Persekolahan dan orang tua di rumah semakin menjauhkan anak-anak dari padi, garam, pakan ternak, cangkul, perahu, hutan yang harus tetap terpelihara, sungai yang harus tetap mengalir. Juga menjauhkan dari gotong-royong, kejujuran, keberanian, kepedulian dan kecintaan pada budaya leluhurnya. Ini bukan soal salah benar. Tetapi belajarlah dari apa yang terjadi saat ini. Banggalah karena membelanjakan uang kalian untuk produk-produk lokal. Ujilah. Beri masukan agar senantiasa terus berkembang.
4 Juni 2015
Batik Tulis Madura.
Itu bukan
lucu. Menjadi miskin di negeri yang memiliki banyak dan ragam potensi. Menjadi
pengangguran di tanah yang tanaman dengan mudahnya tumbuh dan ikan-ikan yang
siap melindungi dari kekurangan gizi. Merendahkan hal-hal yang dimilki sendiri.
Terpesona dengan apapun yang datang dari luar negeri. Menganggap kita tak kan
bisa apa-apa tanpa mereka.
Persekolahan dan orang tua di rumah semakin menjauhkan anak-anak dari padi, garam, pakan ternak, cangkul, perahu, hutan yang harus tetap terpelihara, sungai yang harus tetap mengalir. Juga menjauhkan dari gotong-royong, kejujuran, keberanian, kepedulian dan kecintaan pada budaya leluhurnya. Ini bukan soal salah benar. Tetapi belajarlah dari apa yang terjadi saat ini. Banggalah karena membelanjakan uang kalian untuk produk-produk lokal. Ujilah. Beri masukan agar senantiasa terus berkembang.
Persekolahan dan orang tua di rumah semakin menjauhkan anak-anak dari padi, garam, pakan ternak, cangkul, perahu, hutan yang harus tetap terpelihara, sungai yang harus tetap mengalir. Juga menjauhkan dari gotong-royong, kejujuran, keberanian, kepedulian dan kecintaan pada budaya leluhurnya. Ini bukan soal salah benar. Tetapi belajarlah dari apa yang terjadi saat ini. Banggalah karena membelanjakan uang kalian untuk produk-produk lokal. Ujilah. Beri masukan agar senantiasa terus berkembang.