19 Desember 2009

Gerimis


Pagi Gerimis. Menganttuk sehabis perjalanan bus, Jember- Malang. Anak-anak perumahan belum keluar dari rumahnya atau belum bangun. dua jam lagi mereka harus di depan rumah, bersiap berangkat sekolah dengan seragam putih merah.jam kuliahku setengah sembilan. menghindari tidur walau sebenarnya aku akan. membuat kopi. sepi sendirian benar. tikus-tikus sudah bersembunyi senyap setelah menghabiskan sekaleng biskuit yang lupa kututup. aku bukan mencurigai tikus, tapi mereka meninggalkan jejak tai di kaleng dan di sekitar tumpukan buku.perumahan mondoroko, sudah disini hampir sedikit lagi setahun. harapan, kangen, cinta, rindu, cita-cita mengaduk menjadi satu dengan marah, sedih, takut, sombong dan sekaligus kosong. rumah ini, rumah pak munir, belum lagi bertemu sejak ku bayar sewa sebelas bulan lalu. dua kamar menjadi kotor dengan sampah dan puntung rokok. mungkin pemiliknya akan sedih melihat harta bendanya kuhancurkan seperti ini. tetapi masih kusisakan kamar mandi tetap terjaga dari wangi.gerimis semakin keras.sebentar lagi hujan.setan tikus tetap tak kelihatan.