Permainan anak adalah sau-satunya cara terbaik untuk memenhui persyaratan perkembangan yang dapat ditempuh. Bermain adalah proses yang terus berubah (dinamis) dan sersifat multi-indrawi, interaktif, kreatif dan imajinatif. Saat anak bermain, seluruh otak mereka terangsang, bukan hanya bidang tertentu yang terkait dengan keteampilan akademik formal.
Sayangnya, dewasa ini telah mengalami penurunan kualitas yang luar biasa. Salah seorang permainan ternaik di dunia, peneliti asal Selandia Baru, Brian Sutton-Smith mengungkapkan, mengungkapkan bahwa tipikal anak bermain saat ini adalah eorang anak bermain di depan TV, Video Game, bermain dengan tokoh jagoannya (lihat Hansen 1998). Ini bukan bermain. demikian juga sepak bola atau semua olah raga kompetitif lainnya yang biasa dilakukan di semua komunitas. Bermain adalah pengalaman tanpa akhir yang dilakukan anak dan melibatkan tindakan berpura-pura, kegiatan berguling, bergulat, atau pemakaian objek nyata secara sepontan untuk menciptakan kreatifitas. Bermain menjadi semakin terancam punah dalam program pendidikan anak usia dini sejalan dengan meningkatnya tuntutan akademis.