Bagaimana mungkin melahirkan generasi kreatif yang mencipta,
yang solutif, bila anak-anak kita tidak mempelajari apa yang sebenarnya terjadi
dalam sehari-hari hidup bangsanya. Persekolahan kita hanyalah alat dalam sistem
industri untuk menjamin ketersediaan tenaga kerja, penjaga kesinambungan
kapital orang-orang kaya. Dan mungkin itu bukan masalah, akan tetapi kemampuan
industri untuk menyerap semua lulusan adalah mimpi kosong. Maka kembalikanlah
cita-cita sekolah sebagai pusat kebudayaan masyarakat, sebagai tempat anak-anak
bahagia menuntut ilmu dunia akhirat. Kembalikanlah sekolah sebagai milik
masyarakat.
Seperti apa? seperti sistem pendidikan pesantren jaman dulu, sanggar,
padepokan, learning center. Ia benar-benar milik masyarakat, ia berkembang dan
dibangun oleh masyarakat, ia bukan lembaga yang hidup dengan anggaran
pemerintah, ia adalah bagian dari masyarakat. Ia adalah solusi dari
permasalahan masyarakat.
Jutaan anak-anak pedesaan Indonesia belajar sesuatu yang tak ada hubungannya
dengan hidup mereka sehari-hari. Dan itulah mengapa sekolah adalah tempat yang
sangat mebosankan - kecuali menjadi tempat pacaran. Sampai saat ini ruang-ruang
kelas di sekolah mirip dengan barak-barak di zaman perang, kering dan kaku,
seperti bangsal-bangsal rumah sakit, seperti tempat-tempat penampungan
sementara pengerah tenaga kerja.