Bagian 1: kepercayaan diri dari siswa dalam proses belajarnya.
PDS (Percaya Diri Siswa) adalah kepercayaan atau keyakinan siswa pada kemampuannya untuk dapat memahami atau mengerti pelajaran yang akan diberikan guru, kepercayaan untuk dapat mengerjakan tugas-tugas dari guru, kebersediaan menghadapi tantangan, juga kebersediaan siswa untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya. Siswa yang mempunyai kepercayaan diri positif, cenderung akan mendapatkan hasil yang lebih baik. Mereka akan lebih antusias, berusaha keras, optimis, dan menikmati kehidupan sekolahnya.
Oleh karena itu PDS merupakan hal mendasar yang dapat menentukan keberhasilan belajarnya. Berikut ini adalah tiga tip meningkatkan PDS.
1. Jangan biarkan siswa terperangkap dalam pikiran negatif pada dirinya sendiri.
Seringkali, ketidakpercayaan siswa terhadap kemampuan dirinya dikarenakan mereka terjebak atau jatuh ke dalam “perangkap” pikiran-pikiran negatif tentang diri mereka sendiri.
Perangkap itu antara lain:
- Selalu melihat sisi negatif dari pada sisi positif dari diri mereka sendiri.
- Itu tidak mungkin, mustahil.
2. Dorong kepercayaan diri siswa dengan membagi tugas-tugas sekolah kedalam beberapa bagian kompetensi.
Hal ini saya anggap adalah bagian penting dari cara-cara meningkatkan motivasi belajar di dalam kelas. Siapapun siswa itu, masing-masing siswa harus pernah melewati pengalaman berhasil. Pengalaman berhasil inilah yang akan mendorong siswa mencapai keberhasilan berikutnya. Pengalaman ini akan menumbuhkembangkan kepercayaan terhadap dirinya. Pengalamam berhasil ini akan memberikan rasa antusias untuk menghadapi pengalaman belajar selanjutnya. Apa yang bisa dilakukan guru?
- Membagi satu kompetensi kedalam beberapa sub kompetensi. Jika dirasa perlu, bagilah sub kompetensi menjadi beberapa sub-sub kompetensi.
- Hargailah setiap potongan-potongan keberhasilan itu sebagai keberhasilan siswa. Pujilah dengan tidak berlebihan, ucapkan kata salut agar siswa terdorong mendapat tugas yang lebih menatang.
Hal lain yang sering saya lihat di dalam kelas adalah cara pandang siswa terhadap apa itu keberhasilan, apa itu kesuksesan belajar. Tidak jarang saya mendapat jawaban bahwa mereka tekurung dalam terminologi, keberhasilan belajar itu adalah menjadi yang ‘ the best’ di dalam kelas, peringkat satu di dalam kelas ‘best of the best’, meninggalkan atau mengalahkan siswa lainnya.
Guru harus memberikan pemahaman kepada mereka, bahwa keberhasilan belajar bukan sekedar seperti itu tetapi jauh.. jauh.. jauh.. jauh... lebih luas dari itu. Apa itu? Tunjukkan kepada siswa bahwa keberhasilan itu juga termasuk kemampuan siswa berproses, meningkatnya skill (keterampilan), meningkatnya kemampuan diri dari sebelumnya, keberhasilan mengetahui atau memahami sesuatu yang baru, terampil dalam dalam memecahkan masalah, kerberhasilan bersosialisasi dalam kelompok , keberhasilan menemukan cara belajarnya yang efektif. Cekatan, cepat tanggap, rasa peduli, perhatian juga adalah keberhasilan.
Dan hal penting, ingin saya tulis dengan huruf kapital dan tebal: MOTIVASI DAPAT DI PELAJARI DAN DAPAT BERUBAH. JANGAN SEKALI-KALI MELABEL, ANI ANAK YANG TERHEBAT, ALI YANG TERMALAS, LAINNYA TERGANTUNG ANGIN.
Semoga menginspirasi.
Jember, 27 Januari 2011
Di Pasar Loak Gebang, sambil menunggu jahitan sepatu.