8 April 2013

Beberapa Catatan Sejarah Islam

  1. Sarah berusia 76 tahun saat mngizinkan suaminya Ibrahim, 85 tahun, menikahi budaknya asal Mesir, Hajar. Perasaan cemburunya menjadikan Hajar sebagai sasaran segala kemarahan Sarah. Dan Hajar hanya bisa mengadukan semua itu kepada Tuhannya, hingga Tuhan mengutus seorang malaikat untuk mengabarkan bahwa Tuhan akan menjadikan keturunan mereka menjadi tak terhitung jumlahnya. Malaikat itu juga berkata kepada Hajar, " Berbahagialah, kamu akan segera dikaruniai seorang anak, namailah Ismail, karena Tuhan telah mendengar penderitaanmu." Ketika Bayi itu Lahir, Ibrahim memberinya nama " Ismail" yang berarti " Tuhan telah mendengar".
  2. Di kisahkan juga di Kitab Kejadian (Genesis) bahwa Ibrahim tidak memiliki anak dan tak ada harapan untuk bisa memilikinya. Pada suatu malam, Tuhan menyuruhnya keluar dari tenda dan Tuhan menyuruhnya untuk menghitung bintang-bintang di langit jika ia sanggup. "Sebanyak itulah keturunanmu nanti."
  3. Lima belas tahun kemudian, saat Ibrahim berusia 100 tahun dan Sarah 90 tahun, firman Tuhan datang lagi kepada Ibrahim bahwa Sarah akan di karunia keturunan dan mesti diberi nama Ishaq. Dari sinilah, banyak cerita dunia di mulai. Ismail-Ishaq. Dua aliran spiritual besar, dua agma, dua dunia Tuhan, dua lingkaran, dan tentunya dua pusat.
  4. Karena khawatir Allah mengurangi kasih sayang-Nya kepada Ismail setelah kelahiran Ishaq, Ibrahim berdoa seperti ini: " Semoga Ismail hidup dalam Hidayahmu-Mu, Ya Allah!" Allah menjawab, " Aku mendengar doa'mu tentang Ismail. Tenanglah! Aku akan merahmatinya, menjadikannya ia pemimpin suatu bangsa besar. Tetapi Kehendak-Ku tentang Ishaq telah Kutetapkan, Sarah akan melahirkan tahun depan.
  5. Dan benar, lahirlah Ishaq. Dan sejak inilah keturanan Ibrahim tidak satu bangsa, tetapi dua bangsa besar, dua adikuasa, dua spiritual besar yang tidak mengalir bersama tetapi menempuh jalannya masing-masing.
  6. Api cemburu itu mendapatkan tempatnya. Tepat, ketika Ishaq disapih (Sarah sendiri yang menyusuinya), Dimintanya Ibrahim untuk mengusir Hajar dan Ismail dari rumahnya. Dan mereka sungguh pergi dari tempat tinggal itu, ke suatu tempat, suatu lembah tandus di Arabia, sekitar 40 hari perjalanan onta di sebelah selatan Kanaan. Lembah itu bernama Bakkah.
  7. Hajar sangat khawatir dengan keselamatan Ismail. Sang ibu mencari pertologan tetapi tak seorangpun disana. Bolak balik Hajar melintasi jalan yang sama sampai tujuh kali. Pada saat ia kelelahan, malaikat menemuinya. Kemudian, gundukan pasir tersentuh tumit Ismail memancarkan sumber mata air menakjubkan: Zamzam.
  8. Dalam Kitab Kejadian, di kisahkan seperti ini: "Dan Allah mendengar suara bayi itu dan mengutus malaikat surga menemui Hajar dan berkata: 'Apa yang membuatmu susah, Hajar? Jangan takut! Tuhan telah mendengar suara bayimu di tempat ia berbaring. Bangkit dan angkatlah bayimu dan gendonglah dengan tanganmu, Dia akan menjadikannya pemimpin bangsa besar.' Dan Tuhan membuka matanya, dan Hajar menyaksikan mata air yang menakjubkan."
  9. Kitab Kejadian di wahyukan kepada Ishaq dan kelak keturunannya. Sarah melahirkan Ishaq, Hajar melahirkan Ismail. Kitab itu menuturkan tentang Ismail seperti ini: "Dan Allah bersama sang bayi; dan ia tumbuh dan tinggal di dalam hutan belantara dan menjadi seorang pemburu (pemanah)."
  10. Diriwayatkan bahwa Ibrahim hidup 75 tahun lagi semenjak waktu tiba Hajar dan Ismail di Bakkah. Ibrahim diberi petunjuk oleh Allah untuk menemukan Hajar dan Ismail dan membangun Rumah Suci disekitar Zamzam. Bangunan itu disebut Ka'bah, "kubus", yang menunjukkan empat arah mata angin.
  11. Sebenarnya benda paling suci disitu adalah sebongkah batu yang diriwayatkan dibawa Jibril kepada Ibrahim dari suatu tempat dekat Abu Qubassy. Sekarang, batu itu terletak di salah satu sudut Ka'bah.
  12. Ketika Hajar bertemu kembali dengan Ibrahim, diceritakanlah penderitaannya, kisah-kisahnya saat mencari pertolongan, dan kemudian Ibrahim menjadikannya sebagai ritus ibadah haji, belari-lari kecil dari Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali.
  13. Tak lama setelah pertemuannya kembali dengan Hajar dan Ismail dan membangun Rumah Suci, Ibrahim mendambahkan padang pasir yang subur, yang ditumbuhi gandum dan jagung. Di Kanaan, Ibrahim berdo'a seperti ini, "Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian kerurunanku di lembah yang tidak mempunyai tetumbuhan, di dekat Rumah-mu (Bait Allah) yang di hormati. Ya Tuhan, hal itu agar mereka mendirikan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia untuk untuk cenderung kepada mereka dan limpahkan rezeki berupa buah buahan, mudah mudahan mereka bersyukur."
  14.  Doa Ibrahim di kabulkan. Kunjungan Jamaah Haji ke Baitullah terus meningkat dari seluruh Jazirah Arab dan sekitarnya, menjadikan perjalanan haji sebagai sumber ekonomi penting disana, waktu itu bahkan sampai sekarang. Bukan hanya lagi buah buahan seperti doa Ibrahim, tetapi juga industri hotel, transportasi, restoran, industri perjalanan, pemandu wisata dll.
  15. Ketika Ka'bah menjadi ikon ekonomi melalui karunia yang diberikan oleh para jamah haji, cerita selanjutnya pasti seputar bagaimana tempat ini bisa dijaga, dirawat, dikabarkan, dipromosikan dan tentunya dikuasai, menguasai. Pada saat itu, keturunan Ishaq (yahudi) juga melakukan perjalanan haji ke Baitullah, mereka menghormati Baitullah sebagai tempat suci, tempat beribadah kepada Allah, yang didirikan oleh Ibrahim.
  16. Seringkali bahasa reklame melampaui batas rasional berfikir. Janji janji pahala yang berlipat lipat yang dikabarkan menjadikan antusias para jamaah haji yang membawa pulang batu batu di sekitar Baitullah untuk dilakukan ritual penghormatan memuliaka n di tempat asal para jamaah.
  17.  Baitullah juga bertetangga dengan tempat kaum pagan penyembah berhala. Kemudian para jamaah haji itu membawa berhala ke Makkah dari kediaman mereka dan ditempatkan di sekitar Ka'bah. Dan inilah yang menyebabkan Keturunan Ishaq (Yahudi) berhenti mengunjungi Baitullah, Rumah Suci yang dibangun Ibrahim. (sampai nomor ini Islam belum lahir)
  18. Kaum penyembah berhala mengklaim bahwa berhala adalah media perantara manusia dengan Tuhan. Dengan demikian, Tuhan menjadi jauh dan tidak langsung, mereka lupa darimana dunia ini dan akhirnya mereka tidak meyakini kehidupan setelah kematian.
  19. Pertama kali, adalah Orang-orang Jurhum yang datang dari Yaman, mengangkat diri mereka sendiri sebagai penguasa Makkah. Ketururunan Ibrahim setuju saja karena istri kedua Ismail berasal dari Jurhum. Namun, akhirnya mereka melakukan kesewenang-wenangan hingga mereka diusir dari Makkah.
  20. Posisi kekuasaan kemudian diambil alih oleh Orang2 Khuza'ah, keturunan Ismail juga, yang berimigrasi ke Yaman. Warisan leluhur mereka, sumur Zamzam telah dilupakan bahkan sudah tak tau lagi dimana ia. Sumur-sumur baru di gali, air keluar dimana-mana. Orang2 ini sudah tak percaya lagi tentang kisah Hajar, Ismail, dan mata air Zamzam.
  21. Tak banyak diceritakan bagaimana pertemuan dua bersaudara Ismail dan Ishaq, pasca Hajar dan Ismail meninggalkan rumahnya dan membangun Makkah, baik di AlQuran (kelak) maupun di Kitab Kejadian. Hanya disebutkan disana (Kitab Kejadian) bahwa mereka berdua yang memakamkan ayahnya, Ibrahim di Hebron.
  22. Penguasaan atas Baitullah oleh kaum Khuza'ah, akhirnya juga melakukan tindakan yang sama seperti penguasa sebelumnya: Kesewenang-wenagan. Puncaknya, dalam perjalanan pulang dari Syiria, pimpinan Kaum itu meminta berhala besar, Hubal, milik suku Moabit untuk ditempatkan, dipajang di ka'bah sebagai pemimpin dari berhala-berhala lainnya yang sudah ada di Mekkah.
  23. Penguasaan atas Baitullah berurutan seperti ini: Dari Kaum Jumhur ke Kaum Khuza'ah kemudian ke Kaum Qurais. Semua kaum ini adalah keturunan Ismail. Dari kaum Qurais ini, kelak akan dilahirkan seorang yang tak diketahui nama kecilnya, membawa wahyu, mengabarkan tentang cinta, membumikan agama Ibrahim leluhurnya, pemberani sekaligus lembut, pengasih sekaligus tegas: Muhammad.