17 Desember 2011

Teman, Ajaklah Aku Bermain

Hanya karena aku lahir lebih dulu daripada kalian maka aku berdiri di sini kemudian kau panggil aku 'Guru'. Tetapi sesungguhnya, aku juga belajar dari kalian tentang banyak hal. Sesungguhnya, aku hanyalah temanmu yang lebih banyak membaca karena aku lahir lebih dulu. Sesungguhnya, aku hanyalah temanmu yang lebih banyak mendengar karena aku lahir lebih dulu. Kenapa tak kau lambaikan tanganmu memanggilku, sayang. Aku pernah tahu orang meniup seruling di pinggir sawah yang teduh, mengalun merdu, mungkin kau perlu, aku bisa ajarkan cara memainkan itu. Ajaklah aku bermain, karena aku sesungguhnya hanyalah temanmu dan tak lebih dari itu.
                                                                                                                                      
Beberapa tahun lagi, saat aku tak kuat lagi berdiri disini, kau yang akan mengajari aku tentang tehnologi baru, mungkin sebuah tari baru. Hanya kepadamu aku bisa berharap, menyalakan sebuah CD player, memperdengarkan lagu-lagu yang ku rindu. Kau yang akan menuntunku berjalan karena aku sudah tak kuat lagi seperti hari ini. Kau yang akan membantu memakaikan aku baju, karena aku sudah tak tau. Hanya kepadamu aku berharap kau masih mengingatku dan mengunjungiku sekali waktu.

Duhai ...
Manfaatkan aku. Aku bisa membantumu mengumpulkan bekal untuk hidupmu yang lebih baik. Meyingkirkan batu-batu rintangan itu, menunjukkan sebuah rahasia yang belum kau tau. Ajaklah aku bermain. Jika tak kau anggap aku, sedih hatiku.