21 Januari 2011

Bagi Saja Menjadi Dua (bagian 2)

dia bukan orang jawa, tetapi dialah orang yang di catat dalam nagarakretagama, beberapa serat dan prasasti menentukan sejarah jawa.

begini ceritanya:

kira-kira berumur 17 tahun, pemuda ini berangkat dari bali untuk menikahi dua putri sekaligus, sri dan laksmi, putri pamannya, raja medang, dharmawangsa. Pemuda itu adalah putra raja udayana, raja bali, dari permaisuri mahendratta, adik dharmawangsa.

namun, malam pernikahan itu tak seindah yang dibayangkan. malam itu adalah malam petaka. saat orang-orang menikmati kerasnya arak, gamelan yang menghentak, aneka warna kue istana dan wanita-wanita yang mempesona, kerajaan sriwijaya meyerang keindahan malam pertamanya. malam itu dilukiskan dalam beberapa serat, tanah jawa berubah menjadi lautan darah. sang raja, dharmawangsa dan  hampir semua pejabat istana termasuk patih, menteri-menteri dan permaisuri, tewas. pralaya (malapetaka) ini terjadi pada 928 tahun saka atau sekitar tahun 1006.

pemuda itu dan kedua istrinya memang tak sempat lagi memikirkan malam pertamanya. namun atas bantuan mpu narotama dan beberapa pengawal, pasangan pengantin itu lolos dari sergapan tentara sriwijaya dan sekutunya. mereka bersembunyi di sekitar gunung prawitra (penanggungan) dan untuk bertahun-tahun lamanya mereka menyusun kekuatan untuk merebut kembali kerajaan mertuanya.

di sekitar gunung ini, pemuda itu membuktikan kehebatannya dengan membangun kota baru bernama: watan mas. dibangunnya kota itu dalam hanya sekitar tiga tahun. rakyat mendukungnya dan memintanya untuk kembali membangun kerajaan dharmawangsa. seiring dengan melemahnya kerajaan sriwijaya, dia semakin leluasa menaklukkan musuh-musuhnya dan dengan sendirinya ingin menaklukkan seluruh jawa.

kemudian kota dan kekuasaan dipindahkannya ke kahuripan (sekitar sidoarjo), kemudian dia dikenal sebagai raja kahuripan dengan gelar Sri Maharaja Rakai Halu Sri Dharmawangsa Airlangga Anantawikramottunggadewa, atau raja airlangga, yang bertahta sejak tahun 1009. 

airlangga begitu dicintai rakyatnya. raja ini mengajarkan toleransi kehidupan beragama (hindu syiwa dan buddha). dia membangun sri wijaya asrama pada tahun 1036, dan setahun kemudian  membagun bendungan waringin sapta untuk mencegah banjir, memperbaiki akses jalan, membangun tempat-tempat peribadatan dan memperbaiki pelabuhan hujung galuh di hulu kali brantas (dekat surabaya sekarang). pada tahun ini juga, mpu kanwa menulis arjuna wiwaha yang di adaptasi dari epos mahabharata, yang merupakan kiasan kisah airlangga dalam menaklukkan musuh-musuhnya. 

dan malam petaka itu terkenang dalam prasasti pucangan (calcutta stone), sebagai malam pesta perkawinan berdarah. pengantin yang lolos dari terkaman musuh kemudian berhasil menjadi raja yang di cintai rakyatnya. pemuda itu, airlangga, yang namanya mempunyai arti 'air yang melompat', lahir pada tahun 990, akan segera berhadapan dengan masalah klasik kekuasaan: suksesi.

permaisuri melahirkan seorang putri, sanggramawijaya tunggadewi, sebagai pewaris tahta kerajaan kahuripan. namun, sejarah mencatat, sang putri mahkota tidak tertarik dengan kehidupan politik istana dan lebih memilih untuk menjadi seorang pertapa yang kelak di kenal dalam legenda 'dewi kili suci dan gunung kelud'.

airlangga bingung, berjalan berputar-putar di taman istana dari pagi sampai pagi lagi. dipegangnya kepala berkali-kali, melamun, menerawang lagit dan berjalan lagi, dipegangnya kepalanya lagi. pewaris syah kerajaan menolak bertahta. sedang kedua putra yang di dapatkan dari para selir bersaing berebut singgasana. airlangga memanggil penasehat kerajaan, mpu bharada, mengutusnya ke bali untuk mengabarkan bahwa salah satu putrnya akan berkuasa di pulau itu, mengingat airlangga adalah keturunan raja bali. namun, bali menolah mentah-mentah.

tak ada pilihan lagi. pada suatu sore yang mendung di ahir bulan november tahun 1042, airlangga mengatakan dengan tidak lembek, "bagi saja menjadi dua". dipanggilnya mpu bharada untuk menetapkan perbatasan antara bagian barat dan timur. peristiwa ini di kabarkan dalam Serat Calon Arang  dan Nagarakretagama. terbentuklah dua kerajaan baru. kerajaan barat disebut kerajaan panjalu atau kadiri atau kediri yang berpusat di kota baru, Daha, diperintah oleh sri samarawijaya. sedangkan kerajaan timur disebut kerajaan jenggala berpusat di kota lama, kahuripan, diperintah oleh mapanji garasakan.

kemudian airlangga meninggalkan semua yang telah dibangunnya. dia menjalankan kewajiban suci untuk mengahiri hidupnya. dia bertapa menjadi pendeta, kemudian menghilang tak diketahui pasti tahun wafatnya, kemudian perang saudara mengancam pecahan kerajaannya.

catatan:
dalam prasasti pamwatan (bertahun 1042), sesungguhnya kota daha sudah ada sebelum kerajaan kadiri berdiri. Daha merupakan singkatan dari dahanapura, yang berarti kota api. sehingga ada kemungkinan bahwa kerajaan kahuripan telah berpindah ke daha sebulan peristiwa pembagian.


17 januari 2011
ruang pokja PSG smk negeri 1 jember