Beberapa Catatan Sejarah Islam
- Sarah berusia 76 tahun saat mngizinkan suaminya Ibrahim, 85
tahun, menikahi budaknya asal Mesir, Hajar. Perasaan cemburunya menjadikan
Hajar sebagai sasaran segala kemarahan Sarah. Dan Hajar hanya bisa mengadukan
semua itu kepada Tuhannya, hingga Tuhan mengutus seorang malaikat untuk
mengabarkan bahwa Tuhan akan menjadikan keturunan mereka menjadi tak terhitung
jumlahnya. Malaikat itu juga berkata kepada Hajar, " Berbahagialah, kamu
akan segera dikaruniai seorang anak, namailah Ismail, karena Tuhan telah
mendengar penderitaanmu." Ketika Bayi itu Lahir, Ibrahim memberinya nama
" Ismail" yang berarti " Tuhan telah mendengar".
- Di kisahkan juga di Kitab Kejadian (Genesis) bahwa Ibrahim
tidak memiliki anak dan tak ada harapan untuk bisa memilikinya. Pada suatu
malam, Tuhan menyuruhnya keluar dari tenda dan Tuhan menyuruhnya untuk
menghitung bintang-bintang di langit jika ia sanggup. "Sebanyak itulah
keturunanmu nanti."
- Lima belas tahun kemudian, saat Ibrahim berusia 100 tahun
dan Sarah 90 tahun, firman Tuhan datang lagi kepada Ibrahim bahwa Sarah akan di
karunia keturunan dan mesti diberi nama Ishaq. Dari sinilah, banyak cerita
dunia di mulai. Ismail-Ishaq. Dua aliran spiritual besar, dua agma, dua dunia
Tuhan, dua lingkaran, dan tentunya dua pusat.
- Karena khawatir Allah mengurangi kasih sayang-Nya kepada
Ismail setelah kelahiran Ishaq, Ibrahim berdoa seperti ini: " Semoga
Ismail hidup dalam Hidayahmu-Mu, Ya Allah!" Allah menjawab, " Aku
mendengar doa'mu tentang Ismail. Tenanglah! Aku akan merahmatinya,
menjadikannya ia pemimpin suatu bangsa besar. Tetapi Kehendak-Ku tentang Ishaq
telah Kutetapkan, Sarah akan melahirkan tahun depan.
- Dan benar, lahirlah Ishaq. Dan sejak inilah keturanan
Ibrahim tidak satu bangsa, tetapi dua bangsa besar, dua adikuasa, dua spiritual
besar yang tidak mengalir bersama tetapi menempuh jalannya masing-masing.
- Api cemburu itu mendapatkan tempatnya. Tepat, ketika Ishaq
disapih (Sarah sendiri yang menyusuinya), Dimintanya Ibrahim untuk mengusir
Hajar dan Ismail dari rumahnya. Dan mereka sungguh pergi dari tempat tinggal
itu, ke suatu tempat, suatu lembah tandus di Arabia, sekitar 40 hari perjalanan
onta di sebelah selatan Kanaan. Lembah itu bernama Bakkah.
- Hajar sangat khawatir dengan keselamatan Ismail. Sang ibu
mencari pertologan tetapi tak seorangpun disana. Bolak balik Hajar melintasi
jalan yang sama sampai tujuh kali. Pada saat ia kelelahan, malaikat menemuinya.
Kemudian, gundukan pasir tersentuh tumit Ismail memancarkan sumber mata air
menakjubkan: Zamzam.
- Dalam Kitab Kejadian, di kisahkan seperti ini: "Dan
Allah mendengar suara bayi itu dan mengutus malaikat surga menemui Hajar dan
berkata: 'Apa yang membuatmu susah, Hajar? Jangan takut! Tuhan telah mendengar
suara bayimu di tempat ia berbaring. Bangkit dan angkatlah bayimu dan
gendonglah dengan tanganmu, Dia akan menjadikannya pemimpin bangsa besar.' Dan
Tuhan membuka matanya, dan Hajar menyaksikan mata air yang menakjubkan."
- Kitab Kejadian di wahyukan kepada Ishaq dan kelak
keturunannya. Sarah melahirkan Ishaq, Hajar melahirkan Ismail. Kitab itu
menuturkan tentang Ismail seperti ini: "Dan Allah bersama sang bayi; dan ia
tumbuh dan tinggal di dalam hutan belantara dan menjadi seorang pemburu
(pemanah)."
- Diriwayatkan bahwa Ibrahim hidup 75 tahun lagi semenjak
waktu tiba Hajar dan Ismail di Bakkah. Ibrahim diberi petunjuk oleh Allah untuk
menemukan Hajar dan Ismail dan membangun Rumah Suci disekitar Zamzam. Bangunan
itu disebut Ka'bah, "kubus", yang menunjukkan empat arah mata angin.
- Sebenarnya benda paling suci disitu adalah sebongkah
batu yang diriwayatkan dibawa Jibril kepada Ibrahim dari suatu tempat dekat Abu
Qubassy. Sekarang, batu itu terletak di salah satu sudut Ka'bah.
- Ketika Hajar bertemu kembali dengan Ibrahim,
diceritakanlah penderitaannya, kisah-kisahnya saat mencari pertolongan, dan
kemudian Ibrahim menjadikannya sebagai ritus ibadah haji, belari-lari kecil
dari Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali.
- Tak lama setelah pertemuannya kembali dengan Hajar dan
Ismail dan membangun Rumah Suci, Ibrahim mendambahkan padang pasir yang subur,
yang ditumbuhi gandum dan jagung. Di Kanaan, Ibrahim berdo'a seperti ini,
"Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian kerurunanku di
lembah yang tidak mempunyai tetumbuhan, di dekat Rumah-mu (Bait Allah) yang di
hormati. Ya Tuhan, hal itu agar mereka mendirikan salat, maka jadikanlah hati
sebagian manusia untuk untuk cenderung kepada mereka dan limpahkan rezeki
berupa buah buahan, mudah mudahan mereka bersyukur."
- Doa Ibrahim di kabulkan. Kunjungan Jamaah Haji ke
Baitullah terus meningkat dari seluruh Jazirah Arab dan sekitarnya, menjadikan
perjalanan haji sebagai sumber ekonomi penting disana, waktu itu bahkan sampai
sekarang. Bukan hanya lagi buah buahan seperti doa Ibrahim, tetapi juga
industri hotel, transportasi, restoran, industri perjalanan, pemandu wisata
dll.
- Ketika Ka'bah menjadi ikon ekonomi melalui karunia yang
diberikan oleh para jamah haji, cerita selanjutnya pasti seputar bagaimana
tempat ini bisa dijaga, dirawat, dikabarkan, dipromosikan dan tentunya
dikuasai, menguasai. Pada saat itu, keturunan Ishaq (yahudi) juga melakukan
perjalanan haji ke Baitullah, mereka menghormati Baitullah sebagai tempat suci,
tempat beribadah kepada Allah, yang didirikan oleh Ibrahim.
- Seringkali bahasa reklame melampaui batas rasional
berfikir. Janji janji pahala yang berlipat lipat yang dikabarkan menjadikan
antusias para jamaah haji yang membawa pulang batu batu di sekitar Baitullah
untuk dilakukan ritual penghormatan memuliaka n di tempat asal para jamaah.
- Baitullah juga bertetangga dengan tempat kaum pagan
penyembah berhala. Kemudian para jamaah haji itu membawa berhala ke Makkah dari
kediaman mereka dan ditempatkan di sekitar Ka'bah. Dan inilah yang menyebabkan
Keturunan Ishaq (Yahudi) berhenti mengunjungi Baitullah, Rumah Suci yang
dibangun Ibrahim. (sampai nomor ini Islam belum lahir)
- Kaum penyembah berhala mengklaim bahwa berhala adalah
media perantara manusia dengan Tuhan. Dengan demikian, Tuhan menjadi jauh dan
tidak langsung, mereka lupa darimana dunia ini dan akhirnya mereka tidak
meyakini kehidupan setelah kematian.
- Pertama kali, adalah Orang-orang Jurhum yang datang dari
Yaman, mengangkat diri mereka sendiri sebagai penguasa Makkah. Ketururunan
Ibrahim setuju saja karena istri kedua Ismail berasal dari Jurhum. Namun,
akhirnya mereka melakukan kesewenang-wenangan hingga mereka diusir dari Makkah.
- Posisi kekuasaan kemudian diambil alih oleh Orang2
Khuza'ah, keturunan Ismail juga, yang berimigrasi ke Yaman. Warisan leluhur
mereka, sumur Zamzam telah dilupakan bahkan sudah tak tau lagi dimana ia.
Sumur-sumur baru di gali, air keluar dimana-mana. Orang2 ini sudah tak percaya
lagi tentang kisah Hajar, Ismail, dan mata air Zamzam.
- Tak banyak diceritakan bagaimana pertemuan dua
bersaudara Ismail dan Ishaq, pasca Hajar dan Ismail meninggalkan rumahnya dan
membangun Makkah, baik di AlQuran (kelak) maupun di Kitab Kejadian. Hanya
disebutkan disana (Kitab Kejadian) bahwa mereka berdua yang memakamkan ayahnya,
Ibrahim di Hebron.
- Penguasaan atas Baitullah oleh kaum Khuza'ah, akhirnya
juga melakukan tindakan yang sama seperti penguasa sebelumnya:
Kesewenang-wenagan. Puncaknya, dalam perjalanan pulang dari Syiria, pimpinan
Kaum itu meminta berhala besar, Hubal, milik suku Moabit untuk ditempatkan,
dipajang di ka'bah sebagai pemimpin dari berhala-berhala lainnya yang sudah ada
di Mekkah.
- Penguasaan atas Baitullah berurutan seperti ini: Dari
Kaum Jumhur ke Kaum Khuza'ah kemudian ke Kaum Qurais. Semua kaum ini adalah
keturunan Ismail. Dari kaum Qurais ini, kelak akan dilahirkan seorang yang tak
diketahui nama kecilnya, membawa wahyu, mengabarkan tentang cinta, membumikan
agama Ibrahim leluhurnya, pemberani sekaligus lembut, pengasih sekaligus tegas:
Muhammad.