Liburan sekolah akan belangsung mulai besok minggu dan akan berlangsung kira-kira selama dua minggu. Apa atau kemana rencana liburan anak-anak Anda? Saya ingin berbagi pengetahuan tentang apa itu bermain, permainan kreatif murah dan menyenangkan selama liburan, dan dapat dilakukan di rumah saja.
Tentu akan sangat menyenangkan bila kita bisa berkunjung ke museum permainan anak. Tetapi dimana ya? Apa setiap kota punya museum permainan anak? Di tempat kalian ada? Di tempat saya, di Jember belum ada. Di bawah ini terdapat beberapa permainanan anak yang akhir-akhir ini sudah jarang sekali dimainkan anak-anak. Permainan anak saat ini telah kehilangangan sifat bermainnya. Anak-anak berjam-jam berada di permainan digital, outbound di alam terbuka, bermain dengan tokoh-tokoh idola mereka, juga sepak bola dan permainan-permainan kompetitif lainnya berada jauh dari permainan-permainan anak yang sesungguhnya.
20 Desember 2013
Jember Tapal Kuda
Kocor - Puger |
Sehari setelah saya bertemu di warung kopi, saya menerima kabar online tentang ini. Sesuatu yang luar biasa menurut saya, undangan proyek istimewa untuk Jember, kota kecil yang saya cinta sampai kapanpun juga. Jember adalah kota kecil yang sederhana dan menurut saya, setiap yang sederhana akan selalu dan menjadi istimewa.
Saya menyanggupi, saya berjanji mengikuti sebuah undangan sederhana untuk menulis hal-hal tentang Jember. Kemudian kesanggupan ini tidak sederhana bagi saya, karena hampir tak bertemu waktu luang atas kesibukan menyiapkan hal-hal yang menyangkut hari-hari akhir semester di sekolah sebelum libur panjang. Sejak saya menyatakan ikut sampai hari ini, baru tersedia waktu menulis, dengan memolorkan beberapa menit pergi ke masjid untuk Jumatan. Dan setelah Jumatan, harus berangkat menuju Desa Lengkong untuk melihat pembangunan sarana fisik Sekolah Komunitas BERBAGIHappy.
"Kenapa nekat ikutan?", Tanya istri. Saya jawab dalam hati, karena setiap janji bagi saya adalah istimewa.
"Kok ga' jawab?", Tanya istri lagi. Saya jawab dengan tulisan ini dan saya baca dengan suara keras:
Ini proyek penting dari para pejuang Jember yang harus di dukung. Jika ini berhasil (banyak orang yang mengikuti), Jember akan lebih banyak dikenal orang setidaknya melalui mesin pencarian. Dikenal adalah potensi, energi untuk membangun Jember lebih baik lagi. Ini bukan soal kejuaraan menulis.
Apa yang ingin saya tuliskan tentang Jember ini adalah sesunggguhnya sesuatu yang sering saya suarakan bahwa membangun Jember adalah membangun potensi Jember untuk menjadi Jember. Bukan menjadi Malang, Surabaya, Jakarta apalagi Pasadena. Jember harus di bangun berdasar potensinya. Dan potensi paling nyata yang dapat kita lihat dengan cepat adalah letak geografisnya yang berada kira-kira di tengah "tapal kuda", Probolinggo, Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi, Lumajang. Letak lokasi ini adalah potensi besar Jember untuk menjadi pusat kegiatan masyarakat tapal kuda untuk seni budaya, bisnis, kesehatan, pendidikan dll.
(Kira-kira bisa disingkat apa ya enaknya, untuk: Jember, Lumajang, Probolinggo, Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi?)
Strategi yang harus di tempuh adalah menjadikannya Jember sebagai rumah yang sederhana. Rumah sederhana tempat berkumpul yang nyaman bagi masayarakat tapal kuda. Menjadikan Jember yang melayani masyarakat tapal kuda, mendorong masyarakat tapal kuda untuk merasa memiliki Jember.
SEderhana itu SEhat. Sehat itu adalah tujuan semua orang, oleh karenanya Jember harus sehat. Sehat untuk seluruh masyarakat tapal kuda. SeDERhana itu DERma. Derma adalah kebaikan. Kebaikan adalah impian semua orang, oleh karenaya Jember harus jadi baik untuk seluruh masyarakat tapal kuda. SederNA itu NAkal. Nakal itu kreatif. Kreatif adalah solusi. Solusi bagi seluruh masyarakat tapal kuda.
Semangat Jember. Semangat tapal kuda. Semangat Sederhana.
Benedict Anderson
Profesor Dr. Benedict Ricard O'Gorman Anderson dilahirkan di Kunning, Tiongkok, 26 Agustus 1936 dari sebuah Keluarga Anglo-Irlandia. Ayahnya bernama James O'Gorman, sedang ibunya bernama Veronica Beatrice Mary Anderson. Ia di besarkan sebagian besar di California, Amerika Serikat, dan belajar di Cambridge University, Inggris. Dia adalah profesor emeritus dalam bidang studi internasionaldi Cornell University di Ithaca, New York, AS. Ia dikenal secara internasional antara lain karena bukunya yang berjudul Imagined
Communities (pertama kali terbit tahun 1983).
Benedict Anderson juga diakui secara luas sebagai pakar sejarah dan politik Indonesia pada abad ke-20. Analisis dan pandangan-pandangannya yang kritis terhadap Indonesia menyebabkan ia dilarang masuk ke Indonesia selama pemerinthan Orde Baru di bawah Soeharto. Baru setelah jatuhnya Orde Baru ia dapat kembali berkunjung ke Indonesia. Karya-karyanya antara lain: A Preliminary Analysis of the Otober 1, 1965 in Indoenesia, Java in a Time Revolution, Debating World Literature, Language and Power: Exploring Political Cultures in Indonesia, Imagined Communities (edisi pertama 1983), The Spectre of Comparisons, dan Under Three Flags: Anarchism and the Anti-Colonial Imagination. Tahun 2000, ia memenangkan Hadiah Budaya Asia Fukoka XI. Dalam saharing-nya, ia sengaja menghindari penggunaan apa yang oleh Orde Baru disebut sebagai "ejaan baru". Menurutnya di balik ejaan itu ada maksud "untuk men-delete semua karangan-karangan pra-Orba dari memori-memori anak2 muda, atawa paling2 supaja dianggapnya sebagai barang jang kuno, berbahajam sulit dibatja, enz enz..." Prof. Benedict Anderson ingin melawan upaya demikian.
Communities (pertama kali terbit tahun 1983).
Benedict Anderson juga diakui secara luas sebagai pakar sejarah dan politik Indonesia pada abad ke-20. Analisis dan pandangan-pandangannya yang kritis terhadap Indonesia menyebabkan ia dilarang masuk ke Indonesia selama pemerinthan Orde Baru di bawah Soeharto. Baru setelah jatuhnya Orde Baru ia dapat kembali berkunjung ke Indonesia. Karya-karyanya antara lain: A Preliminary Analysis of the Otober 1, 1965 in Indoenesia, Java in a Time Revolution, Debating World Literature, Language and Power: Exploring Political Cultures in Indonesia, Imagined Communities (edisi pertama 1983), The Spectre of Comparisons, dan Under Three Flags: Anarchism and the Anti-Colonial Imagination. Tahun 2000, ia memenangkan Hadiah Budaya Asia Fukoka XI. Dalam saharing-nya, ia sengaja menghindari penggunaan apa yang oleh Orde Baru disebut sebagai "ejaan baru". Menurutnya di balik ejaan itu ada maksud "untuk men-delete semua karangan-karangan pra-Orba dari memori-memori anak2 muda, atawa paling2 supaja dianggapnya sebagai barang jang kuno, berbahajam sulit dibatja, enz enz..." Prof. Benedict Anderson ingin melawan upaya demikian.
Ahmad Syafii Maarif
Lahir di Sumpur Kudus, Sumatera Barat, 31 Mei 1935. Prof. Dr. A. Syafii Maarif pernah menempuh pendidikan Sejarah di Northern Illinois University (1973), dan memeperoleh gelar M.A dalam ilmu sejarah dari Ohio University, Athens, Amerika Serikat (1980). Ia meraih gelar Ph.D dalam bidang pemikiran Isala dari UNiversity of Chicago, Amerika Serikat (1983). Di bidang sosial, ia aktif dalam organisasi sosial Muhammadiyah, dan menjadi wakil Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah (1995-1999) serta menjabat sebagai Pejabat Ketua PP Muhammadiyah (2000). Di dunia international, dia adalah Presiden International Conference on Religion for Peace ICRP) yang berpusat di Amerika. Kegiatan-kegiatan lainnya termasuk menjadi Pengurus Masyarakat Sejarawan Indonesia, Pemimpin Redaksi Majalah Suara Muhammadiyah Yogyakarta (1998-1990); anggota staf ahli Jurnal Ulummul Quran (1998).
6 Ideas Borrowed From Children's Museums for Inexpensive Fun
Kids love to visit children's museums, but it's possible to do a lot of the same things at home, and do them cheaply. Here are six ways to have inexpensive fun, based on activities from children's museums.
1. Pretend Veterinary Clinic
Stuffed animals become the patients in a pretend veterinary clinic. Give the animals name tags and clipboards for recording their symptoms. The doctor will need a medical kit for administering treatment. Our children's museum has symptom checker flow charts that help the little vets diagnose and treat their patients' illnesses. That process would be a bit of trouble to duplicate at home, but could result in many hours of play and a lot of learning. Small vets will also enjoy looking at books about pet care, which can be picked up at yard sales and flea markets. Every doctor needs a shelf of medical books!
2. Invention Box
Our children's museum has an area for invention and creation that is furnished with items that would otherwise be thrown away, such as boxes, bottle caps and margarine tubs. The museum staff adds items such as googly eyes, feathers, ribbons, Popsicle sticks and pipecleaners. Kids create vehicles, monsters, headgear and other fanciful wonders. To duplicate this experience at home, collect odds and ends and store in an invention box. Add different types of glue and a plastic tablecloth to protect the assembly area, and let the inventing begin!
3. Dress-up
Dress-up is a component of many children's museum activities, and the face-painting station is a favorite spot as well. Duplicate dress-up activities cheaply at home by setting aside a box or tub for cast-off clothing. Don't forget accessories such as hats, scarves, neckties and costume jewelry. Check out a party store for face paint and inexpensive items like boas or capes. Once the kids are suitably decked out, have a fashion show, organize a parade, hold a dancing or singing contest or act out a scene from a movie or play.
4. Play Supermarket
The supermarket is an important place in the lives of kids. Maybe that's why they love to play supermarket. Children can be shoppers filling their baskets with plastic and cardboard food, or they can work as checkers and stockers. To duplicate this experience, buy inexpensive plastic food at a discount or dollar store and supplement with empty containers from the pantry. The children's museum has a fairly elaborate check-out system, but a simple play cash register will do for home. Go old school with play money, or rig up a pretend card swiper and use depleted gift cards for credit/debit cards.
5. Pretend Restaurants
Our children's museum features pretend restaurants as well as a real one or two. A pretend restaurant can be used to enhance a number of skills. Children can:
- Pick out a name for the restaurant.
- Design a logo.
- Choose the menu and set the prices.
- Pick tableware and table decorations.
Once the essentials are in place, the kids can play at being waitstaff, cooks or patrons. Your restaurant can serve pretend food, but if you are brave, real food is also a possibility.
6. Art Center
Most children's museums have some type of art center, and every home should have one, too. Choose a variety of media from watercolor to tempera to pastels, and add a colorful assortment of brushes. Save money by watching for sales. Stand-up easels are great fun, but a table top will do, or simply tack some butcher paper up on the wall. (Make it a double thickness so there's no bleed-through). Save junk mail, catalogs and magazines for making collages and other paper crafts. When the artwork is done, of course you'll need a way to display their masterpieces. Hang their pictures from a simple clothesline, or tape them in the windows--no worries about damaging walls.
Susan Adcox | about.com
1. Pretend Veterinary Clinic
Stuffed animals become the patients in a pretend veterinary clinic. Give the animals name tags and clipboards for recording their symptoms. The doctor will need a medical kit for administering treatment. Our children's museum has symptom checker flow charts that help the little vets diagnose and treat their patients' illnesses. That process would be a bit of trouble to duplicate at home, but could result in many hours of play and a lot of learning. Small vets will also enjoy looking at books about pet care, which can be picked up at yard sales and flea markets. Every doctor needs a shelf of medical books!
2. Invention Box
Our children's museum has an area for invention and creation that is furnished with items that would otherwise be thrown away, such as boxes, bottle caps and margarine tubs. The museum staff adds items such as googly eyes, feathers, ribbons, Popsicle sticks and pipecleaners. Kids create vehicles, monsters, headgear and other fanciful wonders. To duplicate this experience at home, collect odds and ends and store in an invention box. Add different types of glue and a plastic tablecloth to protect the assembly area, and let the inventing begin!
3. Dress-up
Dress-up is a component of many children's museum activities, and the face-painting station is a favorite spot as well. Duplicate dress-up activities cheaply at home by setting aside a box or tub for cast-off clothing. Don't forget accessories such as hats, scarves, neckties and costume jewelry. Check out a party store for face paint and inexpensive items like boas or capes. Once the kids are suitably decked out, have a fashion show, organize a parade, hold a dancing or singing contest or act out a scene from a movie or play.
4. Play Supermarket
The supermarket is an important place in the lives of kids. Maybe that's why they love to play supermarket. Children can be shoppers filling their baskets with plastic and cardboard food, or they can work as checkers and stockers. To duplicate this experience, buy inexpensive plastic food at a discount or dollar store and supplement with empty containers from the pantry. The children's museum has a fairly elaborate check-out system, but a simple play cash register will do for home. Go old school with play money, or rig up a pretend card swiper and use depleted gift cards for credit/debit cards.
5. Pretend Restaurants
Our children's museum features pretend restaurants as well as a real one or two. A pretend restaurant can be used to enhance a number of skills. Children can:
- Pick out a name for the restaurant.
- Design a logo.
- Choose the menu and set the prices.
- Pick tableware and table decorations.
Once the essentials are in place, the kids can play at being waitstaff, cooks or patrons. Your restaurant can serve pretend food, but if you are brave, real food is also a possibility.
6. Art Center
Most children's museums have some type of art center, and every home should have one, too. Choose a variety of media from watercolor to tempera to pastels, and add a colorful assortment of brushes. Save money by watching for sales. Stand-up easels are great fun, but a table top will do, or simply tack some butcher paper up on the wall. (Make it a double thickness so there's no bleed-through). Save junk mail, catalogs and magazines for making collages and other paper crafts. When the artwork is done, of course you'll need a way to display their masterpieces. Hang their pictures from a simple clothesline, or tape them in the windows--no worries about damaging walls.
Susan Adcox | about.com
Paragraph Writing
There are two structures to learn in English that are important in writing: the sentence and the paragraph. Paragraphs can be described as a collection of sentences. These sentences combine to express a specific idea, main point, topic and so on. A number of paragraphs are then combined to write a report, an essay, or even a book. This guide to writing paragraphs describe the basic structure of each paragraph you will write.In general, the purpose of a paragraph is to express one point, idea or opinion.For example: Students require more recreational time in order to better focus on lessons in class.This main idea is expressed through three sections of a paragraph:
Students require more recreational time in order to better focus on lessons in class. In fact, studies have shown that students who enjoy a recess of more than 45 minutes consistently score better on tests immediately following the recess period. Clinical analysis further suggests that physical exercise greatly improves the ability to focus on academic materials. Longer periods of recess are clearly required to allow students the best possible chances of success in their studies. Clearly, physical exercise is just one of the necessary ingredients for improving student scores on standardized tests.
There are four sentence types used to construct a paragraph:
1. Topic sentence
One sentence which states your idea, point, or opinion. This sentence should use a strong verb and make a bold statement.
For example: Students require more recreational time in order to better focus on lessons in class.
Note: Notice the strong verb 'require' which is a call to action. A weaker form of this sentence might be: I think students probably need more recreational time ... This weaker form is inappropriate for a topic sentence.
2. Supporting sentences
Supporting sentences (notice the plural) provide explanations and support for the topic sentence (main idea) of your paragraph.
For example: In fact, studies have shown that students who enjoy a recess of more than 45 minutes consistently score better on tests immediately following the recess period. Clinical analysis further suggests that physical exercise greatly improves the ability to focus on academic materials.
Note: Supporting sentences provide the evidence for your topic sentence. Supporting sentences that include facts, statistics and logical reasoning are much more convincing that simple statements of opinion.
3. Concluding sentence
The concluding sentence restates the main idea (found in your topic sentence) and reinforces the point or opinion.
For example: Longer periods of recess are clearly required to allow students the best possible chances of success in their studies.
Note: Concluding sentences repeat the main idea of your paragraph in different words.
4. Transitional sentence
The transitional sentence prepares the reader for the following paragraph.
For example: Clearly, physical exercise is just one of the necessary ingredients for improving student scores on standardized tests.
Note: Transitional sentences should help readers logically understand the connection between your current main idea, point or opinion and the main idea of your next paragraph. In this instance, the phrase 'just one of the necessary ingredients ...' prepares the reader for the next paragraph which will discuss another necessary ingredient for success.
about.com
- Beginning - Introduce your idea.
- Middle - Explain your idea.
- End - Make your point again, transition to next paragraph.
Students require more recreational time in order to better focus on lessons in class. In fact, studies have shown that students who enjoy a recess of more than 45 minutes consistently score better on tests immediately following the recess period. Clinical analysis further suggests that physical exercise greatly improves the ability to focus on academic materials. Longer periods of recess are clearly required to allow students the best possible chances of success in their studies. Clearly, physical exercise is just one of the necessary ingredients for improving student scores on standardized tests.
There are four sentence types used to construct a paragraph:
1. Topic sentence
One sentence which states your idea, point, or opinion. This sentence should use a strong verb and make a bold statement.
For example: Students require more recreational time in order to better focus on lessons in class.
Note: Notice the strong verb 'require' which is a call to action. A weaker form of this sentence might be: I think students probably need more recreational time ... This weaker form is inappropriate for a topic sentence.
2. Supporting sentences
Supporting sentences (notice the plural) provide explanations and support for the topic sentence (main idea) of your paragraph.
For example: In fact, studies have shown that students who enjoy a recess of more than 45 minutes consistently score better on tests immediately following the recess period. Clinical analysis further suggests that physical exercise greatly improves the ability to focus on academic materials.
Note: Supporting sentences provide the evidence for your topic sentence. Supporting sentences that include facts, statistics and logical reasoning are much more convincing that simple statements of opinion.
3. Concluding sentence
The concluding sentence restates the main idea (found in your topic sentence) and reinforces the point or opinion.
For example: Longer periods of recess are clearly required to allow students the best possible chances of success in their studies.
Note: Concluding sentences repeat the main idea of your paragraph in different words.
4. Transitional sentence
The transitional sentence prepares the reader for the following paragraph.
For example: Clearly, physical exercise is just one of the necessary ingredients for improving student scores on standardized tests.
Note: Transitional sentences should help readers logically understand the connection between your current main idea, point or opinion and the main idea of your next paragraph. In this instance, the phrase 'just one of the necessary ingredients ...' prepares the reader for the next paragraph which will discuss another necessary ingredient for success.
about.com
19 Desember 2013
Adjectives+Noun Phrase
You should give some examples of adjectives+noun phrases.
The folowing is the example: a big dog, an expensive car, a brilliant student, a dirty skirt, etc.
You may contribute some more examples and then ask your female students to write the adjectives in column A, while your male students should write the nouns in column B, so it will be like this:
A red student
A stupid worker
A beautiful car
A simple lady
An expensive house
An easy problem
The folowing is the example: a big dog, an expensive car, a brilliant student, a dirty skirt, etc.
You may contribute some more examples and then ask your female students to write the adjectives in column A, while your male students should write the nouns in column B, so it will be like this:
A red student
A stupid worker
A beautiful car
A simple lady
An expensive house
An easy problem
Then they volunteer ideas for different combinations, for example: a stupid lady you draw a line to join the two words. See how many adjectives + nouns phrases they can make.
If someone make unusual combinations, they have to justify it. Can you justify a red worker or a stupid car?
Column A Column B
Note
After they give some examples in writing, give the students sometime to practice orally. You say: " Expensive house" one of your students might say: " My mother bought an expensive house a year ago".
Candles and Oxygen
In addition to any fire turns living creatures need oxygen,
Through these exciting games or we can prove that the fire needs air.
Materials and tools:
1. candles,
2. plates,
3. glasses,
4. matches,
5. dyes.
Procedures:
1. First you turn on a candle and place on plate, then take the glass and close the wax using the glass
2. See what happens .. yes ... the candle outages.
3. To enliven the atmosphere if done in class before the candles on the lid invite students to do hipoitesa with questions.
After the experiment above, we proceed with the following experiment in which we can prove that there really air out when the candle of life.
Still with candles and dishes before, the input of water into the dish, give it a little dye to facilitate observation. Turn on the candle, and then do the same experiment with the above, observe what happens .... and ... .... water is sucked into a glass dish.
Rising water in a glass to prove that that air is lost because it is used in the combustion process so that the empty space is replaced by water.
Through these exciting games or we can prove that the fire needs air.
Materials and tools:
1. candles,
2. plates,
3. glasses,
4. matches,
5. dyes.
Procedures:
1. First you turn on a candle and place on plate, then take the glass and close the wax using the glass
2. See what happens .. yes ... the candle outages.
3. To enliven the atmosphere if done in class before the candles on the lid invite students to do hipoitesa with questions.
After the experiment above, we proceed with the following experiment in which we can prove that there really air out when the candle of life.
Still with candles and dishes before, the input of water into the dish, give it a little dye to facilitate observation. Turn on the candle, and then do the same experiment with the above, observe what happens .... and ... .... water is sucked into a glass dish.
Rising water in a glass to prove that that air is lost because it is used in the combustion process so that the empty space is replaced by water.
Naked Egg
Ever see the contents of the egg without breaking?
Through the following experiment where you can see how to view the content without breaking eggs .. how easy ..egg naked let's get started:
Tools and materials:
1. eggs
2. glass
3. citric acid or vinegar
Procedure:
1. Fill glass with water until half full.
2. Add 2 tablespoons of citric acid and stir until dissolved
3. Enter a quail egg into a glass and let some time
4. This experiment can also use the vinegar solution eat
Oooo .. What happened ..Outer skin to peel eggs and turn into white.
Let's find out yes ...
Egg shell is made of a substance called calcium. This substance will change when mixed with citric acid. The result is carbon dioxide gas. That is why you see no bubbles in the glass. Gas is more and more. Because it is lighter than water, gas moves upward, lifting egg.
Change starts from the outermost egg. That is why the skin with brown spots off first. As a result, the egg into the net. If the egg continues to be soaked, then the skin will come off. well now you try to soak the egg task longer what will happen.
Note:
to facilitate a mixture of citric acid can be replaced with regular eating vinegar.
Through the following experiment where you can see how to view the content without breaking eggs .. how easy ..egg naked let's get started:
Tools and materials:
1. eggs
2. glass
3. citric acid or vinegar
Procedure:
1. Fill glass with water until half full.
2. Add 2 tablespoons of citric acid and stir until dissolved
3. Enter a quail egg into a glass and let some time
4. This experiment can also use the vinegar solution eat
Oooo .. What happened ..Outer skin to peel eggs and turn into white.
Let's find out yes ...
Egg shell is made of a substance called calcium. This substance will change when mixed with citric acid. The result is carbon dioxide gas. That is why you see no bubbles in the glass. Gas is more and more. Because it is lighter than water, gas moves upward, lifting egg.
Change starts from the outermost egg. That is why the skin with brown spots off first. As a result, the egg into the net. If the egg continues to be soaked, then the skin will come off. well now you try to soak the egg task longer what will happen.
Note:
to facilitate a mixture of citric acid can be replaced with regular eating vinegar.
Discovery the Gasses in the Air
Put out the candle without blowing on it or touching it. When you do this experiment, you show that air is a mixture of invisible gases. One of these is especially important. It is oxygen which is used when things burn and produce energy.
Materials:
1. Candle
2. Coloured water
3. Glass jar
4. Bowl and Candle holder
Procedures:
1. Put the candle in the holder and place it in the bowl. Then pour in the water.
2. Ask an adult to light the candle. Then place the jar over it. Leave it for a little while.
3. At first, the water level in the jar rises, and then the flame suddenly goes out!
Air and Energy
Like other cars this racing car gets its energy from petrol burning in its engine. Burning fuel provides most of the energy we use forheating and powering machines. This process uses oxygen, which comes from the air around us.
Materials:
1. Candle
2. Coloured water
3. Glass jar
4. Bowl and Candle holder
Procedures:
1. Put the candle in the holder and place it in the bowl. Then pour in the water.
2. Ask an adult to light the candle. Then place the jar over it. Leave it for a little while.
3. At first, the water level in the jar rises, and then the flame suddenly goes out!
Air and Energy
Like other cars this racing car gets its energy from petrol burning in its engine. Burning fuel provides most of the energy we use forheating and powering machines. This process uses oxygen, which comes from the air around us.
Weight Some Air
When something is very light, people often say “It’s as light as air”. But air is not light at all. Do this simple experiment to show that air is really quite heavy.
Materials:
1. Balloon pump
2. Two balloons
3. Rubber band
4. Two Drawing Pins
5. Long thin piece of wood
6. Ruler
7. Pencil
8. Sticky tape
9. thread
Procedures:
1. Use the ruler to find the centre of the wood. Then mark it.
2. Push a drawing pin into each side at the centre mark.
3. Tie the thread to the middle of the rubber band.
4. Fix the loops of the rubber band around the drawing pins. Lift the wood by the thread. It should balance.
5. Tape one of the balloon to one end of the wood.
6. Tape the second balloon to the other end of the wood. Check that it still balances. Then remove one balloon and blow it up.
7. Tie the neck of the blown-up balloon and attach it to the wood in the same place as before. The balloon make the wood lose its balance.
Drinking with a straw.
When you drink through a straw, the weight of the air helps you. The air above the drinks pushes on the surface of the liquid. As you suck, it forces the liquid up through the straw to your mouth.
Seal with Air
Stop water falling out of an upturned glass. A card can stick to a glass and keep the water in it, as if by magic! Air pressure forces the card upwards, against the glass. The pressure is strong enough to stop the weight of waterpushing the card away.
Materials:
1. Thin flat card
2. Glass
3. Water
Materials:
1. Thin flat card
2. Glass
3. Water
Procedure:
1. Hold the glass over a sink or a basin. Carefully pour some water into the glass.
2. Place the card on the glass. Hold down so the eard touches the rim all the way around.
3. Still holding the card turns the glass upside-down. Let go the card. The water stays in the glass!
1. Hold the glass over a sink or a basin. Carefully pour some water into the glass.
2. Place the card on the glass. Hold down so the eard touches the rim all the way around.
3. Still holding the card turns the glass upside-down. Let go the card. The water stays in the glass!
Form A Gas
Inflate a balloon without blowing into it, or using a pump! You can do this by making a gas and then getting it to go into a balloon. The gas is called carbon dioxide. It is this gas which forms the bubbles in soda water and fizzy drinks.
Materials:
1. Vinegar
2. Sodium Bicarbonate
3. Balloon4. Funnel
5. Narrow-Necked Bottle
Procedures:
1. Pour some vinegar into the narrow-necked bottle until it is about a quarter full.
2. Using the funnel, fill the balloon with sodium bicarbonate powder.
3. Stretch the neck of the balloon over the neck of the bottle. Do not let the sodium bicarbonate escape from the balloon.
4. Lift the balloon so that the sodium bicarbonate falls into the bottle. The vinegar begins to fizz and the balloon slowly starts to inflate. The vinegar reacts with the sodium bicarbonate to release bubbles of carbon dioxide gas. As more as gas forms, its pressure increases and the balloon expands.
Exploding drink
Shake a bottle of fizzy drink then unscrew the cap. The drink fizzes up out of the bottle! Carbon dioxide gas is dissolved in the water in the drink. It is kept under pressure in the bottle. When you unscrew the cap, you reduce the pressure and the gas bubbles up out of the water.
Materials:
1. Vinegar
2. Sodium Bicarbonate
3. Balloon4. Funnel
5. Narrow-Necked Bottle
Procedures:
1. Pour some vinegar into the narrow-necked bottle until it is about a quarter full.
2. Using the funnel, fill the balloon with sodium bicarbonate powder.
3. Stretch the neck of the balloon over the neck of the bottle. Do not let the sodium bicarbonate escape from the balloon.
4. Lift the balloon so that the sodium bicarbonate falls into the bottle. The vinegar begins to fizz and the balloon slowly starts to inflate. The vinegar reacts with the sodium bicarbonate to release bubbles of carbon dioxide gas. As more as gas forms, its pressure increases and the balloon expands.
Exploding drink
Shake a bottle of fizzy drink then unscrew the cap. The drink fizzes up out of the bottle! Carbon dioxide gas is dissolved in the water in the drink. It is kept under pressure in the bottle. When you unscrew the cap, you reduce the pressure and the gas bubbles up out of the water.
Crush With Air
Make a plastic bottle collapse without touching it! The air does the job for you. You cannot feel air, but it presses against every surface. This is called “air pressure”.
Materials:
1. Ice
2. Funnel
3. Hot and Cold Water
4. Plastic soft drinks bottle
5. Bowl
Procedure:
1. Stand the bottle upright in a bowl. Pour the hot water into it and leave it for a short time.
2. Screw the top on the bottle. Lay the bottle in the bowl and pour ice and cold water over it. Then stand it up.
3. The bottle collapses! As the warm air inside the bottle cools, it exerts less pressure. The air outside is stronger and crushes the bottle.
Materials:
1. Ice
2. Funnel
3. Hot and Cold Water
4. Plastic soft drinks bottle
5. Bowl
Procedure:
1. Stand the bottle upright in a bowl. Pour the hot water into it and leave it for a short time.
2. Screw the top on the bottle. Lay the bottle in the bowl and pour ice and cold water over it. Then stand it up.
3. The bottle collapses! As the warm air inside the bottle cools, it exerts less pressure. The air outside is stronger and crushes the bottle.
A Hat & Chalk
Players sit in circle and the leader begins by passing a ball to the player on their right while saying “this is a cat”. The person will ask, “a what?” and the leader replies “a cat”. The second player the passes the ball to a third player and says “this is a cat” and the third player will reply “a what?” and the question gets passed back to the original leader. Each time the ball goes as far as one more player, and then the question returns to the leader. (everyone has to say “a what?” all the way back to the leader and then “a cat” all the way back to where the ball was before it can be passed on again). Start a hat going the other way for a challenge.
Abbreviations for SMS
The following are some examples of “SMS”
What ae the meanings of the underlined words?
Answers
You may be able to try to find abbreviation from any resources or even you may try to create your own abbreviation. Do the receivers undestand your message? If the answer is yes, it means it is understandable.
Note
some abbrevations are usually used for telex, not only for sending message trough you mobil phone. If you want to send your messages by using abbrevation to the writer of this book.
- My asst. cannot come today.
- This bldg is very expensive.
- Your letter has ben recd.
- Yr book will be borrowed.
- The mtg will be openned at 9 am.
What ae the meanings of the underlined words?
Answers
- asst: assistant
- bldg: building
- recd: received
- yr: your
- mtg: meting
You may be able to try to find abbreviation from any resources or even you may try to create your own abbreviation. Do the receivers undestand your message? If the answer is yes, it means it is understandable.
Note
some abbrevations are usually used for telex, not only for sending message trough you mobil phone. If you want to send your messages by using abbrevation to the writer of this book.
Pentingnya Bermain Bagi Perkembangan Anak
Permainan anak adalah sau-satunya cara terbaik untuk memenhui persyaratan perkembangan yang dapat ditempuh. Bermain adalah proses yang terus berubah (dinamis) dan sersifat multi-indrawi, interaktif, kreatif dan imajinatif. Saat anak bermain, seluruh otak mereka terangsang, bukan hanya bidang tertentu yang terkait dengan keteampilan akademik formal.
Sayangnya, dewasa ini telah mengalami penurunan kualitas yang luar biasa. Salah seorang permainan ternaik di dunia, peneliti asal Selandia Baru, Brian Sutton-Smith mengungkapkan, mengungkapkan bahwa tipikal anak bermain saat ini adalah eorang anak bermain di depan TV, Video Game, bermain dengan tokoh jagoannya (lihat Hansen 1998). Ini bukan bermain. demikian juga sepak bola atau semua olah raga kompetitif lainnya yang biasa dilakukan di semua komunitas. Bermain adalah pengalaman tanpa akhir yang dilakukan anak dan melibatkan tindakan berpura-pura, kegiatan berguling, bergulat, atau pemakaian objek nyata secara sepontan untuk menciptakan kreatifitas. Bermain menjadi semakin terancam punah dalam program pendidikan anak usia dini sejalan dengan meningkatnya tuntutan akademis.
Sayangnya, dewasa ini telah mengalami penurunan kualitas yang luar biasa. Salah seorang permainan ternaik di dunia, peneliti asal Selandia Baru, Brian Sutton-Smith mengungkapkan, mengungkapkan bahwa tipikal anak bermain saat ini adalah eorang anak bermain di depan TV, Video Game, bermain dengan tokoh jagoannya (lihat Hansen 1998). Ini bukan bermain. demikian juga sepak bola atau semua olah raga kompetitif lainnya yang biasa dilakukan di semua komunitas. Bermain adalah pengalaman tanpa akhir yang dilakukan anak dan melibatkan tindakan berpura-pura, kegiatan berguling, bergulat, atau pemakaian objek nyata secara sepontan untuk menciptakan kreatifitas. Bermain menjadi semakin terancam punah dalam program pendidikan anak usia dini sejalan dengan meningkatnya tuntutan akademis.
8 April 2013
100 Madura
Ini bukan baik buruk Madura. Ini bukan soal identitas Madura, agama, suku apalagi sebuah 'takdir' Madura. Sebagaian mungkin sudah tinggal cerita atau menguat disisi lain. Ini soal kita bisa belajar dari apa yang terjadi, kearifan, kekayaan lokal Indonesia. Melalui ini, saya berharap kita menjadi tahu atau ingin mengetahui lebih jauh siapa Madura, apa Madura dan mungkin kita bisa belajar tentang siapa dirikita
01. Tujuan hidup orang Madura adalah "dhadhi oreng' atau menjadi manusia sesungguhnya. Dahulu yang di maksud adalah menjadi kyai, pimpinan atau haji. sekarang telah bergeser pada keberhasilan materi dan kemudian haji.
02. Orang Madura yang sudah "daddhi oreng" harus sanggup menaungi dan membantu orang yang tak mampu/miskin/lemah. tercermin dalam ungkapan terkenalnya: rampa' naong beringin korong.
03. Orang Madura sangat menjunjung tinggi hal adab sopan santun, ramah tamah, kaya tak kikir.
tercermin dari ungkapan terkenal: mon soghi pasogha', mon kerras pa kerres, mon bhagus pabheghes.
04. Kesopanan adalah hal utama di Madura. Anak atau sesorang yang tidak tau sopan santun biasanya di ungkapkan dengan seperti ini: tak tao bethonah langger.
05. Tata krama sangat dijungjung tinggi: pa tao jhalan, pa tao neng-eneng, pa tao acaca, yang artinya kurang lebih gini: ketahuilah jalan yang benar, ketahuilah kapan kau harus diam, ketahuilah kapan kau harus bicara.
06. Seseorang atau anak madura mendapat ajaran " aeng dalam genthong" dari orang tuanya. Maksudnya adalah, seseorang harus bisa menjaga atau menghormati adat isitiadat/nilai-nilai lokal yang berlaku dan tidak melanggarnya supaya tidak mencemarkan nama keluarga.
07. Ungkapan terkenal juga di Madura: mong oreng reya benni bhagusse, tape tatakramana, ma' cellep ka ate'. sanadjan baghus tape tatakramana jube'. maksudnya, bukan rupa, ganteng atau cantik, tapi yang utama adalah tata krama membuat dingin hati.
08. Jika tuan rumah tidak ada dan yang ada dirumah adalah wanita maka tamu lelaki harus pulang. Jika yang ada di rumah adalah lelaki dan menawarkan tamunya untuk menunggu, sang tamu dibenarkan untuk menunggu.
09. Orang Madura harus mengembalikan setiap kebaikan dari siapapun, apalagi dai orang tua mereka. Mereka menyebutnya 'mabali dada' artinya mengembalikan atau membalas kebaikan.
10. Urutan pengabdian dalam masyarakat Madura adalah seperti ini: bappa' - bhabhu' - guru - rato. (bapak ibu - guru termasuk kyai - pemerintah).
01. Tujuan hidup orang Madura adalah "dhadhi oreng' atau menjadi manusia sesungguhnya. Dahulu yang di maksud adalah menjadi kyai, pimpinan atau haji. sekarang telah bergeser pada keberhasilan materi dan kemudian haji.
02. Orang Madura yang sudah "daddhi oreng" harus sanggup menaungi dan membantu orang yang tak mampu/miskin/lemah. tercermin dalam ungkapan terkenalnya: rampa' naong beringin korong.
03. Orang Madura sangat menjunjung tinggi hal adab sopan santun, ramah tamah, kaya tak kikir.
tercermin dari ungkapan terkenal: mon soghi pasogha', mon kerras pa kerres, mon bhagus pabheghes.
04. Kesopanan adalah hal utama di Madura. Anak atau sesorang yang tidak tau sopan santun biasanya di ungkapkan dengan seperti ini: tak tao bethonah langger.
05. Tata krama sangat dijungjung tinggi: pa tao jhalan, pa tao neng-eneng, pa tao acaca, yang artinya kurang lebih gini: ketahuilah jalan yang benar, ketahuilah kapan kau harus diam, ketahuilah kapan kau harus bicara.
06. Seseorang atau anak madura mendapat ajaran " aeng dalam genthong" dari orang tuanya. Maksudnya adalah, seseorang harus bisa menjaga atau menghormati adat isitiadat/nilai-nilai lokal yang berlaku dan tidak melanggarnya supaya tidak mencemarkan nama keluarga.
07. Ungkapan terkenal juga di Madura: mong oreng reya benni bhagusse, tape tatakramana, ma' cellep ka ate'. sanadjan baghus tape tatakramana jube'. maksudnya, bukan rupa, ganteng atau cantik, tapi yang utama adalah tata krama membuat dingin hati.
08. Jika tuan rumah tidak ada dan yang ada dirumah adalah wanita maka tamu lelaki harus pulang. Jika yang ada di rumah adalah lelaki dan menawarkan tamunya untuk menunggu, sang tamu dibenarkan untuk menunggu.
09. Orang Madura harus mengembalikan setiap kebaikan dari siapapun, apalagi dai orang tua mereka. Mereka menyebutnya 'mabali dada' artinya mengembalikan atau membalas kebaikan.
10. Urutan pengabdian dalam masyarakat Madura adalah seperti ini: bappa' - bhabhu' - guru - rato. (bapak ibu - guru termasuk kyai - pemerintah).
11. Orang mengucapkan salam 'pangapora' atau 'sapora'
saat bertamu (Madura bagian timur), 'ghelenon' (Madura bagian barat) kadang
'assallamualaikum'.
12. Saling membantu dan hidup rukun adalah juga
hal utama. Ungkapan terkenalnya adalah: namen maghi tombu sokon, tabing kerrep
bannya' karanah. Pompong je' kerrep parokon ma' salamet. (selama masih hidup,
tolong menolonglah, saling membantu dan hidup rukun, agar selamat hidupnya)
13. Orang Madura sangat menghormati perempuan. Dahulu
(sebagian daerah masih berlaku sampai sekarang), tamu lelaki di temui di
'langgar' atau di teras rumah, sedang yang perempuan diterima masuk kedalam
rumah.
14. Tamu lelaki harus di temui lelaki, wanita
oleh wanita. Tidak pantas wanita menerima tamu lelaki atau lelaki menerima tamu
wanita
15. Sebelum mengenal kursi, bertamu tidak duduk di
kursi, mereka bersila di lantai, di atas tikar atau 'payan'. Cara bersila
mengikuti aturan seperti ini : letakkan tangan kanan terlebih dahulu, kemudian
lipat kaki kanan dan kemudian kaki kiri.
16. Orang Madura memberikan penghormatan luar
biasa kepada tamu, memberikan makanan/suguhan terbaik yang seringkali lebih
mahal dari makanan mereka sehari-hari walau mereka mengatakan 'nyek-onyek
ghunong' yang berarti seadanya saja.
17. Tamu jauh selalu ditawari menginap. Selama tiga
hari, tamu akan dihormati sebagai tamu, bila lebih dari itu akan dianggap
keluarga sendiri.
18. Landasan interaksi sosial orang Madura adalah
kerjasama. Dalam istilah mereka 'song osong lombhung song-osong kandhang atau
sokoraba.
19. Berjalan membusungkan dada atau menegakkan kepala
dianggap sombong. Orang Madura mengatakan: mon adjalan ja' adanga ma' le ta'
tatanding mon bada bato. Mon bada mattowa nondhuk ja' ngar-salengaran, ma' le
ta' e kocae oreng, yang artinya bila berjalan menunduklah agar tak tersadung
bila ada batu, menunduklah di depan mertua jangan pakai tampang seram biar tidak
jadi pembicaraan orang.
20. Adalah tabu terdengar bunyi atau bau kentut, dapat
dianggap penghinaan. Yang ingin kentut harus minta ijin atau menjauh
meninggalkan tempat. Meludah dihadapan orang dapat berarti menantang berkelahi.
21. Berjalan melewati orang yang sedang duduk atau diam
atau mendahului, orang Madura mengucapkan 'ghelenon' (Madura barat),
'pangaporah' atau 'saporah' (Madura timur). Dahulu, yang sedang naik sepeda
atau kuda harus turun atau melepas sandalnya dalam situasi seperti itu.
22. Orang Madura bangga menggunakan pakaian yang
sekarang disebut pakaian tradisinal Madura. Pakaian lelaki terdiri atas
'gombor' dan 'pesak', kaos bergaris merah putih (Madura barat) dan penutup
kepala yang disebut 'odeng', kain persegi tiga yang diikatkan di kepala.
23. Wanita Madura memakai sarung, kebaya, serta
selendang yang dililitkan di kepala. Perlengkapan lain adalah peniti emas
berantai sebagai kancing kebaya. Pada kaki mereka ada perhiasan emas atau perak
yang disebut 'binggel' (gelang kaki).
24. Orang lelaki yang bepergian atau makan
bersama harus mengenakan sarung dan songkok, saat sholat, juga saat ke makam.
25. Ajaran yang dipegang kuat dalam hubungan sesama
manusia adalah: jha' nobi' oreng mon aba'na dhibi e-tobi' sake' (jangan
menyakiti orang jika kamu sendiri merasa sakit jika disakiti."
26. Akar dari hal yang disebut harga diri adalah
perasaan malu ('malo' atau 'todus'). Orang Madura mengatakan: tambhana todus
mate, artinya: obatnya malu adalah mati.
27. Ungkapan populer, lebbi bhagus pote tolang
etembhang pote mata adalah juga terkait harga diri atau kehormatan yang
artinya, lebih baik putih tulang daripada putih mata, maknanya, lebih baik mati
daripada malu tidak bisa membela harga diri dan kehormatan.
28. Jika orang Madura berhadapan dengan orang
yang bersahaja, tidak sombong, merendah, dan menghargai orang lain, orang
Madura akan bersikap lebih rendah lagi, lebih horamt lagi dari orang itu. Dan
sebaliknya.
29. Kalo wanita pesisir atau wanita pegunungan
bepergian ke kota untuk belanja atau mengunjungi sanak saudara, selendang
penutup kepala sering diganti dengan handuk, praktis untuk menyeka keringat
atau untuk membawa barang di atas kepala juga persiapan seandainya ia terpaksa
harus menginap.
30. Bila suatu masalah tak terlesaikan, diwariskan
kepada anak. Seorang anak lelaki diajar harus membalas dendam orang tuanya.
Kepada anak diceritakan latar belakang masalahnya, barangbarang bukti seperti
pakaian berdarah dll. Barangbarang itu disimpan sampai masalah itu selesai.
31. Orang Madura merasa terhina bila di olok-olok
dengan nama binatang terutama 'pate' (anjing), penuh dengan najis, dan 'moseng'
(musang), senang mencuri.
32. Di Madura, moralitas wanita dihargai tinggi, sangat
tinggi. Lelaki menjaga, membela kehormatan para wanita keluarganya. Moralitas
wanita adalah harga diri lelaki, kekuasaan, keagungan dan kekuatan lakilaki.
Dan itu salah satu alasan mengapa dapur mereka ada di depan rumah: agar wanitanya
mudah diawasi.
33. Kehormatan wanita juga berhubungan dengan bab
keperawanan. Para gadis yang sudah tidak perawan atau wanita yang telah
bersuami tetapi tidak bisa menjaga kehormatannya adalah aib dalam keluarga. Hal
ini dikisahkan dalam legenda 'Dompu Awang' yang mengendari perahu terbang dari
Cina hendak memperkosa gadisgadis Madura melawan 'Joko Tole', sang pahlawan
yang mengendarai kuda terbang.
34. Puncak penghinaan kepada orang Madura dan dapat
dipastikan akan terjadi kekerasan, 'carok' atau perkelahian adalah jika orang
menghina ibu. Orang Madura menganggap dosa kepada Ibu adalah dosa yang hampir
tidak bisa di ampuni oleh Tuhan, seringkali orang Madura mengatkan bahwa ibu
adalah segalanya, jangan pernah berani kepada ibu.
35. Agama bagi orang Madura adalah Islam. Islam
merupakan salah satu sifat yang mendefinisikan bahwa semua orang Madura pasti
beragama Islam. Begitulah di pikiran mereka
36. Ungkapan orang Madura tentang Agama Islam: abantal
syahadat, asapo' iman, apajung Allah, yang kurang lebih bermakna bahwa Orang
Madura itu berjiwa raga Islam.
37. Simbolsimbol agama sering digunakan untuk
meningkatkan status sosial seseorang. Simbol tertinggi yang dipakai sebagai
patokan adalah kyai dan kemudian haji. Ia dipatuhi dan dihormati lebih tinggi
daripada orang lain, karena dianggap lebih dekat dengan Tuhan.
38. Kebiasaan menjodohkan anak antarkeluarga yang
masih dibawah umur atau masih didalam kandungan dimaksudkan/bermakna, Orang
Madura tidak menghendaki seorang perempuan hidup sendiri tanpa pendamping
lelaki yang bisa menjaga kehormatannya.
39. Inisiatif menjodohkan anak biasanya muncul dari
pihak perempuan. Ingat! ini bukan di jodohkan dengan kakek-kakek ya! tapi
seumuran dan biasanya dalam lingkungan keluarga, istilah Madura: mapolong
tolang (mengumpulkan tulang yang tercerai berai). Dalam keluarga kaya juga ada
motif ekonomi, agar harta tak jatuh ke 'oreng lowar' (orang bukan saudara)
40. Dalam Babad Sumenep, dikisahkan, Pangeran
Secadiningrat, Raja Sumenep kawin dengan sepupu ibunya, Dewi Sarini. dari
perkawinan inilah putri cantik berjuluk, Raden Ayu Potre Koneng (Putri Kuning)
di lahirkan.
41. Juga dikisahkan dalam Babad Sumenep: Raden Ayu
Potre Koneng hamil di luar nikah. Ini aib dan malu luar biasa di keluarga
Madura. Raja hendak menghukum mati sang putri, namun permaisuri dan para hamba
istana memohon untuk tidak dibunuh. Kemudian sang putri dibuang ke hutan, dan
lahirlah anak laki-laki yang tersohor di Madura: Jokotole.
42. Kyai adalah pemimpim informal dalam masyarakat
Madura. Orang yang di hormati, di agungkan setelah orang tua. kata-katanya
dianggap penuh makna, petuah dan nasihat. Semua masalah keluarga dan masyarakat
yang sulit dipecahkan diserahkan kepadanya untuk diselesaikan.
43. Bhindara adalah orang yang telah menamatkan
pendidikan pesantren. Baik kyai atau bhindara juga sama-sama menerima kunjungan
orang-orang (nyabis) baik dari lingkungan desa, kabupaten lain juga termasuk dari
luar pulau Madura.
44. Di Madura ada tiga pondok pesantren yang paling
disenangi: Pondok Pesantren Kyai Cholil Bangkalan, Pondok Pesantran Al-Amien
Parenduan, Sumenep dan Pondok Pesantren Luk Guluk. Sedangkan Pondok Pesantren
di Jawa yang disenangi adalah: Pondok Pesantren Gontor, Tebuireng dan Sukorejo.
45. Orang Madura cenderung masuk Nahdatul Ulama (NU),
Uniknya, anggota Muhammadiyah sering di anggap sebagai Muslim 'onggu' (muslim
sungguhan), kusumah (2003).
46. Dag-ondagga basa (tingkatan bahasa) ada lima,
diurutkan dari yang tertinggi: bahasa keraton, bahasa tinggi, bahasa halus,
bahasa menengah, dan bahasa kasar atau 'mapas'.
47. Bahasa bukan hanya masalah linguistik tetapi juga
masalah sosial, erat sekali kaitannya dengan status seseorang dalam
stratifikasi dan hirarki sosial, utamanya adalah umur. Kesalahan berbahasa bisa
juga berarti kesalahan sosial.
48. Sistem kekerabatan Madura bersifat patriarkal
yang dalam kehidupan rumah tangga tercermin dari posisi superordinasi suami
terhadap istri. Salah satu implikasinya, suami menggunakan bahasa 'mapas'
terhadap istri dan istri senantiasa 'abasa' (bahasa halus) kepada suami.
49. Adat menetap setelah perkawinan adalah matrilokal,
artinya keluarga pihak perempuan (istri) membangun rumah untuk calon
menantunya. Karena biasanya rumah yang disediakan itu masih kosong, maka
suamilah yang membawa perabotan seperti ranjang, bantal kasur, lemari dll. Adat
inilah yang melahirkan konsep 'taniyan lanjang' (konsep satuan-satuan rumah
memanjang dalam satu area).
50. Rumah Madura menghadap ke selatan, umumnya tidak
berpintu belakang. Dapur dan kandang sapi ada di depan rumah, sehingga mudah
mengawasi aktivitas yang terjadi disana.
51. Bapak mengerjakan tugastugas luar. Ibu dominan
mengurus rumah dan anakanak. Peran perempuan (ibu) Menjadi sangat penting, ia
juga tempat pulang saudaranya yang bercerai atau pulang dari rantau ketika
orang tua mereka sudah tidak ada. Sadar akan hal ini, perempuan Madura mendapat
perlindungan luar biasa dari suami dan sanak saudara.
52. Walaupun rasa hormat kepada suami adalah hal
keutamaan, istri dapat menentukan keputusan keluarga. Istri dapat mengatakan
'tidak' kepada apa yang dianggapnya kurang baik, atau setidaknya diam sebagai
aksi protes.
53. Istilah anak laki-laki adalah 'kacong',
'jhebbing' untuk anak perempuan. Anak pertama disebut ana' sareyang dan anak
terakhir disebut ana' bungso.
54. Kakek di sebut "kae", nenek
"nyae", saudara dari bapak ibu yang lebih tua, "oba'" yang
lebih muda disebut "anom", "bu' ni'", "pa' ni'"
dan keponakan disebut "panakan".
55. Umumnya anakanak menghormati/menganggap saudara
kandung bapak ibu seperti bapakibu sendiri dan anakanak lebih dekat ke kerabat
ibu daripada kerabat bapak.
56. Antara saudara saling membantu / saling menyumbang
pada acara selamatan, perkawinan, bangun rumah, kelahiran, dll. Dan jika ada
saudara yang tidak membantu, maka sangsi sosial dari keluarga biasanya: ia
tidak akan dibantu, ia tidak akan disapa. dll.
57. Majhadi' adalah saudara dari bapakibu, anakanak
seringkali lebih hormat daripada ke bapakibu sendiri karena jarang bertemu.
Bila bertemu di jalan atau di pasar atau dimana, anakanak menyapa terlebih
dahulu dan tak segan menawarkan bantuan, misalkan membawakan barang bawaannya.
58. Seorang kakek biasanya sangat cinta kepada 'kompoy'
(cucu). Karena cintanya seringkali kakek 'taloccor oca'' (berjanji yang kurang
baik) kepada cucu. Misalkan seorang cucu yang sakit-sakitan, terkena musibah
dll, mereka sampai mengatakan 'pokok ba' na baras, ta' pa-apa bangal da'
kasengko' (asal kamu sembuh, tidak apa-apa kamu berani sama aku).
59. Dalam menentukan perjodohan anak,
"babhateg" (watak) dan "sepat" (sifat) orang tuanya yang
menjadi patokan. Sebagian orang tua juga melakukan sholat istihoroh selama 3
hari berturut-turut antara jam 01-03 pagi yang dilanjutkan dengan berpuasa.
60. Orang Madura percaya bahwa ketika manusia lahir ia
tidak sendirian melainkan ia hadir bersama taretan pa' empa' (empat saudara
kembarnya). Mereka adalah totop (tutup ketuban), tontonan (tali pusar), areh
(plasenta), tamone (ari-ari).
61. Saudara gaib di sebelah kanan setiap manusia
adalah 'keramang', di wakili warna hijau, simbol watak kebaikan dan berasosiasi
dengan Malaikat Jibril dan Sahabat Abu Bakar.
62. Saudara gaib di sebelah kiri setiap manusia adalah
'katibing', di wakili warna hitam, simbol watak manusia tentang kegelapan dan
berasosiasi dengan Malaikat Mikail dan Sahabat Umar.
63. Di depan, Orang Madura punya saudara gaib bernama
'kapala', di wakili warna kuning yang menggambarkan watak manusia yang penuh
pertimbangan, keteguhan dalam memegang prinsip-prinsip hidup. Ketika Islam
masuk dalam tradisi ini, saudara gaibnya yang di muka/di depan bernama Malaikat
Isroil atau Sahabat Utsman.
64. Di belakang, Orang Madura punya saudara gaib
bernama 'katubuh', atau 'katuba' di wakili warna merah yang menggambarkan nafsu
atau keinginan manusia. Ketika Islam masuk dalam tradisi ini, saudara gaibnya
yang berada di arah belakang bernama Malaikat Isrofil atau Sahabat Ali.
65. Dan di tengah, adalah ia sendiri, aba' an
dhibi', tanpa warna, yang digerakkan oleh 'hatinya hati' yang sebut dengan
'swarsi', ialah Allah SWT dan Nur Muhammad SAW.
66. Anak disapih (berhenti ASI), sekitar umur 2 tahun
dengan cara mengoleskan 'pahit-pahit' disekitar puting susu ibu, bisa juga
dengan menitipkan anak ke saudara dekat untuk beberapa waktu, atau dengan
"e sobu'" (memberi makanan/minuman yang sudah di doai).
67. Orang yang meninggal mendapatkan 'tahlil', doa
keselamatan kubur, selama 7 hari berturut-turut. Hari ke-3 dan ke-7 acara
dibuat lebih besar.
68. Kemudian, peringatan diadakan pada hari ke-40, ke-100,
setahun, dan hari ke-1000. Saudara dekat dan tetangga di undang di harihari itu
dengan maksud mendoakan almarhum/almarhumah.
69. Leluhur disebut juju', makamnya di sebut
buju'.
70. Gugut adalah mahluk sejenis manusia berkaki dua
tetapi berjalan seperti kuda, jahat dan larinya melesat cepat. Ia perwujudan
dari manusia yang bertapa ingin menjadi kaya. Anakanak kecil takut dengan mitos
ini.
71. Dalam menentukan harihari baik atau buruk, Madura
menggunakan gabungan antara hari dalam seminggu (minggu, senin, selasa, rabu,
kamis, jumat, sabtu) dan hari pasaran atau panca bara' (kalebun, manis, paeng,
pon, bagi).
72. Setiap harihari dalam tradisi Madura
mempunyai nilainilai spiritual dan berkorelasi dengan letak, warna dan wujud.
Kalebun, nilai 8, warna hijau, letak timur, wujud daun.
73. Hari pasaran Manis, nilai 5, warna putih, letak
timur, wujud perak.
74. Hari pasaran paeng, nilai 9, warna merah,
letak selatan, wujud tembaga. Pon, nilai 7, warna kuning, letak barat, wujud
emas. Sedangkan bagi, nilai 4, warna hitam, letak utara, wujud besi.
75. Bhetton (hari kelahiran) anak/orang, diperingati
dengan membuat sesaji. Damar kambang (lampu sumbu kecil), adalah simbol
penerangan dalam hidup. Nasi kerucut atau bundar, telur dan jarum, adalah
simbol dari badan, ruh, ketajaman berfikir dan kemampuan memecahkan masalah.
76. Walaupun Orang Madura memeluk Agama Islam,
pembagian harta warisan kebanyakan tetap menggunakan hukum adat, yaitu
meletakkan posisi perempuan sebagai orang penting dan utama. Anak perempuan
mendapat bagian lebih besar daripada anak lakilaki, terutama anak perempuan
pertama.
77. Garis Keturunan (keluarga) Orang madura biasanya
menganut 4 keatas, 4 ke bawah, 4 ke kanan 4 ke kiri. Di atas saya adalah bapak,
di atas bapak adalah kae, di atas kae adalah emba, diatas emba adalah juju'. Di
bawah saya adalah anak, di bawah anak adalah kompoy, di bawah kompoy adalah
peyo' dibawah peyo' adalah kreppe'. Yang ke samping saya, sa popo (satu) du
popo (dua) tello popo (tiga), pa' popo (empat). Mereka berkumpul dalam
acara-acara selamatan, perkawinan dll.
78. Sorop are atau compet are adalah saat pergantian
siang dengan malam, diyakini sebagai waktu keluarnya semua roh halus termasuk
roh-roh jahat. Anakanak tidak boleh keluar rumah terutama anakanak kecil yang
giginya belum pernah ganti.
79. Saudara kandung memiliki satu ari-ari, sebab
ari-ari yag ditanan/dikubur pada saat anak dilahirkan diyakini kembali ke rahim
sang ibu.
80. Sesaji tajin sanapora (bubur 5 warna) biasanya
dibuat untuk keselamatan diri, rumah, harta benda dll. Warnanya tetap mengacu
kepada taretan empa': hijau, hitam, kuning, merah dan putih.
[Tidak bernomor] Saudara gaibnya, hijau, hitam, kuning dan merah, benar-benar nyata. Ia hadir kasat mata dan indah. Dan saya, mungkin juga kita, tak habis pikir bagaimana sebuah kekayaan budaya seperti ini dipandang tak sampai seperempat mata bahkan oleh Generasi Madura sendiri - tak bisa mendatangkan kemakmuran ahli warisnya. Tari Topeng.
81. Rambut dan kuku bayi dipotong, diiringi dengan
diba' (pembacaan kitab al-barzanji) saat mencapai atau sebelum usia 40 hari.
Acara ini dikenal dengan molong are.
82. Untuk mengingatkan bahwa setiap manusia berasal
dari tanah dan akan kembali ke tanah, pada usia bayi 7 bulan, diadakan upacara
toron tana (turun tanah).
83. Tajhin (bubur) tiga warna, putih, hijau dan
hitam, juga air kopi dan dupa, diperlukan dalam upacara penggalian sumur.
Putih, melambangkan kesucian niat yang punya sumur, hijau melambangkan air
(Nabi Khidir, penguasa air), hitam penolak bala (celaka,sial), air kopi dan
dupa untuk roh nenek moyang penjaga tanah yang akan di gali.
84. Sebelum tanah digali, yang punya hajat mebaca doa dan membakar dupa. Urutan doanya: Membaca Surah Yasin, Surah Assyabab, Surah Syajadah, dilanjutkan permohonan pada Nabi Muhammad SAW, kepada Allah SWT, juga pada roh leluhur dan Nabi Khidir. Doa ini dimaksudkan mendapat air jernih dan keselamatan kepada yang menggali sumur dan pemiliknya. Sesendok air yang keluar pertama kali harus diminum oleh penggali sebagai tanda hormat dan rasa syukur kepada semua yang telah tersebut dalam doa.
85. Sedangkan dalam upacara pendirian rumah, doa
dimulai dengan membaca Surah Yasin dan Surah Taubat. Hari baik untuk mendirikan
rumah biasanya dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Kyai.
86. Menjelang Maghrib, Kamis Sore (malam Jumat), pintu
rumah dibiarkan terbuka. Karena pada waktu ini, diyakini roh leluhur mereka
pulang (datang berkunjung).
87. Sapi adalah hewan peliharaan sekaligus kekayaan
penting di Madura. Kandangnya tidak pernah menghadap ke Barat, karena sapi akan
binal dan suka menanduk yang punya. Hari baik untuk mendirikan kandangnya
adalah Ahad Paeng dan Ahad Bhagi.
88. Di sebelah barat adalah langgar/surau. Rumah
menghadap keselatan, diawali dengan rumah orang tua, kemudian rumah anak
perempuan tertua, rumah anak perempuan kedua dan seterusnya. Kandang sapi dan
dapur menghadap ke rumah/ke utara. Komplek rumah seperti ini disebut tanean
lanjheng (halaman panjang) dan dikelilingi pagar hidup (tanaman).
89. Naas Nabi adalah tanggal-tanggal yang diyakini
sebagai hari kurang baik untuk melaksanakan selamatan, tasyakuran, mendirikan
rumah, kandang, tempat usaha dll. Pada tanggal-tanggal ini, Nabi Muhammad SAW
bersedih dalam perang-perang di Hijaz dulu. Tanggalnya adalah: 3, 5, 16, 24, 25
dalam penanggalan Jawa/Madura/Islam.
90. Jika kombinasi hari dan pasaran berjumlah 13, maka
hari itu di yakini juga sebagai hari naas kene' (sial/celaka kecil). Anda bisa
menghitung sendiri, hari apa itu, jika : ahad (5), sennen (4), selasa (3),
rebbu (7), kemmis (8), jumaat 6), satto (9) dan pon (7), baghi (4), klebun (8),
manes (5), paeng (9).
91. Umumnya anak laki tidak mendapatkan kamar di dalam
rumah. Anak laki tidur di teras (bagian depan rumah) atau di langgar. Inilah
yang menguatkan sifat 'luar' orang laki Madura. Orang laki Madura banyak
mengerjakan tugas luar dan melahirkan sifat 'merantau'.
92. Lagu "Pajjar laggu", lagu tradisional
populer di Madura, adalah ungkapan orang Madura untuk bersetia kepada konsep
berbangsa, bernegara. Dua baris terahir dari lagu itu: Atatamen ma banya’ hasel
bumina, Ma ma’mor nagara tor bangsana (menanamlah/perbanyaklah hasil bumi ini,
untuk kemakmuran bnegara dan bangsa).
93. "Oreng misken mate terro, oreng andi' mate
korang." Kearifan Madura yang patut untuk direnungkan. "orang miskin
mati dalam keadaan ingin. Orang kaya mati dalam keadaam kurang."
[Tidak bernomor] Saudara gaibnya, hijau, hitam, kuning dan merah, benar-benar nyata. Ia hadir kasat mata dan indah. Dan saya, mungkin juga kita, tak habis pikir bagaimana sebuah kekayaan budaya seperti ini dipandang tak sampai seperempat mata bahkan oleh Generasi Madura sendiri - tak bisa mendatangkan kemakmuran ahli warisnya. Tari Topeng.
[Tidak bernomor] Madura bukan omong kosong. Madura kaya
seni budaya. Seharusnya, generasi Madura berterima kasih atas limpahan warisan
tak ternilai dari setiap pendahulunya dengan menjaga, mengekplorasi lebih dalam
lagi untuk kemakmuran.
[Tidak bernomor] Ketika generasinya percaya bahwa
mereka diwarisi hal berharga, ketika generasinya percaya bahwa leluhurnya telah
bekerja keras untuk menyiapkan masa sekarang, ketika generasinya percaya bahwa
anak-anak sekarang dilahirkan dengan jerih payah yang bukan main, Batik Madura
menunggu outletnya dibelahan bumi manapun, di seluruh dunia ini.
[Tidak bernomor] Ketika generasinya bangga dengan
warisan leluhurnya, ketika generasinya menggali setiap potensi kekayaan
budayanya, ketika generasinya mengapresiasi kearifan lokalnya, ia mendatangkan
kesejahteraan, soto madura hadir menggairahkan.
Ayo Bermain
Play-Based Kurikulum Untuk Pengalaman Belajar Anak PAUD dan
TK
Riyadi Ariyanto, BERBAGIHappy@FREE Workshop: Happy Learning
TK. Dharma Wanita, Ajung-Jember, Sabtu 19 Mei 2012
Bermain adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan
anak. Bermain, baik sendiri atau bersama dengan teman lainnya adalah
sebuah kodrat dalam tumbuh kembang setiap anak. Secara intuitif, guru di PAUD
dan TK mengetahui bahwa bermain berperan sangat positif terhadap kesehatan
fisik anak, kecerdasan sosial-emosional dan kreatifitas. Pada saat anak-anak
bermain, guru dapat mengetahui secara langsung melalui
obeservasi/pengamatan perkembangan anak-anak setiap hari.
Guru melakukan observasi saat anak bermain di dalam ruang
atau di luar – berlari, melompat, mendaki, menendang bola, menari dll. Guru
mencatat pertumbuhan mawas dan percaya diri anak, keseimbangan badannya,
juga perkembangan koordinasi antara gerakan tangan dan mata. Saat mereka
bermain “Susun Balok” atau permainan-permainan manipulasi lainnya, guru bisa
mengamati pertumbuhan otot kecil mereka yang luar biasa.
Guru mengamati kemampuan per seorang anak saat
terlibat dengan berbagai macam permainan, dan dengan cepat guru dapat
mengetahui bahwa semakin hari permainan mereka semakin komplek dan kreatif.
Guru dapat melakukan assessment/penilaian perkembangan masing-masing anak
tentang bagaimana anak menentukan permainanannya, mengambil keputusan tentang
bahan, jumlah, jenis dll, juga bagaimana ide dan pendapat anak mengenai
permainan yang diinginkan, serta melihat perkembangan anak dalam mengikuti
aturan permainan. Guru juga dapat mengambil bagian sebagai anggota dalam
permainan anak, membagikan bahan-bahan/ alat-alat, atau bersama dengan
anak-anak memecahkan setiap permasalahan yang muncul selama permainan
berlangsung.
Dan akhirnya, setiap hari guru bisa mengobservasi coretan
dan gambar anak, bangunan balok atau permainan maniplulasi anak yang lain, dan
menggunakan hasil permainan kreatif anak tersebut unyuk kepentingan banyak hal.
Seringkali, baik sedikit maupun tidak ada campur tangan orang dewasa sama
sekali, permainan anak itu sangat mendukung anak–anak untuk dapat
mengekpresikan diri secara unik dan luar biasa kreatif, megekplorasi
bahan-bahan baru dan menggunakan bahan-bahan permainan yang sudah biasa dengan
cara baru dan lebih komplek.
Bagaimana bermain dapat mendukung perkembangan yang luar
biasa bagi anak? Apakah permainan juga bisa menstimulai perkembangan
kognitif anak, mendukung kemampuannya pada science, matematika, bahasa
dan literasi anak?
Permainan dan Pertumbuhan Kognitif Anak
Dengan melihat secara dekat apa sebenarnya yang terjadi
dalam permainan anak, kita akan mengetahui bahwa permainan-permainan itu tidak
hanya menstimulasi fisik, sosial-emosional dan kreatifitasnya, tetapi
permainan-permainan itu adalah alat paling efektif bagi anak untuk
mengekplorasi dunia, mengetahui apa yang ada di dunia nyata dan memahami
bagaimana dunia ini bekerja. Coba lihat, sekelompok anak yang bermain ‘Susun
Balok’, permainan menyusun/mendirikan bangunan/blok dengan balok-balok kayu.
Mula-mula, mereka mendekatkan berbagai macam ukuran balok, bentuk, terus
disusunnya saling bersilang keatas kesamping diatas karpet. Mereka menempatkan
balok yang lebih besar diatas yang kecil, meletakkan balok persegi diatas balok
segitiga, menempatkan balok secara sembarangan atau untung-untungan sehingga
bagunan “Tower’ nya terlalu mudah roboh. Salah seorang anak diantara mereka
punya ide! Mungkin, kalau kita membangunnya dengan meniru bentuk aslinya,
“Tower” kita akan berdiri lebih baik! Dengan cepat mereka setuju untuk
mencobanya, memulai membangunnya kembali. Ah! Tidak beruntung! Bangunannya
roboh disaat-saat terakhir. Seorang anak diantara mereka juga, mengatakan bahwa
itu gara-gara permukaan dasarnya yang “bergoyang”, karpetnya mudah bergerak.
Mereka pindah tempat, mencari dasar permukaan yang lebih keras, mereka
membangunnya kembali di atas lantai. Sekarang bangunan towernya tegak berdiri.
Lebih tinggi sedikit dari sebelumnya. Setelah mereka menyadari bahwa balok
kecil dapat berada diatas yang lebih besar, mereka mulai lebih berhati-hati
memilih ukuran balok-balok itu, menempatkan balok-balok yang lebih besar pada
bagian paling bawah. Kemudian, bangunan mereka, lebih tingi dan lebih tinggi.
Mereka sangat senang dengan keberhasilannya, anak-anak itu memanggil gurunya
untuk menyaksikan hasil karya mereka.
Bagaimana permainan dapat bertemu dengan standar kompetensi
dan tujuan pembelajaran?
Melalui permainan, anak-anak secara aktif terlibat dalam
permasalahan yang muncul, mengekplorasi solusi, dan membangun pemahaman dunia
nyata tentang konsep dan fungsi. Dengan membandingkan, menggabungkan informasi
yang didapat dari pengalaman barunya dengan apa yang telah diketahui
sebelumnya, mereka secara aktif mengkonstruksi pengetahuan tentang dunia. Bagaimana
dunia ini bisa berjalan.
Pada saat yang sama, kelompok anak-anak yang membangun
‘Tower’ tersebut, telah menginisiasi kerikulum pada tujuan pembelajaran science untuk
lingkup pengetahuan, keterampilan dan metode dalam science. Melalui
bangunan sederhana itu, anak-anak telah mengekplorasi macam-macam benda
(karpet, lantai keras, perbedaan ukuran dan bentuk-bentuk balok). Mereka telah
melakukan investigasi hukum sebab akibat dan menarik kesimpulan dari apa yang
terjadi. Mereka mengalami sebuah petualangan pengetahuan dan menyadari suatu
formula: bangunan dapat berdiri lebih mudah diatas permukaan yang keras; balok
besar lebih baik ditempatkan dibawah. Mereka telah merangkum teori mereka
sendiri tentang bagaimana cara mendirikan bangunan tinggi. Ketika mereka
meneruskan atau melanjutkan permainan susun balok ini – walapun tanpa
intervensi orang dewasa- anak-anak akan menemukan sendiri informasi atau
pegetahuan-pengetahuan baru tentag jenis-jenis balok yang lain, memproduksi
gagasan-gagasan baru juga pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang bisa dan apa
yang tidak bisa, apa yang cocok dan tidak cocok, tepat dan tidak tepat, dan
secara bertahap mereka memperbaiki sendiri teori/konsep yang telah mereka
miliki tentang bangunan tinggi.
Bagaimana guru dapat mengambil manfaat dari permainan itu
untuk mendukung perkembangan kognitif anak? Apa yang bisa dikembangkan setelah
anak berhasil mendirikan “blok bangunannya”? Bagaimana guru dapat membawa
pengalaman bermain sebelumnya menuju pengalaman science yang lebih luas
dan lebih dalam? membawanya ke dalam area matematika, bahasa/komunikasi
dan literasi, dan mempertemukannya dengan standar kompetensi kurikulum?
Membangun Kurikulum Berbasis Permainan Anak.
Guru dapat mengambil manfaat dari tingginya minat dan
keterlibatan aktif anak dalam permainan balok dengan merencanakan sebuah
kurikulum seputar topik ‘struktur bangunan’ dan menghubungkannya dengan
pencapaian kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran menjadi sebuah unit
pengalaman belajar berbasis permainan yang sangat terencana. Untuk bisa
mengerjakan itu, guru:
menyiapkan lingkungan yang dapat menstimulasi
permainan;
sediakan gambar, alat tulis untuk mendokumentasikan
permainan anak, bahan-bahan/alat-alat permainannya.
ciptakan waktu dalam kegiatan harian untuk melakukan diskusi
dan merefleksi permainan yang secara kelompok maupun invidual.
gunakan strategi mengajar yang membantu anak dapat
merefleksi permainannya, dan memancing daya berfikirnya untuk menghubungkan
dengan area kompetensi, science, matematika, sosial-emosional, bahasa,
kesehatan, dll).
Melalui perencanaan pengalaman belajar berbasis permainan
seperti ini, guru telah memberikan pengalaman belajar standar matematika (angka
dan operasional bilangan, geometri, ruang, rumus dan pengukuran) dalam sebuah
pembelajaran yang kontektual dan bermakna. Guru juga bisa mengintegrasikan
pembelajaran bahasa dan literasi dalam permainan balok ini, dengan membantu
anak berdiskusi tentang permainan/bangunan baloknya, juga dengan menyediakan
buku fiksi atau non fiksi dengan topik ‘bagunan”.
Menyiapkan lingkungan yang dapat menstimulasi permainan.
Guru menyiapkan lingkungan yang dapat menstimulasi permainan
‘ balok bangunan’ ini dengan meyediakan dan memasang macam-macam gambar
bangunan yang berbeda-beda baik yang sudah biasa dilihat anak maupun yang tidak
biasa dilihat anak (termasuk “tower”/menara); pasang gambar anak dan foto guru
di masing-masing bangunan karya mereka; dan sediakan beberapa buku fiksi
dan non fiksi dengan topik bangunan. Hal ini akan sangat mendorong anak
mencapai puncak minatnya dalam membangun bangunannya dan akan lebih
memprovokasi diskusi anak tentang bentuk (ukuran, model, karakteristik, bahan
bangunan) dan fungsi dari bangunan. Dengan menciptakan lingkungan yang
mengundang anak untuk segera mewujudkan bangunannya, guru juga akan mendapatkan
anak yang secara individu betul-betul tertarik untuk terlibat dalam permainan
ini dalam konteks topik yang akan dipilih oleh kelompoknya.
Guru memperkenalkan, macam-macam bahan balok dalam permainan
itu termasuk ukuran, bentuk, berat, tekstur dari balok. Guru dengan hati-hati
memasukkan pengetahuan tentang jenis dan macam-macam bahan permainan balok,
balok kayu dengan bentuk dan ukuran, balok dari bahan gabus, balok dari
hardboard, dll Semakin beragam bahan balok yang tersedia, akan semakin memperluas/memperkaya
pengalaman anak dalam membangun bloknya, juga akan semakin banyak
informasi/pengetahuan anak yang dapat diperoleh untuk membangun teori anak
tentang bangunan.
Guru menambahkan aksesoris (bahan tambahan) yang
mungkin bisa gunakan dengan blok yang akan dibangun anak, seperti
orang-orangan, binatang, lampu lalu lintas, pakaian dan topi. Bahan-bahan
tambahan itu digunakan untuk menstimulasi anak membangun blok yang lebih
komplek, mendorong pengalaman kreatifitas, emosi dan kepekaan sosialnya serta
menambah suasana sosio-drama dalam kegiatan membangun bloknya.
Mendokumentasi Pengalaman Bermain
Menggambar dan menulis di lakukan untuk memberikan dukungan
kepada anak untuk mengobservasi/mengamati bentuk fisik blok mereka. Guru juga
dapat memberikan bermacam media agar anak dapat merepresentasikan bloknya.
Misalnya, bila fokus permainan blok ini adalah bangunan “Tower”, guru dapat
memberikan selembar kertas panjang sehingga memudahkan anak untuk menggambar
bangunan tinggi. Guru dapat menempelkannya di tembok (dinding kelas) agar anak
mudah menggunakannya.
Memenempatkan kertas dan spidol disamping bangunan blok,
akan sangat baik dan mengundang siswa berimajinas tentang rencana bangunan blok
yang dibangun bila dibangun sampai selesai.
Mendokumentasikan dengan kamera tidak terlalu berguna,
namun, foto akan sangat berguna saat diskusi kelompok untuk menstimulasi
kemampuan bahasa anak dan memperkenalkan kosa kata yang berhubungan dengan
bangunan, seperti atas, bawah, pintu, dasar/pondasi, atap, tangga dll., sambil
lalu guru mendokumentasikan kosa kata tersebut secara tertulis. Bila fokus
bangunaan adalah “Towers”, foto dapat mendoumentasikan secara permanen,
misalkan tinggi “ tower”. Kegiatan ini juga diperlukan sebagai rekaman
anak, agar dikemudian hari bila anak terlibat dalam permainan blok lagi, dapat
dijadikan sebagai pembanding bagi anak itu sendiri atau kelompok lain.
Berikan tantangan dengan menambahi kelengkapan-kelenkapan
kecil lainnya seperti tutup botol, buah, bunga, tempat sampah dll. Dengan
menggunakan bahan-bahan sekunder lain yang bermacam-macam, akan menghindarkan
anak atau kelompok membangun blok yang sama di setiap kesempatan.
Bahan-bahan itu akan menghasilkan informasi baru dan tentunya ide baru
tentang bagaimana menangani bahan-bahan itu.
Waktu untuk diskusi dan refleksi dari pengalaman bermain.
Seringkali ada waktu singkat anak ada disekolah karena
suatu jadwal anak akan dipulangkan lebih cepat, gunakan waktu-waktu
seperti ini untuk melakukan diskusi dan refleksi terhadap permainan-permainan
yang pernah di ikutinya. Dalam play-based kurikulum, waktu seperti ini
dibutuhkan bagi satu anak atau kelompok untuk bertukar pengalaman kesuksesan
atau tantangan yang di hadapinya saat bermain. Ini juga waktu yang baik bagi
guru membagikan foto, gambar, atau hasil karya kongkrit anak agar pengalaman
itu dapat diungkaplan secara verbal.
Tiga Lelaki Empat Dengan Aku
Aku ingin menulis catatan ini untuk kalian. Syahdan lelaki,
Luftan lelaki dan Nahnu lelaki. Kelak, jika umur kalian telah diijinkan
menggunakan internet, mungkin kalian bisa membacanya. Cerita satu
lelaki lagi, aku, yang kalian kenal sebagai ayah, bapak atau suami dari istri,
ibu kalian.
Aku ingin bercerita kepada kalian bukan tentang orangorang
yang tibatiba bahagia, tibatiba kaya, tibatiba mampu merubah kesusahan menjadi
kesuksesan, ketiadaan menjadi keberlebihan. Aku bukan ayah kaya seperti kalian
semua tau. Bukan ayah yang baik seperti kalian mungkin dengar. Tetapi ceritaku
hanyalah sesuatu yang mungkin kau bisa belajar dari situ, sebagai bekal kalian
menghadapi persoalan yang tentunya lebih rumit daripada dulu aku seusia kalian.
Kalian hidup dalam rimba raya materialistik yang jika kalian tak siap, kalian
hanyalah sampah dari hidup ini, kesana kemari terbawa iklan televisi,
kehilangan jatidiri kalian sesungguhnya diciptakan, sebagai manusia.
Tiga lelaki! aku ingin memulainya dengan ini:
Tantangan pertama justru bukan darimana, tetapi dari ibuku
sendiri. Tak seperti kebanyakan cerita-cerita di TV, bahwa seorang anak miskin
yang punya cita-cita mendapat dorongan orangtua yang rela mengorbankan apa saja
demi anakanak mereka tetap bisa sekolah. Dan yang terjadi padaku adalah seorang
anak yang mengantungkan citacitanya setinggi langit, tetapi ibuku melarang aku
ke sekolah. Bukan karena ibuku tak sayang, tetapi tak tau apa yang harus
dikorbankan, apa yang bisa di jual dirumah yang bukan milik sendiri, dan
kosong.
Memperoleh nilai terbaik di SD, bukan jaminan bisa
melanjutkan sekolah ke SMP. Ibu melarangku saat itu karena yang ibu tau,
sekolah adalah mahal dan mewah, milik hanya sebagian orangorang atasan
perusahaan perkebunan (PTP). Tentu itu bukan aturan tertulis, tetapi isu itu
betulbetul ada, kuat bahkan melekat di hati ibu.
Di hari pendaftaran SMP, aku "berseliweran" di area
pendaftaran sekolah. Aku hanya bisa berharap seseorang membawa uang lebih dan
memanggilku untuk ikut mendaftar. Tak ada. Tak satupun. Semua orang tua dan
calon siswa membawa uang pas - mungkin. Di hari kedua pendaftaran, aku tak ingat
lagi, siapa yang mendaftarkan aku di situ, mungkin Retno, Deasy, atau Arman.
Mereka bertiga teman SDku yang juga mendaftar ke SMP itu. Tapi yang jelas,
mereka bertiga adalah anakanak pejabat perkebunan, anakanak yang kenal ibuku
karena ibu bekerja di rumah-rumah mereka. Mencuci bajunya, menyiapkan
sarapannya, menggendong adik-adik mereka yang masih balita, mengkilapkan lantai
rumahnya dan membawakan belanjaan mereka. Ibu bekerja disitu. Ibuku babu. Itu
tahun 1985. Tahun pertama kali digunakan Danem (Daftar Nilai Evaluasi Belajar
Tahap Akhir Murni) sebagai seleksi masuk SMP.
“Sekolah sambil mencari biayanya.” Itulah yang ada di
kepalaku, setelah melihat di papan pengumuman seleksi masuk SMP, aku diterima.
Bagaimana caranya? Bekerja apa? Bisa apa? Sekecil aku? Aku juga menjawab tak
tau. Pokoknya diterima dulu. Soal biaya aku akan berbicara kepada pihak
sekolah, semacam "mohon ampun" untuk tidak ditarik dulu, sampai ada pekerjaan
sepulang sekolah.
Dugaanku meleset. Di hari pertama memang tak ada tarikan
uang, tetapi seragam sekolah dan sepatu hitam polos harus ada. Dan ternyata
wajib dengan sendirinya walau tak ada tulisan seperti itu di sekolah. Bila
tidak, maka aku akan mirip 'mahluk aneh' di tengah-tengah ratusan anak
berpakaian seragam biru putih sepatuh hitam yang masih berbau khas toko. Hari
pertama sekolah terpaksa tak bisa kuikuti. Hari itu aku gunakan berkeliling ke
teman-teman mencari pinjaman seragam. Hari kedua aku sudah berhasil ada di sekolah
dengan sesuatu yang semuanya kebesaran. Ya, Semuanya kebesaran, baju, celana,
sepatu, kaos kaki dan tas. Sedikit tak sedap di pandang guru dan teman sekolah,
jadi tertawaan setidaknya teman bangku sebelah.
Aku ingin mengecilkannya semua itu, tetapi bukan kepada
penjahit karena semua ini jelas-jelas bukan milikku. Aku mencari dan berusaha
sekuat tenaga menemukan apa yang paling besar, terbesar didiriku agar semuanya
nampak kecil. Jika ada yang paling besar, maka yang lain akan nampak kecil.
Dibangku kayu itu, di ruang kelas itu, aku melamun sambil mendengarkan Pak
Mistono, seorang guru dengan cukuran kumis jenggot tak rapi, memberi ceramah P4
(Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila), kutemukan sesuatu yang paling
besar kubawa, yang terbesar bersama diriku di sekolah itu, dan itu adalah niat
dan semangatku menyelesaikan sekolah sampai kepada tingkat tertinggi di bumi
ini.
Entah kenapa, tiba-tiba semuanya nampak kecil. Seragam dan
uang sekolah adalah persoalan kecil. Kekecilan bahkan. Terlalu kecil dibanding
dengan semangat ini, dengan niat ini.
Tiga lelaki! aku sambung kapankapan lagi.
Jember, 18 Juni 2012
Hari pendaftaran sekolah, hari tiga lelaki diidaftarkan
sekolah. Syahdan SMP. Luftan SD. Nahnu KB.
Semoga menginspirasi.
Adalah Umar
- Adalah Umar, yang menetapkan peristiwa Hijrah, sebagai tahun 0 Islam. Ini pandangan luarbiasa dan cemerlang. Beliau tdk menggunakan hari kelahiran Nabi atau wahyu pertama, tetapi lebih memilih menjadikan momentum Hijrah sebagai titik awal sebuah pencapaian visi agama ini.
- Yastrib -kelak berganti nama Madinah yg berarti "kota sang nabi"- berbeda dgn Mekkah. Madinah yg terletak sekitar 250 km ke arah utara Mekkah adalah daerah pertanian, sedangkan Mekkah adalah kota niaga, kota bisnis yang luas. Dan dagangan mereka yang terbesar dan bergensi waktu itu adalah Agama, setidaknya sampai sumber minyak bumi di temukan pertama kali.
- Mekkah sebagai kota industri pariwasata (bisnis kunjungan wisata agama), merasa terancam dengan apa yang di kabarkan Muhammad. Bisnis penginapan, bar, katering, toko-toko, prostitusi, perjudian, tempat mabuk dan bisnis2 yang sejenis adalah sumber yang membawa kekayaan bagi orang2 Mekkah. Dan hukumnya selalu seperti ini: Siapa saja yang mengganggu kenikmatan ekonomi atau sumber kekayaan harus di musnahkan.
- Ingat! bahwa orang-orang yang Yahudi juga menghormati Baitullah sebagai tempat suci Ibrahim. Mereka adalah keturunan Ishak, anak Ibrahim dari istri petamanya, Sarah.
- Kemudian orang-orang Yahudi memutuskan untuk tidak kembali melakukan perjalanan ke Mekkah, disebabkan orang-orang Mekkah (keturunan Ismail, anak ibrahim dari istri keduanya, Hajar) meninggalkan apa yang diajarkan oleh Ibrahim tentang monotheis, percaya kepada satu Tuhan.Saat itu, Mekkah di banjiri oleh ratusan kuil dan dewa-dewa kafir mereka, Hubal, Manat, Allat, Al-Uza dan Fals. Sebenarnya, kuil-kuil, patung2 itu bukan orang Mekkah yang membuat, tetapi adalah para peziarah (tentunya bukan Yahudi) yang meletakkannya di sekitar Baitullah. Orang Mekkah sendiri mengganggap, 'ah biarkan saja, yang penting bisnis ini semakin menguntungkan.' Semakin banyak orang yang yang berwisata ke Mekkah, semakin meningkat pula sumber ekonomi yang dapat di nikmati oleh bos-bos Mekkah.
- Pada suatu malam di Bulan September tahun 622, pembunuhan Muhammad direncanakan. Nabi telah mendengar rencana itu. Pada malam itu Beliau dan Abu Bakar menyelinap pergi ke gurun pasir, dan Ali yang berbaring di tempat tidur Nabi untuk mengecoh lawan. Calon pembunuh itu melepaskan Ali. Rencana pembunuhan itu gagal total. Kemudian, Mereka mengirim regu pencari dan munculah legenda tentang laba-laba yang melindungi Nabi dan Abu Bakar dalam persembunyian di sebuah gua di sekitar Mekkah. Kenapa sih harus membunuh Muhammad? apa yang terancam, padahal Mekkah sudah begitu kosmopolitan? Apalagi alasannya, kalau bukan masalah ekonomi. Orang-orang Mekkah menikmati bisnis pariwisata religius. Jika gagasan tentang "satu Tuhan" ini menyebar luas, siapa kemudian yang akan mengunjungi kuil-kuil? siapa yang akan mengunjungi Dewa Hubal, Mannat, Allat, Al-Uza, dan Fals? Bagaimana bisnis penginapan mereka, katering, bar, perjudian, prostitusi, dan usaha2 sejenis? Ironisnya, sampai dengan hari ini, justru jutaan orang dari seluruh penjuru bumi mengunjungi Mekkah setiap tahunnya, dan menjadikannya itu sebagai pertemuan tahunan terbesar di muka bumi ini.
Langganan:
Postingan (Atom)