Inilah yang menguatkan sifat 'luar' orang laki Madura. Orang laki Madura banyak mengerjakan tugas luar dan melahirkan sifat 'merantau'.

92. Lagu "Pajjar laggu", lagu tradisional populer di Madura, adalah ungkapan orang Madura untuk bersetia kepada konsep berbangsa, bernegara. Dua baris terahir dari lagu itu: Atatamen ma banya’ hasel bumina, Ma ma’mor nagara tor bangsana (menanamlah/perbanyaklah hasil bumi ini, untuk kemakmuran bnegara dan bangsa).

93. "Oreng misken mate terro, oreng andi' mate korang." Kearifan Madura yang patut untuk direnungkan. "orang miskin mati dalam keadaan ingin. Orang kaya mati dalam keadaam kurang."

[Tidak bernomor] Saudara gaibnya, hijau, hitam, kuning dan merah, benar-benar nyata. Ia hadir kasat mata dan indah. Dan saya, mungkin juga kita, tak habis pikir bagaimana sebuah kekayaan budaya seperti ini dipandang tak sampai seperempat mata bahkan oleh Generasi Madura sendiri - tak bisa mendatangkan kemakmuran ahli warisnya. Tari Topeng.

[Tidak bernomor] Madura bukan omong kosong. Madura kaya seni budaya. Seharusnya, generasi Madura berterima kasih atas limpahan warisan tak ternilai dari setiap pendahulunya dengan menjaga, mengekplorasi lebih dalam lagi untuk kemakmuran.

[Tidak bernomor] Ketika generasinya percaya bahwa mereka diwarisi hal berharga, ketika generasinya percaya bahwa leluhurnya telah bekerja keras untuk menyiapkan masa sekarang, ketika generasinya percaya bahwa anak-anak sekarang dilahirkan dengan jerih payah yang bukan main, Batik Madura menunggu outletnya dibelahan bumi manapun, di seluruh dunia ini.

[Tidak bernomor] Ketika generasinya bangga dengan warisan leluhurnya, ketika generasinya menggali setiap potensi kekayaan budayanya, ketika generasinya mengapresiasi kearifan lokalnya, ia mendatangkan kesejahteraan, soto madura hadir menggairahkan.

Ayo Bermain

Play-Based Kurikulum Untuk Pengalaman Belajar Anak PAUD dan TK
Riyadi Ariyanto, BERBAGIHappy@FREE Workshop: Happy Learning
TK. Dharma Wanita, Ajung-Jember, Sabtu 19 Mei 2012


Bermain adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan anak. Bermain, baik sendiri atau bersama dengan teman lainnya adalah  sebuah kodrat dalam tumbuh kembang setiap anak. Secara intuitif, guru di PAUD dan TK mengetahui bahwa bermain berperan sangat positif terhadap kesehatan fisik anak, kecerdasan sosial-emosional dan kreatifitas. Pada saat anak-anak bermain, guru dapat  mengetahui secara langsung melalui obeservasi/pengamatan perkembangan anak-anak setiap hari.


Guru melakukan observasi saat anak bermain di dalam ruang atau di luar – berlari, melompat, mendaki, menendang bola, menari dll. Guru mencatat pertumbuhan mawas dan percaya diri anak, keseimbangan badannya,  juga perkembangan koordinasi antara gerakan tangan dan mata. Saat mereka bermain “Susun Balok” atau permainan-permainan manipulasi lainnya, guru bisa mengamati pertumbuhan otot kecil mereka yang luar biasa.

Guru mengamati  kemampuan per seorang anak saat terlibat dengan berbagai macam permainan, dan dengan cepat guru dapat mengetahui bahwa semakin hari permainan mereka semakin komplek dan kreatif. Guru dapat melakukan assessment/penilaian perkembangan masing-masing anak tentang bagaimana anak menentukan permainanannya, mengambil keputusan tentang bahan, jumlah, jenis dll, juga bagaimana ide dan pendapat anak mengenai  permainan yang diinginkan, serta melihat perkembangan anak dalam mengikuti aturan permainan. Guru juga dapat mengambil bagian sebagai anggota dalam permainan anak, membagikan bahan-bahan/ alat-alat, atau bersama dengan anak-anak memecahkan setiap permasalahan yang muncul selama permainan berlangsung.

Dan akhirnya, setiap hari guru bisa mengobservasi coretan dan gambar anak, bangunan balok atau permainan maniplulasi anak yang lain, dan menggunakan hasil permainan kreatif anak tersebut unyuk kepentingan banyak hal. Seringkali, baik sedikit maupun tidak ada campur tangan orang dewasa sama sekali, permainan  anak itu sangat mendukung anak–anak untuk dapat mengekpresikan diri secara unik dan luar biasa kreatif, megekplorasi bahan-bahan baru dan menggunakan bahan-bahan permainan yang sudah biasa dengan cara baru dan lebih komplek.

Bagaimana bermain dapat mendukung perkembangan yang luar biasa bagi anak? Apakah permainan juga bisa menstimulai perkembangan kognitif  anak, mendukung kemampuannya pada science, matematika, bahasa dan literasi anak?

Permainan dan Pertumbuhan Kognitif Anak
Dengan melihat secara dekat apa sebenarnya yang terjadi dalam permainan anak, kita akan mengetahui bahwa permainan-permainan itu tidak hanya menstimulasi fisik, sosial-emosional dan kreatifitasnya, tetapi permainan-permainan itu adalah alat paling efektif bagi anak untuk mengekplorasi dunia, mengetahui apa yang ada di dunia nyata dan memahami bagaimana dunia ini bekerja. Coba lihat, sekelompok anak yang bermain ‘Susun Balok’, permainan menyusun/mendirikan bangunan/blok dengan balok-balok kayu. Mula-mula, mereka mendekatkan berbagai macam ukuran balok, bentuk, terus disusunnya saling bersilang keatas kesamping diatas karpet. Mereka menempatkan balok yang lebih besar diatas yang kecil, meletakkan balok persegi diatas balok segitiga, menempatkan balok secara sembarangan atau untung-untungan sehingga bagunan “Tower’ nya terlalu mudah roboh. Salah seorang anak diantara mereka punya ide! Mungkin, kalau kita membangunnya dengan meniru bentuk aslinya, “Tower” kita akan berdiri lebih baik! Dengan cepat mereka setuju untuk mencobanya, memulai membangunnya kembali. Ah! Tidak beruntung! Bangunannya roboh disaat-saat terakhir. Seorang anak diantara mereka juga, mengatakan bahwa itu gara-gara permukaan dasarnya yang “bergoyang”, karpetnya mudah bergerak. Mereka pindah tempat, mencari dasar permukaan yang lebih keras, mereka membangunnya kembali di atas lantai. Sekarang bangunan towernya tegak berdiri. Lebih tinggi sedikit dari sebelumnya. Setelah mereka menyadari bahwa balok kecil dapat berada diatas yang lebih besar, mereka mulai lebih berhati-hati memilih ukuran balok-balok itu, menempatkan balok-balok yang lebih besar pada bagian paling bawah. Kemudian, bangunan mereka, lebih tingi dan lebih tinggi. Mereka sangat senang dengan keberhasilannya, anak-anak itu memanggil gurunya untuk menyaksikan hasil karya mereka.

Bagaimana permainan dapat bertemu dengan standar kompetensi dan tujuan pembelajaran?
Melalui permainan, anak-anak secara aktif terlibat dalam permasalahan yang muncul, mengekplorasi solusi, dan membangun pemahaman dunia nyata tentang konsep dan fungsi. Dengan membandingkan, menggabungkan informasi yang didapat dari pengalaman barunya dengan apa yang telah diketahui sebelumnya, mereka secara aktif mengkonstruksi pengetahuan tentang dunia. Bagaimana dunia ini bisa berjalan.

Pada saat yang sama, kelompok anak-anak yang membangun ‘Tower’ tersebut, telah menginisiasi kerikulum pada tujuan pembelajaran science untuk lingkup pengetahuan, keterampilan dan metode dalam science. Melalui bangunan sederhana itu, anak-anak telah mengekplorasi macam-macam benda (karpet, lantai keras, perbedaan ukuran dan bentuk-bentuk balok). Mereka telah melakukan investigasi hukum sebab akibat dan menarik kesimpulan dari apa yang terjadi. Mereka mengalami sebuah petualangan pengetahuan dan menyadari suatu formula: bangunan dapat berdiri lebih mudah diatas permukaan yang keras; balok besar lebih baik ditempatkan dibawah. Mereka telah merangkum teori mereka sendiri tentang bagaimana cara mendirikan bangunan tinggi. Ketika mereka meneruskan atau melanjutkan permainan susun balok ini – walapun tanpa intervensi orang dewasa- anak-anak akan menemukan sendiri informasi atau pegetahuan-pengetahuan baru tentag jenis-jenis balok yang lain, memproduksi gagasan-gagasan baru juga pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang bisa dan apa yang tidak bisa, apa yang cocok dan tidak cocok, tepat dan tidak tepat, dan secara  bertahap mereka memperbaiki sendiri teori/konsep yang telah mereka miliki tentang bangunan tinggi.

Bagaimana guru dapat mengambil manfaat dari permainan itu untuk mendukung perkembangan kognitif anak? Apa yang bisa dikembangkan setelah anak berhasil mendirikan “blok bangunannya”?  Bagaimana guru dapat membawa pengalaman bermain sebelumnya menuju pengalaman science yang lebih luas dan lebih dalam? membawanya ke dalam area  matematika, bahasa/komunikasi dan literasi, dan mempertemukannya dengan standar kompetensi kurikulum?

Membangun Kurikulum Berbasis Permainan Anak. 
Guru dapat mengambil manfaat dari tingginya minat dan keterlibatan aktif anak dalam permainan balok dengan merencanakan sebuah kurikulum seputar  topik ‘struktur bangunan’ dan menghubungkannya dengan pencapaian kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran menjadi sebuah unit pengalaman belajar berbasis permainan yang sangat terencana. Untuk bisa mengerjakan itu, guru:
menyiapkan lingkungan yang dapat menstimulasi permainan; 
sediakan gambar, alat tulis untuk mendokumentasikan permainan anak, bahan-bahan/alat-alat permainannya.
ciptakan waktu dalam kegiatan harian untuk melakukan diskusi dan merefleksi permainan yang secara kelompok maupun invidual. 
gunakan strategi mengajar yang membantu anak dapat merefleksi permainannya, dan memancing daya berfikirnya untuk menghubungkan dengan area kompetensi, science, matematika, sosial-emosional, bahasa, kesehatan, dll).
Melalui perencanaan pengalaman belajar berbasis permainan seperti ini, guru telah memberikan pengalaman belajar standar matematika (angka dan operasional bilangan, geometri, ruang, rumus dan pengukuran) dalam sebuah pembelajaran yang kontektual dan bermakna. Guru juga bisa mengintegrasikan pembelajaran bahasa dan literasi dalam permainan balok ini, dengan membantu anak berdiskusi tentang permainan/bangunan baloknya, juga dengan menyediakan buku fiksi atau non fiksi dengan topik ‘bagunan”.

Menyiapkan lingkungan yang dapat menstimulasi permainan.
Guru menyiapkan lingkungan yang dapat menstimulasi permainan ‘ balok bangunan’ ini dengan meyediakan dan memasang macam-macam gambar bangunan yang berbeda-beda baik yang sudah biasa dilihat anak maupun yang tidak biasa dilihat anak (termasuk “tower”/menara); pasang gambar anak dan foto guru di masing-masing  bangunan karya mereka; dan sediakan beberapa buku fiksi dan non fiksi dengan topik bangunan. Hal ini akan sangat mendorong anak mencapai puncak minatnya dalam membangun bangunannya dan akan lebih memprovokasi diskusi anak tentang bentuk (ukuran, model, karakteristik, bahan bangunan) dan fungsi dari bangunan. Dengan menciptakan lingkungan yang mengundang anak untuk segera mewujudkan bangunannya, guru juga akan mendapatkan anak yang secara individu betul-betul tertarik untuk terlibat dalam permainan ini dalam konteks topik yang akan dipilih oleh kelompoknya.

Guru memperkenalkan, macam-macam bahan balok dalam permainan itu termasuk ukuran, bentuk, berat, tekstur dari balok. Guru dengan hati-hati memasukkan pengetahuan tentang jenis dan macam-macam bahan permainan balok, balok kayu dengan bentuk dan ukuran, balok dari bahan gabus, balok dari hardboard, dll  Semakin beragam bahan balok yang tersedia, akan semakin memperluas/memperkaya pengalaman anak dalam membangun bloknya, juga akan semakin banyak informasi/pengetahuan anak yang dapat diperoleh untuk membangun teori anak tentang bangunan.

Guru menambahkan aksesoris (bahan tambahan) yang  mungkin bisa gunakan dengan blok yang akan dibangun anak, seperti orang-orangan, binatang, lampu lalu lintas, pakaian dan topi. Bahan-bahan tambahan itu digunakan untuk menstimulasi anak membangun blok yang lebih komplek, mendorong pengalaman kreatifitas, emosi dan kepekaan sosialnya serta menambah suasana sosio-drama dalam  kegiatan membangun bloknya. 

Mendokumentasi Pengalaman Bermain
Menggambar dan menulis di lakukan untuk memberikan dukungan kepada anak untuk mengobservasi/mengamati bentuk fisik blok mereka. Guru juga dapat memberikan bermacam media agar anak dapat merepresentasikan bloknya. Misalnya, bila fokus permainan blok ini adalah bangunan “Tower”, guru dapat memberikan selembar kertas panjang sehingga memudahkan anak untuk menggambar bangunan tinggi. Guru dapat menempelkannya di tembok (dinding kelas) agar anak mudah menggunakannya.

Memenempatkan kertas dan spidol disamping bangunan blok, akan sangat baik dan mengundang siswa berimajinas tentang rencana bangunan blok yang dibangun bila dibangun sampai selesai.
Mendokumentasikan dengan kamera tidak terlalu berguna, namun, foto akan sangat berguna saat diskusi kelompok untuk menstimulasi kemampuan bahasa anak dan memperkenalkan kosa kata yang berhubungan dengan bangunan, seperti atas, bawah, pintu, dasar/pondasi, atap, tangga dll., sambil lalu guru mendokumentasikan kosa kata tersebut secara tertulis. Bila fokus bangunaan adalah “Towers”, foto dapat mendoumentasikan secara permanen, misalkan tinggi “ tower”.  Kegiatan ini juga diperlukan sebagai rekaman anak, agar dikemudian hari bila anak terlibat dalam permainan blok lagi, dapat dijadikan sebagai pembanding bagi anak itu sendiri atau kelompok lain.

Berikan tantangan dengan menambahi kelengkapan-kelenkapan kecil lainnya seperti tutup botol, buah, bunga, tempat sampah dll. Dengan menggunakan bahan-bahan sekunder lain yang bermacam-macam, akan menghindarkan anak atau kelompok membangun blok yang sama di setiap kesempatan.  Bahan-bahan itu akan  menghasilkan informasi baru dan tentunya ide baru tentang bagaimana menangani bahan-bahan itu.

Waktu untuk diskusi dan refleksi dari pengalaman bermain.
 Seringkali ada waktu singkat anak ada disekolah karena suatu jadwal  anak akan dipulangkan lebih cepat, gunakan waktu-waktu seperti ini untuk melakukan diskusi dan refleksi terhadap permainan-permainan yang pernah di ikutinya. Dalam play-based kurikulum, waktu seperti ini dibutuhkan bagi satu anak atau kelompok untuk bertukar pengalaman kesuksesan atau tantangan yang di hadapinya saat bermain. Ini juga waktu yang baik bagi guru membagikan foto, gambar, atau hasil karya kongkrit anak agar pengalaman itu dapat diungkaplan secara verbal.

Tiga Lelaki Empat Dengan Aku

Aku ingin menulis catatan ini untuk kalian. Syahdan lelaki, Luftan lelaki dan Nahnu lelaki. Kelak, jika umur kalian telah diijinkan menggunakan internet, mungkin kalian bisa membacanya. Cerita satu lelaki lagi, aku, yang kalian kenal sebagai ayah, bapak atau suami dari istri, ibu kalian.

Aku ingin bercerita kepada kalian bukan tentang orangorang yang tibatiba bahagia, tibatiba kaya, tibatiba mampu merubah kesusahan menjadi kesuksesan, ketiadaan menjadi keberlebihan. Aku bukan ayah kaya seperti kalian semua tau. Bukan ayah yang baik seperti kalian mungkin dengar. Tetapi ceritaku hanyalah sesuatu yang mungkin kau bisa belajar dari situ, sebagai bekal kalian menghadapi persoalan yang tentunya lebih rumit daripada dulu aku seusia kalian. Kalian hidup dalam rimba raya materialistik yang jika kalian tak siap, kalian hanyalah sampah dari hidup ini, kesana kemari terbawa iklan televisi, kehilangan jatidiri kalian sesungguhnya diciptakan, sebagai manusia.

Tiga lelaki! aku ingin memulainya dengan ini:

Tantangan pertama justru bukan darimana, tetapi dari ibuku sendiri. Tak seperti kebanyakan cerita-cerita di TV, bahwa seorang anak miskin yang punya cita-cita mendapat dorongan orangtua yang rela mengorbankan apa saja demi anakanak mereka tetap bisa sekolah. Dan yang terjadi padaku adalah seorang anak yang mengantungkan citacitanya setinggi langit, tetapi ibuku melarang aku ke sekolah. Bukan karena ibuku tak sayang, tetapi tak tau apa yang harus dikorbankan, apa yang bisa di jual dirumah yang bukan milik sendiri, dan kosong.

Memperoleh nilai terbaik di SD, bukan jaminan bisa melanjutkan sekolah ke SMP. Ibu melarangku saat itu karena yang ibu tau, sekolah adalah mahal dan mewah, milik hanya sebagian orangorang atasan perusahaan perkebunan (PTP). Tentu itu bukan aturan tertulis, tetapi isu itu betulbetul ada, kuat bahkan melekat di hati ibu.

Di hari pendaftaran SMP, aku "berseliweran" di area pendaftaran sekolah. Aku hanya bisa berharap seseorang membawa uang lebih dan memanggilku untuk ikut mendaftar. Tak ada. Tak satupun. Semua orang tua dan calon siswa membawa uang pas - mungkin. Di hari kedua pendaftaran, aku tak ingat lagi, siapa yang mendaftarkan aku di situ, mungkin Retno, Deasy, atau Arman. Mereka bertiga teman SDku yang juga mendaftar ke SMP itu. Tapi yang jelas, mereka bertiga adalah anakanak pejabat perkebunan, anakanak yang kenal ibuku karena ibu bekerja di rumah-rumah mereka. Mencuci bajunya, menyiapkan sarapannya, menggendong adik-adik mereka yang masih balita, mengkilapkan lantai rumahnya dan membawakan belanjaan mereka. Ibu bekerja disitu. Ibuku babu. Itu tahun 1985. Tahun pertama kali digunakan Danem (Daftar Nilai Evaluasi Belajar Tahap Akhir Murni) sebagai seleksi masuk SMP.

“Sekolah sambil mencari biayanya.” Itulah yang ada di kepalaku, setelah melihat di papan pengumuman seleksi masuk SMP, aku diterima. Bagaimana caranya? Bekerja apa? Bisa apa? Sekecil aku? Aku juga menjawab tak tau. Pokoknya diterima dulu. Soal biaya aku akan berbicara kepada pihak sekolah, semacam "mohon ampun" untuk tidak ditarik dulu, sampai ada pekerjaan sepulang sekolah.

Dugaanku meleset. Di hari pertama memang tak ada tarikan uang, tetapi seragam sekolah dan sepatu hitam polos harus ada. Dan ternyata wajib dengan sendirinya walau tak ada tulisan seperti itu di sekolah. Bila tidak, maka aku akan mirip 'mahluk aneh' di tengah-tengah ratusan anak berpakaian seragam biru putih sepatuh hitam yang masih berbau khas toko. Hari pertama sekolah terpaksa tak bisa kuikuti. Hari itu aku gunakan berkeliling ke teman-teman mencari pinjaman seragam. Hari kedua aku sudah berhasil ada di sekolah dengan sesuatu yang semuanya kebesaran. Ya, Semuanya kebesaran, baju, celana, sepatu, kaos kaki dan tas. Sedikit tak sedap di pandang guru dan teman sekolah, jadi tertawaan setidaknya teman bangku sebelah.

Aku ingin mengecilkannya semua itu, tetapi bukan kepada penjahit karena semua ini jelas-jelas bukan milikku. Aku mencari dan berusaha sekuat tenaga menemukan apa yang paling besar, terbesar didiriku agar semuanya nampak kecil. Jika ada yang paling besar, maka yang lain akan nampak kecil. Dibangku kayu itu, di ruang kelas itu, aku melamun sambil mendengarkan Pak Mistono, seorang guru dengan cukuran kumis jenggot tak rapi, memberi ceramah P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila), kutemukan sesuatu yang paling besar kubawa, yang terbesar bersama diriku di sekolah itu, dan itu adalah niat dan semangatku menyelesaikan sekolah sampai kepada tingkat tertinggi di bumi ini.

Entah kenapa, tiba-tiba semuanya nampak kecil. Seragam dan uang sekolah adalah persoalan kecil. Kekecilan bahkan. Terlalu kecil dibanding dengan semangat ini, dengan niat ini.

Tiga lelaki! aku sambung kapankapan lagi.


Jember, 18 Juni 2012
Hari pendaftaran sekolah, hari tiga lelaki diidaftarkan sekolah. Syahdan SMP. Luftan SD. Nahnu KB.

Semoga menginspirasi.

Adalah Umar

  1. Adalah Umar, yang menetapkan peristiwa Hijrah, sebagai tahun 0 Islam. Ini pandangan luarbiasa dan cemerlang. Beliau tdk menggunakan hari kelahiran Nabi atau wahyu pertama, tetapi lebih memilih menjadikan momentum Hijrah sebagai titik awal sebuah pencapaian visi agama ini.
  2. Yastrib -kelak berganti nama Madinah yg berarti "kota sang nabi"- berbeda dgn Mekkah. Madinah yg terletak sekitar 250 km ke arah utara Mekkah adalah daerah pertanian, sedangkan Mekkah adalah kota niaga, kota bisnis yang luas. Dan dagangan mereka yang terbesar dan bergensi waktu itu adalah Agama, setidaknya sampai sumber minyak bumi di temukan pertama kali.
  3. Mekkah sebagai kota industri pariwasata (bisnis kunjungan wisata agama), merasa terancam dengan apa yang di kabarkan Muhammad. Bisnis penginapan, bar, katering, toko-toko, prostitusi, perjudian, tempat mabuk dan bisnis2 yang sejenis adalah sumber yang membawa kekayaan bagi orang2 Mekkah. Dan hukumnya selalu seperti ini: Siapa saja yang mengganggu kenikmatan ekonomi atau sumber kekayaan harus di musnahkan.
  4. Ingat! bahwa orang-orang yang Yahudi juga menghormati Baitullah sebagai tempat suci Ibrahim. Mereka adalah keturunan Ishak, anak Ibrahim dari istri petamanya, Sarah.
  5. Kemudian orang-orang Yahudi memutuskan untuk tidak kembali melakukan perjalanan ke Mekkah, disebabkan orang-orang Mekkah (keturunan Ismail, anak ibrahim dari istri keduanya, Hajar) meninggalkan apa yang diajarkan oleh Ibrahim tentang monotheis, percaya kepada satu Tuhan.Saat itu, Mekkah di banjiri oleh ratusan kuil dan dewa-dewa kafir mereka, Hubal, Manat, Allat, Al-Uza dan Fals. Sebenarnya, kuil-kuil, patung2 itu bukan orang Mekkah yang membuat, tetapi adalah para peziarah (tentunya bukan Yahudi) yang meletakkannya di sekitar Baitullah. Orang Mekkah sendiri mengganggap, 'ah biarkan saja, yang penting bisnis ini semakin menguntungkan.' Semakin banyak orang yang yang berwisata ke Mekkah, semakin meningkat pula sumber ekonomi yang dapat di nikmati oleh bos-bos Mekkah.
  6. Pada suatu malam di Bulan September tahun 622, pembunuhan Muhammad direncanakan. Nabi telah mendengar rencana itu. Pada malam itu Beliau dan Abu Bakar menyelinap pergi ke gurun pasir, dan Ali yang berbaring di tempat tidur Nabi untuk mengecoh lawan. Calon pembunuh itu melepaskan Ali. Rencana pembunuhan itu gagal total. Kemudian, Mereka mengirim regu pencari dan munculah legenda tentang laba-laba yang melindungi Nabi dan Abu Bakar dalam persembunyian di sebuah gua di sekitar Mekkah. Kenapa sih harus membunuh Muhammad? apa yang terancam, padahal Mekkah sudah begitu kosmopolitan? Apalagi alasannya, kalau bukan masalah ekonomi. Orang-orang Mekkah menikmati bisnis pariwisata religius. Jika gagasan tentang "satu Tuhan" ini menyebar luas, siapa kemudian yang akan mengunjungi kuil-kuil? siapa yang akan mengunjungi Dewa Hubal, Mannat, Allat, Al-Uza, dan Fals?  Bagaimana bisnis penginapan mereka, katering, bar, perjudian, prostitusi, dan usaha2 sejenis? Ironisnya, sampai dengan hari ini, justru jutaan orang dari seluruh penjuru bumi mengunjungi Mekkah setiap tahunnya, dan menjadikannya itu sebagai pertemuan tahunan terbesar di muka bumi ini.

Beberapa Catatan Sejarah Islam

  1. Sarah berusia 76 tahun saat mngizinkan suaminya Ibrahim, 85 tahun, menikahi budaknya asal Mesir, Hajar. Perasaan cemburunya menjadikan Hajar sebagai sasaran segala kemarahan Sarah. Dan Hajar hanya bisa mengadukan semua itu kepada Tuhannya, hingga Tuhan mengutus seorang malaikat untuk mengabarkan bahwa Tuhan akan menjadikan keturunan mereka menjadi tak terhitung jumlahnya. Malaikat itu juga berkata kepada Hajar, " Berbahagialah, kamu akan segera dikaruniai seorang anak, namailah Ismail, karena Tuhan telah mendengar penderitaanmu." Ketika Bayi itu Lahir, Ibrahim memberinya nama " Ismail" yang berarti " Tuhan telah mendengar".
  2. Di kisahkan juga di Kitab Kejadian (Genesis) bahwa Ibrahim tidak memiliki anak dan tak ada harapan untuk bisa memilikinya. Pada suatu malam, Tuhan menyuruhnya keluar dari tenda dan Tuhan menyuruhnya untuk menghitung bintang-bintang di langit jika ia sanggup. "Sebanyak itulah keturunanmu nanti."
  3. Lima belas tahun kemudian, saat Ibrahim berusia 100 tahun dan Sarah 90 tahun, firman Tuhan datang lagi kepada Ibrahim bahwa Sarah akan di karunia keturunan dan mesti diberi nama Ishaq. Dari sinilah, banyak cerita dunia di mulai. Ismail-Ishaq. Dua aliran spiritual besar, dua agma, dua dunia Tuhan, dua lingkaran, dan tentunya dua pusat.
  4. Karena khawatir Allah mengurangi kasih sayang-Nya kepada Ismail setelah kelahiran Ishaq, Ibrahim berdoa seperti ini: " Semoga Ismail hidup dalam Hidayahmu-Mu, Ya Allah!" Allah menjawab, " Aku mendengar doa'mu tentang Ismail. Tenanglah! Aku akan merahmatinya, menjadikannya ia pemimpin suatu bangsa besar. Tetapi Kehendak-Ku tentang Ishaq telah Kutetapkan, Sarah akan melahirkan tahun depan.
  5. Dan benar, lahirlah Ishaq. Dan sejak inilah keturanan Ibrahim tidak satu bangsa, tetapi dua bangsa besar, dua adikuasa, dua spiritual besar yang tidak mengalir bersama tetapi menempuh jalannya masing-masing.
  6. Api cemburu itu mendapatkan tempatnya. Tepat, ketika Ishaq disapih (Sarah sendiri yang menyusuinya), Dimintanya Ibrahim untuk mengusir Hajar dan Ismail dari rumahnya. Dan mereka sungguh pergi dari tempat tinggal itu, ke suatu tempat, suatu lembah tandus di Arabia, sekitar 40 hari perjalanan onta di sebelah selatan Kanaan. Lembah itu bernama Bakkah.
  7. Hajar sangat khawatir dengan keselamatan Ismail. Sang ibu mencari pertologan tetapi tak seorangpun disana. Bolak balik Hajar melintasi jalan yang sama sampai tujuh kali. Pada saat ia kelelahan, malaikat menemuinya. Kemudian, gundukan pasir tersentuh tumit Ismail memancarkan sumber mata air menakjubkan: Zamzam.
  8. Dalam Kitab Kejadian, di kisahkan seperti ini: "Dan Allah mendengar suara bayi itu dan mengutus malaikat surga menemui Hajar dan berkata: 'Apa yang membuatmu susah, Hajar? Jangan takut! Tuhan telah mendengar suara bayimu di tempat ia berbaring. Bangkit dan angkatlah bayimu dan gendonglah dengan tanganmu, Dia akan menjadikannya pemimpin bangsa besar.' Dan Tuhan membuka matanya, dan Hajar menyaksikan mata air yang menakjubkan."
  9. Kitab Kejadian di wahyukan kepada Ishaq dan kelak keturunannya. Sarah melahirkan Ishaq, Hajar melahirkan Ismail. Kitab itu menuturkan tentang Ismail seperti ini: "Dan Allah bersama sang bayi; dan ia tumbuh dan tinggal di dalam hutan belantara dan menjadi seorang pemburu (pemanah)."
  10. Diriwayatkan bahwa Ibrahim hidup 75 tahun lagi semenjak waktu tiba Hajar dan Ismail di Bakkah. Ibrahim diberi petunjuk oleh Allah untuk menemukan Hajar dan Ismail dan membangun Rumah Suci disekitar Zamzam. Bangunan itu disebut Ka'bah, "kubus", yang menunjukkan empat arah mata angin.
  11. Sebenarnya benda paling suci disitu adalah sebongkah batu yang diriwayatkan dibawa Jibril kepada Ibrahim dari suatu tempat dekat Abu Qubassy. Sekarang, batu itu terletak di salah satu sudut Ka'bah.
  12. Ketika Hajar bertemu kembali dengan Ibrahim, diceritakanlah penderitaannya, kisah-kisahnya saat mencari pertolongan, dan kemudian Ibrahim menjadikannya sebagai ritus ibadah haji, belari-lari kecil dari Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali.
  13. Tak lama setelah pertemuannya kembali dengan Hajar dan Ismail dan membangun Rumah Suci, Ibrahim mendambahkan padang pasir yang subur, yang ditumbuhi gandum dan jagung. Di Kanaan, Ibrahim berdo'a seperti ini, "Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian kerurunanku di lembah yang tidak mempunyai tetumbuhan, di dekat Rumah-mu (Bait Allah) yang di hormati. Ya Tuhan, hal itu agar mereka mendirikan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia untuk untuk cenderung kepada mereka dan limpahkan rezeki berupa buah buahan, mudah mudahan mereka bersyukur."
  14.  Doa Ibrahim di kabulkan. Kunjungan Jamaah Haji ke Baitullah terus meningkat dari seluruh Jazirah Arab dan sekitarnya, menjadikan perjalanan haji sebagai sumber ekonomi penting disana, waktu itu bahkan sampai sekarang. Bukan hanya lagi buah buahan seperti doa Ibrahim, tetapi juga industri hotel, transportasi, restoran, industri perjalanan, pemandu wisata dll.
  15. Ketika Ka'bah menjadi ikon ekonomi melalui karunia yang diberikan oleh para jamah haji, cerita selanjutnya pasti seputar bagaimana tempat ini bisa dijaga, dirawat, dikabarkan, dipromosikan dan tentunya dikuasai, menguasai. Pada saat itu, keturunan Ishaq (yahudi) juga melakukan perjalanan haji ke Baitullah, mereka menghormati Baitullah sebagai tempat suci, tempat beribadah kepada Allah, yang didirikan oleh Ibrahim.
  16. Seringkali bahasa reklame melampaui batas rasional berfikir. Janji janji pahala yang berlipat lipat yang dikabarkan menjadikan antusias para jamaah haji yang membawa pulang batu batu di sekitar Baitullah untuk dilakukan ritual penghormatan memuliaka n di tempat asal para jamaah.
  17.  Baitullah juga bertetangga dengan tempat kaum pagan penyembah berhala. Kemudian para jamaah haji itu membawa berhala ke Makkah dari kediaman mereka dan ditempatkan di sekitar Ka'bah. Dan inilah yang menyebabkan Keturunan Ishaq (Yahudi) berhenti mengunjungi Baitullah, Rumah Suci yang dibangun Ibrahim. (sampai nomor ini Islam belum lahir)
  18. Kaum penyembah berhala mengklaim bahwa berhala adalah media perantara manusia dengan Tuhan. Dengan demikian, Tuhan menjadi jauh dan tidak langsung, mereka lupa darimana dunia ini dan akhirnya mereka tidak meyakini kehidupan setelah kematian.
  19. Pertama kali, adalah Orang-orang Jurhum yang datang dari Yaman, mengangkat diri mereka sendiri sebagai penguasa Makkah. Ketururunan Ibrahim setuju saja karena istri kedua Ismail berasal dari Jurhum. Namun, akhirnya mereka melakukan kesewenang-wenangan hingga mereka diusir dari Makkah.
  20. Posisi kekuasaan kemudian diambil alih oleh Orang2 Khuza'ah, keturunan Ismail juga, yang berimigrasi ke Yaman. Warisan leluhur mereka, sumur Zamzam telah dilupakan bahkan sudah tak tau lagi dimana ia. Sumur-sumur baru di gali, air keluar dimana-mana. Orang2 ini sudah tak percaya lagi tentang kisah Hajar, Ismail, dan mata air Zamzam.
  21. Tak banyak diceritakan bagaimana pertemuan dua bersaudara Ismail dan Ishaq, pasca Hajar dan Ismail meninggalkan rumahnya dan membangun Makkah, baik di AlQuran (kelak) maupun di Kitab Kejadian. Hanya disebutkan disana (Kitab Kejadian) bahwa mereka berdua yang memakamkan ayahnya, Ibrahim di Hebron.
  22. Penguasaan atas Baitullah oleh kaum Khuza'ah, akhirnya juga melakukan tindakan yang sama seperti penguasa sebelumnya: Kesewenang-wenagan. Puncaknya, dalam perjalanan pulang dari Syiria, pimpinan Kaum itu meminta berhala besar, Hubal, milik suku Moabit untuk ditempatkan, dipajang di ka'bah sebagai pemimpin dari berhala-berhala lainnya yang sudah ada di Mekkah.
  23. Penguasaan atas Baitullah berurutan seperti ini: Dari Kaum Jumhur ke Kaum Khuza'ah kemudian ke Kaum Qurais. Semua kaum ini adalah keturunan Ismail. Dari kaum Qurais ini, kelak akan dilahirkan seorang yang tak diketahui nama kecilnya, membawa wahyu, mengabarkan tentang cinta, membumikan agama Ibrahim leluhurnya, pemberani sekaligus lembut, pengasih sekaligus tegas: Muhammad.

Sebuah Drama Akan Dipentaskan

Children possess a natural curiosity and desire to learn that is coupled with their wanting to be accepted by others. To kindergartners and primary-grade children, their teacher is nothing short of god. Joanne Hindley.

Pertunjukan sesungguhnya belum dimulai, namun satu babak drama telah berlangsung di rumah, kira-kira satu jam setelah Maghrib di hari Rabu 24 April. Kami bertiga bersepakat, masing-masing dari kami medapat bagian peran antagonis dan protagonis sekaligus secara bergantian. Dan kami bertiga adalah saya, istri dan anak kedua kami, Luftan (6 tahun 2 bulan), membawakan tiga cerita sekaligus.

Cerita I: Saya adalah seorang petani desa yang tekun bekerja disawah dan mengajak warga di sekitarnya beralih menggunakan pupuk organik setelah mendapat informasi dari dosen pertanian cantik (diperankan istri saya), dan mengajak petani lainnya, menanggulangi hama baru bernama Luban (diperankan oleh Luftan).

Cerita II: Seorang lelaki bernama Jaroni (diperankan saya), memarahi kepala stasiun kereta api yang super bijaksana (diperankan istri saya) setelah mendengar seorang petugas pengumuman stasiun (diperankan Luftan) bahwa kereta api tidak bisa di berangkatkan hari itu.

Cerita III: Seorang ksatria sejati penunggang kuda (diperankan Luftan) melakukan tindakan penyelamatan penduduk yang kelaparan disuatu kampung (diperankan saya), tetapi seorang nenek sihir bernama Agini (diperankan istri saya) menghalangi usaha kasatria penunggang kuda. 

Kami saling tertawa. Bahkan Luftan girang bukan main ketika memerankan hama Luban, sang pengganggu petani. Deru dan ringkik kuda Luftan yang melengking ketika memasuki halaman kampung, membuat saya dan istri saya terpingkal karena ringkik kuda sang ksatria, tertukar dengan bunyi bel stasiun. Sang nenek sihir  juga lebih terlihat seperti juru masak. Peran saya sebagai penduduk kampung yang kelaparan, kontradiktif  dengan berat badan saya yang berlebih.

Cerita tidak berjalan mulus karena kami tidak cukup berlatih. Tetapi semangat kami bertiga untuk memainkan seni peran, membuat kami bertiga sulit untuk bisa menahan tawa di depan TV yang sudah tidak bisa hidup sejak dua minggu lalu di rumah kami.

Ketiga cerita itu tidak akan pernah dipentaskan, karena sesungguhnya ketiga cerita itu berlatarbelakang kekecewaan saya terhadap peristiwa beberapa menit sebelumnya tentang sebuah drama yang akan dipentaskan di sekolah Luftan, di hari wisuda TK Al- Ir. beberapa minggu lagi.

Usai Maghrib, saya meneruskan membaca buku "Partikel", buku terbaru Dee dari seri Supernova yang terbit bulan April ini. Istri saya merapikan setrikaan di depan TV mati. Luftan mewarnai gambar di sebelah saya menggunakan crayon patah-patah. Tiba-tiba, istri saya bertanya kepada Luftan,

"Nak, kata mamanya Fara, kamu terpilih main drama di acara wisuda nanti di sekolah, apa iya?" Luftan tidak menjawab. Dan aneh, dia bereaksi kaget  dan nampak tidak senang dengan pertanyaan itu. Saya bisa melihat raut mukanya karena dia berada tidak lebih dari 200 cm dari saya. Saya menjulurkan tangan dan berkata,

"Hei.. selamat.. you play a drama." Luftan tidak membalas tangan saya dan tidak menjawab apa-apa bahkan ketika mamanya mengulangi pertanyaan itu. Ini hal tidak biasa. Ini aneh dan membuat saya bertanya di dalam pikiran, ada apa ya?  Puncaknya ketika pertanyaan kedua disampaikan oleh mamanya,

"Luftan jadi apa di acara drama itu?" Luftan menutup buku mewarnainya, merapikan crayon-nya, tetap tidak menjawab pertanyaan dan berusaha mengalihkan topik pembicaraan tentang crayon-nya yang memang jelas-jelas tak lengkap 12 warna. Ketika pertanyaan itu diulang oleh saya, 

"Sebagai apa di drama itu?" Dia tetap tidak menjawab. Kemudian berdiri meninggalkan kami, menuju kamar membawa crayon dan buku mewarnainya, tak keluar lagi dari kamar untuk beberapa menit. Saya berbicara dengan istri saya seputar ada apa dengan drama itu. Baru sekitar 20 menit kemudian, dengan cara berbisik, pelan sekali, nempel ke mamanya, ditemukanlah jawabannya, 

"Ma, aku terpilih jadi anak nakal"

Wow, giliran saya yang kaget karena ini pasti  'error' saat guru menjelaskan tentang drama itu. Luftan pasti belum paham apa seni peran. Kemungkinan, untuk dapat lebih jelasnya kepada siswa, seseorang disekolahnya telah berkata kamu begini, kamu begitu, kamu harus begini, kamu harus begitu, kamu jadi ini, kamu jadi itu, kamu jadi anak nakal."
Saya berfikir, bagaimana caranya untuk sedikit mengurangi apa yang ada di kepala anak saya tentang kesan "jadi anak nakal" dalam drama itu. Saya mengajukan 3 cerita kepada Luftan dan memainkan malam itu juga di depan TV mati, dengan harapan ada sedikit pemahaman tentang seni peran dalam sebuah pementasan drama.

Tiga cerita telah dimainkan sambil tertawa, dan menyenangkan. Tiga orang telah berkesempatan mengalami karakter protagonis dan antagonis dalam seni peran. Tetapi menjelang tidurnya, Luftan masih mengajukan pertanyaan kepada saya yang tentunya hanya gurunya yang bisa menjawab,

"Pa, kenapa bu guru memilih aku ikut drama itu?"


Saya belum ketemu gurunya.

Jember, 25 April 2012

Semoga Menginspirasi.

Setiap Kamu Cerdas

kalian semua unik dan cerdas
kenanglah ditahun tahun pertama saat kau belajar berjalan
engkau hanya punya percaya bahwa engkau akan bisa berjalan
engkau mendapat dukungan orang orang di sekitarmu yang tak pernah mengatakan bahwa engkau bodoh
bahwa engkau ditakdirkan menjadi manusia perangkak

kemudian dukungan itu entah kemana
kemudian kau terlalu mendengarkan hal-hal buruk
engkau yang dibanding bandingkan
hingga kau menangis di salah satu ruang kelasnya
dan tak tau kepada siapa kau akan bercerita
tidak.. tidak nak..
kalian semua cerdas
sebab setiap kalian berasal dari Yang Maha Cerdas
dan kau bisa kembali ke duniamu lagi

Bila Anda

  • bila anda berkesempatan mengunjungi sekolah, anda akan tau bahwa: 1. sekolah dibangun tidak untuk melayani siswa.
  • bila anda berkesempatan mengunjungi sekolah, anda akan tau, bahwa: 2. sekolah bukan tempat yang menyenangkan untuk belajar, berimajinasi, mengembangkan potensi hidupnya.
  • bila anda berkesempatan mengunjungi sekolah, anda akan tau, bahwa: 3. Siswa bukan sumberdaya penting untuk dapat terlibat dalam proses pengambilan keputusan, kebijakan sekolah.
  • bila anda berkesempatan mengunjungi sekolah, anda akan tau, bahwa: 4. sekolah bukan tempat yang dapat mendatangkan rasa ingin tau siswa, mendatangkan minat dan atusias siwa akan pengetahuan dan kecakapan hidup.
  • bila anda berkesempatan mengunjungi sekolah, anda akan tau, bahwa: 5. sekolah bukan tempat belajar yang menghargai perbedaan, karakteristik, latar belakang, cara belajar siswa.
  • bila anda berkesempatan mengunjungi sekolah, anda akan tau, bahwa: 6. sekolah bukan tempat yang memberikan ruang ide, gagasan, wacana, daya juang dan kemandirian siswa.
  • bila anda berkesempatan mengunjungi sekolah, anda akan tau, bahwa: 7. sekolah bukan tempat yang dapat menginspirasi siswa untuk bisa bertoleransi, berkreasi, dan berekpresi.
  • bila anda berkesempatan mengunjungi sekolah, anda akan tau, bahwa: 8. sekolah bukan tempat yang dapat mempertanggungjawabkan antara besaran sumberdaya yang telah dikeluarkan dengan output yang dapat disumbangkan kepada bangsa.
  • bila anda berkesempatan mengunjungi sekolah, anda akan tau, bahwa: 9. sekolah bukan tempat yang dapat mendatangkan rasa memiliki bagi siswa dan orang tua.
  • bila anda berkunjung ke sekolah, anda akan tau, bahwa: 10. Sekolah memerlukan bantuan anda semua untuk menjadikan indonesia yang lebih baik.
  • bila anda berkunjung ke sekolah, anda akan tau, bahwa: 11. kosa kata yang paling sering muncul adalah ujian, wajib, persyaratan, dimarahi, dilarang, tidak boleh, bayar, harus, PR, kumpulkan, tidak naik, awas, seragam, tugas, hukuman, masuk, aduh, sial, catat, dengarkan, kalau tidak, ulangan, SPP, rapot, pengumuman.
  • bila anda berkunjung ke sekolah anda akan tau, bahwa: 12. sembilan dari sepuluh siswa tidak tau alasannya kenapa mereka sekolah, untuk apa mereka belajar.
  • bila anda berkunjung ke sekolah, anda akan tau, bahwa: 13. tidak ada korupsi di sekolah. yang ada adalah kemampuan mengelola sumberdaya yang sangat sangat rendah, pengelolaan yang tidak memperhatikan efisiensi dan efektifitas, boros kertas, tinta, listrik, telepon, air, konsumsi rapat, salah kelola dengan lab, sarana, komputer.
  • bila anda berkunjung ke sekolah, anda akan tau, bahwa: 14. sekolah membanding satu siswa dengan siswa lain di dalam kelas, di dalam sekolah itu, bahkan dengan sekolah lain. misalnya, siswa di sini tidak pinter, malas tidak seperti sekolah disana, di kota dll.
  • jika anda berkunjung ke sekolah, anda akan tau, bahwa: 15. sekolah merasa tidak penting pada hal-hal yang menyangkut dekorasi ruang kelas, fasilitas ruang teater, studio musik, panggung terbuka, kolam renang, cafetaria, ruang debate, lapangan olah raga, show room, studio lukis, taman, bahkan perpustakaan yaman dan melayani.
  • jika anda berkujung ke sekolah, anda akan tau, bahwa: 16. Persoalan pertama dan utama disekolah adalah dana, kemudian dana, kemudian dana, sehingga sekolah sudah tidak punya pilihan lain selain pasrah menunggu bantuan.
  • bila anda berkunjung ke sekolah, anda akan tau, bahwa: 17. Satu kata yang paling ditunggu, paling di minati, paling asyik, paling termotivasi, : LIBUR
  • bila anda berkunjung ke sekolah, anda akan tau, bahwa: 18. nilai tawar sebuah sekolah adalah jumlah siswa menentukan banyak hal, sekolah besar adalah sekolah dengan siswa banyak, seringkali di asosiasikan dengan sekolah bagus tak peduli apakah masing masing siswa dapat menerima layanan berkualitas.
  • bila anda berkunjung ke sekolah, anda akan tau, bahwa: 19. siswa berprestasi adalah siswa perigkat 1, 2, 3 versi rapot yang ditulis tulis sendiri sama sekolah, atau menjuarai olimpiade matematika, fisika, biologi dan tehnologi. sedang yang lain mirip pelengkap saja.
  • bila anda berkunjung ke sekolah, anda akan tau, bahwa: 20. sekolah memerlukan bantuan anda untuk indonesia yang lebih baik.
  • bila anda berkunjung ke sekolah, anda akan tau, bahwa: 21. undangan dari sekolah kepada orang tua/wali murid terkenal dengan undangan iuran, sumbangan, biaya ini itu, atau pelanggaran tata tertib, belum pernah ada undangan 'morning tea', sekedar minum teh bersama kepala sekolah untuk bicara soal tanaman sekolah yang mulai menghijau, transportasi, atau acara TV. bisa bergantian, misalnya 10 orang minggu ini, 10 orang minggu depan.
  • bila anda berkesempatan mengunjungi sekolah, anda akan tau, bahwa: 22. Siswa mempelajari hal-hal yang tak berguna bagi hidupnya bahkan seringkali tidak ada hubungannya dengan kehidupan sehari-hari.
  • bila anda berkesempatan mengunjungi sekolah, anda akan tau, bahwa: 23. belajar kosa kata tentang sepak bola lebih penting daripada bagaimana bisa bermain bola.
  • bila anda berkesempatan mengunjungi sekolah, anda akan tau, bahwa: 24. menyontek itu memang jalan terbaik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar, sebutkan?, apa yang dimaksud dengan? tuliskan rumus? ciri-cirinya adalah? pasal berapa? dll.
  • jika anda berkesempatan mengunjungi sekolah, anda akan tau, bahwa: 25. ada alasan yang kuat mengapa ujian nasional harus ditiadakan setidaknya sampai tahun 2047.
  • bila anda berkesempatan mengunjungi sekolah, anda akan tau, bahwa: 26. inti sekolah sampai saat ini adalah nilai ujian tinggi dan uang, jauh dari wacana tentang bagaimana siswa dapat hidup sebagai manusia seutuhnya, kedewasaan, dan kebahagiaan.
  • bila anda berkesempatan mengunjungi sekolah, anda akan tau, bahwa: 27. siswa belajar 2 X 9=18, bandung ibukota jawa barat, sukarno adalah presiden pertama indonesia, tetapi terlalu sulit untuk menjawab, siapa dirimu.
  • jika anda berkesempatan mengunjungi sekolah, anda akan tau, bahwa: 28. kelulusan adalah segalanya galanya, sebuah pencapaian yang layak dirayakan dengan konvoi, membuat tato, pesta miras, membuka baju, dll. karena lulus adalah tujuan.
  • bila anda berkesempatan berkunjung ke sekolah, anda akan tau, bahwa: 29. kepala sekolah, guru, tata usaha hanya menjalankan tugas atasan, tak berdaya melawan otoritas kekuasaan. terus menerus seperti itu dari jakarta ke propinsi ke kabupaten ke kepala sekolah ke guru dan akhirnya beban itu bertumpu kepada yang paling bawah: SISWA.
  • bila anda berkesempatan berkunjung ke sekolah, anda akan tau, bahwa: 30. sekolah membutuhkan bantuan anda, untuk indonesia yang lebih baik.
  • bila anda berkesempatan mengunjungi sekolah, anda akan tau bahwa: 31. banner yang terpasang di didepan gerbang sekolah, yg menampilkan satu dua siswa juara matematika dan fisika, sebenarnya untuk apa? untuk siapa? bagaimana dengan ratusan siswa lainnya dengan kecerdasan yang beragam tapi tak pernah ada lombanya?
  • bila anda berkesempatan mengunjungi sekolah, anda akan tau bahwa: 32. tragedi itu terjadi, narkoba, balap liar, aktivitas seksual, kekerasan antar geng, minuman keras, rokok disebabkan karena sekolah tidak mampu menciptakan pendekatan belajar yg mengaitkan dimensi sosial, emosional dan metakognitif, pada saat siswa berusaha ingin diakui bukan anak-anak lagi.
  • bila anda berkesempatan berkunjung ke sekolah, anda akan tau, bahwa: 33. penguasaan tehnologi komputer saat ini terus didorong agar dapat diberikan kepada anak anak sedini mungkin, di TK bahkan di PAUD.
  • bila anda berkesempatan berkunjung ke sekolah, anda akan tau, bahwa: 34. peraturan atau tata tertib sekolah seringkali dibuat dengan tidak melibatkan siswa.
  • bila anda berkesempatan berkunjung ke sekolah, anda akan tau, bahwa: 35. deru arus utama pendidikan nasional adalah bukan terciptanya manusia indonesia yang lebih baik dan kreatif, melainkan tak lebih dari pekerjaan pekerjaan administratif.

7 April 2013

Bersepeda Dengan Syahdan


Lulus SMP Negeri di kampung waktu itu bukan senang yang saya rasakan. Gelisah, bagaimana caranya bisa melanjutkan sekolah ke kabupaten, ke Jember, saya belum pernah kesana sebelumnya. Sampai hari itu, sampai hari “nekat” berangkat bersepeda ke Jember, membawa ijasah SMP dan mendaftar di beberapa sekolah dan diterima di SMEA Negeri 1 Jember. Itu terjadi tahun 1988.

Setelah diterima sebagai siswa baru sekolah itu, saya bertanya kepada salah satu guru disitu, Pak Umar Sya’ni namanya, guru agama, “Pak, apa sekolah punya tempat yang menampung siswa yang rumahya jauh?” Beliau menjawab dengan senyum khasnya, “Belum punya.” Saya bertanya lagi, “Apa ada guru yang mau menampung saya untuk tinggal dirumahnya dan saya bisa bersih-bersih rumahnya, mengisi bak mandinya, saya juga bisa mencuci?” Beliau menjawab dengan bijaksana, “Wah, itu saya tidak tau.” Karena Pak Umar tak tahu, saya berusaha mencari tau dengan bertanya kepada guru yang lalu lalang di teras kelas itu. Tak satupun yang bersedia. Tak satupun yang butuh. Barangkali perpustakaan sekolah bisa, pikir saya. Saya menuju perpustakaan dan bertanya disitu. Pak Ramto menjawab bahwa perpustakaan bukan tempat tidur, tak bisa, apalagi menginap.

Hendak menumpang di rumah teman, tapi baru kenal. Mereka semua siswa baru. Maka tak ada jalan lain kecuali bersepeda dari kampung ke sekolah setiap hari, menempuh jarak sekitar 60 km pergi pulang. Naik angkutan umum tak terjangkau harganya, apalagi setiap hari. Dan itu terjadi selama 7 bulan (semester pertama sekolah) sampai seorang kenalan memberikan kesempatan kandang kambingnya di sekitar Talangsari untuk saya tinggali.

Beruntung sekali, kemarin sore (6 April) saya dan anak saya, Syahdan, bisa bersepeda menempuh jarak itu. Saya bercerita tentang hari-hari itu kepada Syahdan di sepanjang jalan. Hari-hari saat hujan dan gelapnya jalan perkebunan bisa saya lewati menuju sebuah cita-cita: bersekolah. Lulus Tahun 1991, lebih panjang lagi cerita berliku.